Sasuke sedikit berlari ketika ia memasuki sebuah restaurant BBQ untuk mencari keberadaan istrinya.
Menurut sebuah panggilan dari suara asing itu, Sakura sedang mabuk dan ambruk di meja pelanggan.Kenyataan yang gila dan tidak pernah Sasuke bayangkan sebelumnya.
Untuk apa istrinya-yang sedang hamil makan di restauran daging sendirian dan mabuk sampai tidak sadarkan diri? Ia yakin, Sakura tidak cukup bodoh untuk melakukan hal konyol seperti ini. Apakah ia sedang dijebak atau diancam?Sasuke mendesah kuat-kuat. "Huh.."
Matanya beredar mengelilingi sudut restauran itu. Setelah beberapa lama ia akhirnya menemukan sosok kepala rambut merah muda sedang terkulai di atas meja di pojok ruangan.Sasuke mengambil langkah panjang-panjang untuk segera mendekat ke arah Sakura. Baru setelah ia mendekat pada mejanya, seorang pelayan berambut merah dan berkacamata datang menghampirinya.
Alisnya mengernyit bingung. Siapa wanita ini?
"Ah, maaf. Aku yang tadi menelpon." Ia menjulurkan tangannya setelah beberapa kali mengelap ruas-ruas jarinya sendiri. "Namaku karin, dulu aku rekan kerja Sakura."
"Hn." Sasuke hanya mengangguk.
"Aku tidak tahu Sakura sudah menikah." Karin meremas jemarinya sendiri. "Maaf karena sudah mengajaknya kemari."
Rahang Sasuke mengeras. Itu tanda ketika ia akan marah. "Jelaskan padaku apa yang terjadi! Apa kau sudah gila membiarkan wanita hamil minum sake sampai mabuk seperti ini?!"
Karin mengernyitkan alisnya. "Hamil?"
"Ya, istriku sedang hamil 5 bulan!"
Karin terkejut dan menutup mulutnya rapat-rapat menggunakan kedua tangannya. "Astaga! Aku tidak tahu jika dia juga hamil.. maksudku, dia begitu kecil dan kurus. OH-" tiba-tiba Karin merasa ketakutan hingga badannya gemetar. "Tadi aku menawarinya pekerjaan paruh waktu sebagai pencuci piring dan pemanggang.. "
Sasuke terperanjat ketika mendengarnya. Buru-buru ia mengecek kondisi Sakura dengan mengangkat kepalanya yang saat ini masih terkulai di atas meja. "Sakura, bangun.."
Wajah istrinya terlihat sangat pucat. Suhu tubuhnya terasa panas. Dada Sasuke bergemuruh ketika ia menyadari Sakura tidak mabuk-tapi wanitanya pingsan karena kelelahan.
"Panggil ambulans.." Suara Sasuke seperti tercekat di tenggorokannya sendiri "CEPAT!!!!"
***
Sasuke tidak mengatakan apapun pada istrinya-bahkan ketika mereka sudah kembali dari perjalanannya ke apartemen. Sakura sudah sadar sepenuhnya, ketika Sasuke mengajaknya pulang menggunakan taksi. Menurut diagnosis dokter, ia terlalu berlebihan-tubuhnya tidak siap menerima banyak stimulus seperti itu. Singkatnya, ia kelelahan karena bekerja berlebihan.
Sakura mengigit bibirnya kuat-kuat. sesekali ia melirik ke arah sasuke untuk melihat ekspresi suaminya. Rahang yang menegang, alis yang sesekali bertautan, tatapan mata yang tajam. Oh, sudah bisa dipastikan jika pria itu marah padanya.
Sakura hanya bisa menunduk tanpa bisa mengatakan apapun.
"Kau sudah makan?" entah kenapa bibir Sakura otomatis bertanya seperti itu. Mungkin ia berharap ketegangan ini bisa segera berakhir karena pertanyaannya.
Tapi Sasuke hanya menatapnya tajam seperti serigala yang menunggu umpan. Diam-diam Sakura berdoa agar ini tidak menjadi perdebatan yang panjang.
"Apa yang kau lakukan di tempat itu? Apa benar kau bekerja sebagai pencuci piring di sana?" Sasuke tidak berbasa-basi. Ia langsung menyerang Sakura dengan rentetan pertanyaan.
"Ya.." Jawabannya lirih. Sakura mendudukkan tubuhnya ke ranjang dan menatap Sasuke dengan tatapan menyedihkan. "Karin-san menawariku pekerjaan paruh waktu di sana dan aku.. bersedia melakukannya."
"SAKURA!!!" Sasuke mengacak rambutnya dengan perasaan gusar. "Sebenernya berapa banyak uang yang kau butuhkan, sampai harus bekerja seperti itu!!!"
"ak-aku tidak.."
"1 juta yen, 10 juta yen, 100 juta yen??" Sasuke menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. "Bilang padaku nominalnya, aku akan membawakannya padamu sekarang juga!"
"Sasuke-kun.."
"Cukup bermain-mainnya, Sakura!" Sasuke menggenggam bahu Sakura dengan protektif. "Sekarang kau adalah istriku-keluargaku, calon ibu dari anakku. Jadi berhentilah melakukan hal-hal bodoh yang dapat membahayakanmu dan anak kita!"
Sakura rasanya ingin sekali berteriak ketika ia mendengar kata-kata itu dari mulut Sasuke-dengan gerakan keras, ia mendorong lengan Sasuke yang berada pada lengannya, menjauhkan dirinya dari lelaki itu dan balas menatapnya marah.
"Kau tidak bisa melarangku seperti itu!"
"Aku tidak bisa?"
"Ya, kau tidak bisa melarangku!" Sakura mencoba menguatkan dirinya untuk berdiri dan menghadapi Sasuke dengan kekuatannya. "Aku akan tetap bekerja, walaupun kau tidak setuju."
"SAKURA!!!" Sasuke mencoba menghela nafasnya. "Apa kau pikir upah 2 ribu yen dalam 1 malam sebanding dengan kondisi bayi kita?? Jika kau tetap bersikeras, aku akan memberimu 1000 kali lipatnya!"
Sakura bisa merasakan tubuhnya yang gemetaran. "Apa kau pikir aku adalah pelacur yang bisa kau bayar setiap kali kita bercinta?"
Sasuke terdiam. Ia mencoba meresapi kata-kata Sakura dengan perlahan-lahan. "Apa maksud-"
ia tidak menyelesaikan kalimatnya. Sasuke terbahak. Tawanya terdengar perih dan sakit di saat bersamaan. "Apa selama ini, kau pikir seluruh hadiah yang kuberikan padamu adalah bayaran dari tubuhmu?"
Sakura hanya menatap matanya ketika air mata itu jatuh di antara pipinya. Suaranya terdengar serak, tapi ia tetap mencoba menjawab pertanyaan Sasuke padanya. "Ya.. Aku selalu merasa menjadi pelacurmu, Sasuke."
tiba-tiba Sasuke merasa dadanya sakit luar biasa. Rasanya ada sebuah lubang menganga yang saat ini terbuka lebar di antara jantung dan tulang-tulang rusuknya. Gila. kenapa mencintai seorang wanita bisa sangat menyakitkan seperti ini?
"Kau jahat sekali, Haruno Sakura."
***Full partnya bisa langsung di akses di karya karsa aku ya guys.
https://karyakarsa.com/HikariHareru17/please-let-me-bear-your-child-part-15
btw ini part terakhir yang aku upload bulan ini ya guys. Gapapa double upload minggu ini karena aku seneng akhirnya 10k Viewers. Thank you all :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Let Me Bear Your Child [SasuSaku]
FanficHaruno Sakura adalah seorang pelayan kedai kopi dengan gaji murahan yang terjebak pada kemiskinan dan kondisi keluarga yang rumit. Ayahnya ingin menjualnya pada tempat bordil sebagai pelacur tingkat rendah. Kehidupannya hancur berantakan. Namun dite...