"Mau ngapain kamu?"
Sasha menatap waspada ke arah Juna. Pria yang baru saja resmi menjadi suaminya itu terlihat persis bak penjahat kelamin. Mesum sekali, bahkan lebih parah dari Sasha.
Sasha bahkan belum melepas gaunnya. "Jangan deket-deket!" Wanita itu melempar satu sepatu hak tingginya.
"Wleeek, nggak kena!"
Juna menjulurkan lidahnya, mengejek Sasha yang gagal mengenai target lemparan.
"Nyebelin!" Sasha kembali melempar sepatu miliknya.
"Eits! Nggak kena." Juna berhasil menghindar lagi.
"JUNAAA! PERGI NGGAK LO!"
Juna merentangkan kedua tangan, menutupi akses Sasha yang ingin kabur. Tidak akan ia biarkan Sasha lolos kali ini. Kemarin ia sudah membayar mahal, sekarang Sasha harus melayaninya dengan serius.
"Eh, mau kemana? Kamu nggak bisa kabur sekarang."
Sumpah, Juna lebih menyeramkan daripada badut ikon restoran cepat saji. Bahkan lebih seram dari senyuman badut pembawa balon. Kemasukan penunggu hotel atau setan mesum, ya? Sasha harus kabur dari sini.
"Aku aduin Tante Tari, ya? Kamu mau perkosa aku!" Ancamnya.
"Loh, mana ada suami perkosa istri sendiri? Ini itu hak aku!"
"NGGAK! AKU NGGAK MAU! MESUM KAMU, YA!"
Sasha menutupi dada mungilnya dengan kedua tangan. Gerakan yang mungkin dapat melindungi tubuhnya. Justru membuat Juna di depannya makin berdecak sebal.
"Mesum, mesum! Sadar diri, siapa yang duluan ngisep punya aku?"
Apalah Sasha ini. Juna sampai tidak habis pikir. Yang seharusnya merasa diperkosa itu dia—meski ia menikmatinya. Padahal Sasha sudah macam setan gatal. Sekarang berlagak seperti gadis yang dinikahi oleh juragan jati.
"AAAAA! Tolongin aku! Aku nggak mau dibawa sama orang mesum."
Sasha memberontak saat Juna berhasil menangkap tubuh sampingnya. Setelah berlarian mengelingi kamar hotel. Kini sepasang mempelai itu terbaring di atas lantai. Sasha mencoba menggulingkan tubuhnya bagai kepompong. Akan tetapi Juna terlalu erat memeluk tubuhnya. Hingga Juna berhasil menurunkan resleting pada gaun milik Sasha.
"Jangan dirobek gaunnya—"
Terlambat.
Juna sudah terlanjur merobek gaun mahal tersebut. Padahal Sasha ingin memajang gaun itu. Ya sudahlah. Ia akan mengambil beberapa permata pada gaun tersebut, lalu membuang kainnya.
Sasha ingin melayangkan protes pada Juna. Karena tubuhnya kedinginan di atas lantai. Namun ia kalah cepat. Juna terlebih dahulu mengangkat tubuhnya yang sudah telanjang bulat ke atas ranjang. Sasha sampai menahan nafas, melihat Juna yang sedekat itu. Hidung mereka saling bergesekan. Sampai-sampai hangat nafas mereka terasa satu sama lain.
"Juna ... jangan keluar di dalam. Kamu boleh hamilin aku, kalau udah yakin."
Sasha berusaha mencegah hal buruk terjadi. Sebenarnya ia hanya ingin berlama-lama menikmati waktunya sebagai wanita tanpa buntut. Tak mau menjadi ibu tunggal dulu. Karena ia sudah berencana tidak akan menyerahkan bayinya pada pasangan laknat itu. Jika suatu saat ia hamil dan Juna masih dalam pengaruh Bagus.
Juna menggesekkan hidungnya pada hidung milik Sasha. Dilihat dari dekat begini, Sasha cantik juga. Biasanya, di mata Juna, wanita itu nampak seperti demit.
"Dasar tukang bohong." Juna mencubit puncak hidung Sasha.
"Apa—Hahaha! Geliii! Jangan gelitikin aku, Hahaha!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Options
ChickLitAwalnya, Arjuna mengira bahwa rencana pernikahan kontrak adalah rencana yang brilian. Hingga rencana itu malah membuatnya berurusan dengan Alisha, wanita selicin belut dan selicik ular.