Seminggu lebih berlalu dengan damai untuk Raven, tidak ada masalah yang datang menghampiri ataupun sekedar peristiwa aneh yang terjadi.
Setidaknya untuk beberapa saat lalu.
"Jangan pasang muka bodoh itu!" Draco berteriak kesal sembari menggeram pelan. "Bagaimana bisa sapu terbangku hilang?! Kamu! Kenapa sapu itu bisa bisa ada padamu?!"
"Aku―"
Draco menatap wajah Raven dengan marah. "Kamu memakai sapuku! How can you use my flying broomstick?!"
"Begini―"
"You! You disgusting Mudblood!"
Hening seketika di sekitar mereka. Draco yang hampir meledak langsung menyeringai senang melihat gadis didepannya yang hanya menundukkan kepala seperti akan menangis.
"Sapumu di arena Quidditch, dasar arogan!"
Draco tersentak kaget saat orang di depannya membentaknya dengan keras, bahkan Draco sampai mundur selangkah karena kaget.
"Baiklah aku jujur tidak sengaja, tapi sungguh, aku ingin mengembalikannya padamu jika sempat." Raven menjelaskan sedikit memelas supaya laki-laki di depannya ini mau mengerti.
"Dan kenapa tidak kamu kembalikan?" Tanya Draco sinis.
"Yah, kamu kan sedang kelas. Lagipula juga, kenapa kamu harus khawatir, jika hilang tinggal beli baru. Itu saja susah. Ayahmu kan punya banyak uang."
"Kamu―"
Raven segera menutup mulut Draco sebelum anak itu semakin banyak bicara.
"Dasar cerewet. Diam dulu."
Draco membulatkan matanya dan menepis tangan Raven dari mulutnya. Dia sesekali membersihkan bibirnya seakan jijik tangan gadis itu menyentuhnya. Sedangkan Raven kembali berdiri, menunggu Draco selesai dengan urusannya.
"Kalau begitu, cepat kembalikan! Aku harus pergi."
Gadis itu memutar bola matanya jengah dan memanggil sapu terbang Draco. Dari kejauhan sapu terbang itu langsung datang dan mendarat di tangan Raven dengan baik. Draco hanya diam saat gadis di depannya memeriksa sapu terbang itu.
"Well, ini." Katanya sambil memberikan sapu itu yang dirampas secara kasar oleh Draco.
"And?"
Dahi Raven mengernyit heran.
"And what? Sudah ku kembalikan sapumu." Tiba-tiba saja Raven ber-oh mengerti maksud ucapan Draco.
"Oh ya, sorry. Satisfied?"
"Heh. Lain kali jangan sembarang, darah kotor." Kata Draco kasar dan berlalu meninggalkan Raven yang ikut menatap sinis laki-laki blonde satu itu. Sifatnya benar-benar bisa membuat orang emosi.
"Nyenyenye," ucap Raven dan berlalu pergi dari sana dengan wajah cemberutnya menuju common room Ravenclaw yang disambut dengan teriakan panik Evelyn yang menghampirinya.
"Loh, Foxie hilang?" Kaget Raven saat Evelyn datang dan mengatakan rubahnya itu menghilang. "Kok bisa? Padahal dia itu sangat pemalas untuk keluar dari ruang rekreasi."
"Dia sama pemalas nya denganmu." Ujar Evelyn yang dibalas tatapan keberatan oleh Raven. Tadi Draco, sekarang Evelyn selanjutnya siapa hah?
"Ah sudahlah! Bantu aku cari Foxie terlebih dahulu."
Selagi Evelyn mencari di dalam kastil dengan Helena yang ikut membantunya, Raven sendiri akan mencari di luar kastil. Dia mencari dimana-mana tapi tidak menemukan rubah kesayangannya itu. Rasa lelah mulai menghampiri Raven yang sudah mencari dari tadi, dia akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Hagrid, tempat terakhir yang belum dia kunjungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐓𝐂𝐇𝐄𝐑
Hayran Kurgu[Harry Potter Fanfiction] BAHASA INDONESIA Menyadari bahwa dirinya masuk ke dalam sebuah cerita fiksi, Raven membulatkan tekadnya untuk tidak akan ikut campur agar tetap membuat jalan cerita berjalan seperti seharusnya. Tapi lama-kelamaan, Raven se...