02. Cukup Menggoda

993 162 19
                                    

02

Para murid keluar dari kelas setelah mendengar bel pulang berbunyi. Keluar hampir bersamaan sembari mengobrol atau merencanakan sesuatu setelah sepulang sekolah. Entah pergi jajan atau mampir ke suatu tempat.

Seperti Jaemin ini. Dia disuruh jemput Papa yang ada di perusahaan Ayah. Katanya Papa malas pesan taksi dan Ayah juga tidak bisa mengantar pulang. Makanya Jaemin harus jemput.

"Pulang sama Haechan, 'kan? Kalo gitu, gue pergi dulu. Pulangnya jangan kemaleman, nanti lo diomelin Papa."

Renjun memutar bola matanya mendengar ocehan adiknya. "Tau. Sana lo pergi jemput Papa. Jangan lupa pulangnya bawa jajan."

Jaemin menunjukkan jempolnya. Remaja tanggung itu segera pergi menuju parkiran. Jaemin tidak tau alasan Papa minta pulang bareng, yang padahal Papa paling benci kalau panas-panasan. Walaupun sekarang sudah hampir pukul setengah 5, tapi masih panas.

Mungkin ada 15 menit, Jaemin akhirnya sampai. Dia menghubungi sang Papa kalau dia sudah menunggu di luar. Malas sekali kalau harus masuk. Tetapi, Papanya itu menyuruh Jaemin untuk masuk lebih dulu. Dan dengan setengah malas, Jaemin menurut.

"Papa ngapain betah banget di sini, sih?" Jaemin menggerutu. Memainkan kunci motornya sembari berjalan santai di lobi. Hampir semua karyawan Ayah mengenalnya, makanya dia tidak ditegur.

Langkah Jaemin memelan saat melihat sang Papa keluar bersama Ayah juga seorang pria yang tidak Jaemin kenal. Dan kali ini, Jaemin berhenti. Memperhatikan pria yang tidak dia kenal.

Siapa? Kok cakep?

Kira-kira begitu lah pertanyaan Jaemin di dalam hatinya. Jaemin jadi ingin tau siapa pria itu. Soalnya cakep dan tipe Jaemin. Dan Jaemin yakin betul, dia orang kaya.

Ah tunggu dulu. Kenapa Jaemin terdengar sangat matre sekarang?

Eh tapi, Jaemin sudah punya calon sugar daddy. Sudah bertukar pesan juga. Jaemin menyukainya karena ramah. Tetapi, pria yang sekarang bersama orang tuanya cukup menggoda Jaemin. Ingin rasanya dia berkenalan.

Pria itu sepertinya mau pergi. Terbukti saat gerak-geriknya seakan mau pamit dan berjalan lebih dulu. Sedikit terburu-buru juga. Dan entahlah, tatapan mereka bertemu. Walaupun hanya beberapa detik, Jaemin merasa kalau ada jantungnya mendadak tidak berdetak semestinya. Lebih cepat dengan perasaan bahagia yang membuncah.

"Jaemin, kamu pulang sendiri aja. Papa gak jadi pulang sama kamu."

Perasaan bahagia Jaemin langsung menghilang setelah dia mendengar ucapan sang Papa.

"Kenapa Papa gak bilang, sih?" tanya Jaemin sedikit kesal. Tau gitu, dia langsung pulang dan rebahan.

Doyoung mengangkat kedua pundaknya, "Ayah pulang cepet ternyata."

Jaemin menghela napas. Dia menatap Ayahnya yang tampak santai. "Yaudah, Jaemin mau jajan."

"Jajan mulu perasaan."

"Kan Ayah yang ngajarin."

Daripada Papa, memang Ayah yang lebih suka jajan. Saat Jaemin dan Renjun masih kecil, Ayah sering mengajak keduanya jajan. Dan itu terbawa sampai sekarang. Ayah juga masih suka jajan, cuman dibatasi atau kalau tidak Papa yang buatkan.

Setelah mendapatkan uangnya, Jaemin langsung pergi. Apa yang harus dia beli sekarang? Ayah kasih uang lebih karena mau jemput Papa tapi ujungnya tidak jadi.

Baru akan naik ke atas motornya, Renjun menelepon. Jaemin berdecak pelan. "Kenapa?" tanya Jaemin langsung.

"Jatuh cinta sama siapa lo?"

BABY GIRL - MARKMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang