Bab 21. Ketahuan

68 13 0
                                    

Sekarang semua anak-anak Amato mengerjakan tugasnya dengan baik, walaupun terkadang mereka mengeluh karena lelah dengan keadaan.

Terutama Solar dan Blaze yang memang tidak suka diperbudak. Yang ada mereka itu sukanya memperbudak.

****
Saat sepulang sekolah, Blaze menemukan selebaran tentang tinju bebas yang hadiahnya puluhan juta, Blaze yang memang sudah lama tidak sparing, merasa tertarik dengan selebaran itu. Apalagi dia yakin jika dia menang dia bisa mendapatkan hadiah dan bisa melunasi hutang keluarganya, pada Kaizo.

Malam harinya, Blaze meminta ijin pada saudaranya untuk mengikuti kompetisi itu, awalnya Gempa melarang, jika Ayahnya dan Halilintar tahu Blaze melakukan hal semacam ini, mereka pasti akan sangat marah.

"Blaze, sebaiknya kamu jangan pergi, kalau Kak Hali dan Ayah tahu mereka pasti akan marah" Ucap Gempa.

"Mereka pasti nggak akan marah kalau gue menang" Ucap Blaze.

"Iya itu kan kalau lo menang, kalau lo kalah, nyawa lo melayang" Ucap Ice.

"Iya Kak Blaze, lagian lo tahu sendiri kan kita ini dijaga ketat dan dilarang keluar malam. Ide lo uang ini cuma bakal nambah masalah untuk kita semua" Ucap Solar.

"Iya benar apa kata Solar, emangnya Kak Blaze berani minta ijin sama anak buahnya Kak Kaizo buat pergi dari sini?" Tanya Thorn.

"Gue nggak perlu minta ijin, gue ini kan bukan anak polos, gue itu juaranya bolos, kalau kabur pasti selalu lolos" Ucap Blaze.

"Tapi hati-hati, pulang-pulang lo bisa kena jontos" Ucap Taufan menambahkan.

****
Malam harinya, tepat pukul 12 kurang 20 menit. Blaze mencoba untuk keluar secara diam-diam, ternyata semua orang sudah tidur termasuk penjaga yang ditugaskan menjaga mereka agar tidak kabur.

Saat Blaze sedang menutup pintu gerbang secara perlahan, rupanya Bram, anak buah kepercayaan Kaizo, melihat Blaze melarikan diri. Bukannya mengejarnya dia malah memilih untuk segera menghubungi Kaizo.

"Halo Bos, maaf mengganggu malam-malam, tapi sepertinya salah satu dari mereka ada yang kabur, bagaimana menurutmu, apa aku harus menangkapnya, atau membiarkannya.

'Ikuti dia, cari tahu dia akan pergi kemana, tapi jangan sampai ketahuan. Lalu setelah itu laporkan padaku, dan kirim sharelocknya' Ucap Kaizo lantas menutup panggilan telepon.

****

Bram mengikuti Blaze, hingga akhirnya Blaze masuk ke dalam sebuah tempat. Bram begitu terkejut karena Blaze malah masuk ke tempat bertanding MMA.

Blaze memang berencana datang kemari saat tengah malam. Dia telah mendaftarkan dirinya lewat online tadi siang.

Blaze kini sedang mengganti pakaiannya, dan setelah itu dia mulai melakukan pemanasan. Bram terkejut bukan main, karena ternyata Blaze , akan melakukan pertandingan MMA.

Awalnya, Bram tidak begitu peduli, namun saat melihat lawan Blaze yang naik ke atas ring. Mata Bram terbelalak, Blaze akan melawan manusia yang bahkan 2 kali lipat lebih besar dari tubuhnya.

Kali ini Bram benar-benar bingung, apa yang harus dilakukannya sekarang, dia memang sudah mengirim sharelock pada Kaizo. Namun Kaizo tentu belum bisa sampai secepat itu.Kini Bram hanya bisa terdiam melihat pertandingan yang berlangsung.

Blaze bertarung dengan sekuat tenaga, dia berhasil melayangkan pukulan-pukulannya dan menendang lawannya itu. Namun orang itu masih belum bisa dikalahkan. Justru malah dia uang kini kehabisan tenaga.

Saat orang itu hendak menginjak dada Blaze yang kini telah terkapar di lantai. Seseorang menghalangi dan mengangkat kaki orang itu, dan mendorongnya cukup keras.

Blaze lantas bangkit dari lantai, menatap orang dihadapannya dengan tatapan tajam

"Apa yang kau lakukan, aku hampir saja menang tadi" Ucap Blaze emosi.

"Heh, mimpi, kau itu bukannya hampir menang tapi hampir mati, kalau saja aku tidak menolongmu tadi entah apa yang akan terjadi" Ucap Kaizo, dengan begitu tenang.

Iya, rupanya Kaizo lah yang telah menolong Blaze tadi.






Happy reading ya guys

Makin kesini makin malam aja ya Author update

Iya deh nggak papa, yang penting nggak hiatus kan? Hehe

See You 👋😁

The Devil Boys Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang