Ramah bukan berarti selalu menerima, mungkin saja orang yang ditemaninya itu butuh rumah untuk mendengar keluh kesahnya.
.
.
●○●○●○●○●
Mansion, 19.05
Mahesa berjalan linglung mencari keberadaan sang adik, namun hasilnya nihil. Kemana pun dia mencari hanya kosong yang dia dapatkan.
Kebetulan yang sangat pas. "Ci, lu liat Mira gak? " Tanya Mahesa saat melihat Cia berlalu lalang didepan nya.
Cia menoleh dan menggedikkan bahu nya tak tau, mungkin saja yang lainnya bisa membantu.
"Tanya aja sama Salsa, kan dia dari tadi dibawah. " Cia menunjuk Salsa yang berada dilantai bawah sambil menonton tv.
"Bener juga lu, gwa duluan. " Mahesa berjalan kebawah.
Cia yang melihat itu hanya bisa menggeleng pelan, dalam hati dia ingin merutuki keanehan sikap Mahesa.
Kembali ke Mahesa, anak itu sedang berlarian menuruni tangga demi bertemu dengan Salsa.
Sampai di lantai bawah bukannya tenang damai, dia malah kena omel oleh Fara.
"Lu tuh klao turun tangga bisa gak sih nyantai gitu?! Gak ada yang mau ngejar lu Hes. " Fara mengomel sambil menjewer telinga Mahesa.
"Hwaaa! Ampun kak! Gwa gak sengaja, plisss lepasin. " Mahesa memohon agar Fara melepas jeweran nya.
"Ngapain lagi ini? " Diya sampai keluar kamar gara-gara denger suara ribut ribut.
"Kak tolong Hesa. " Mahesa mendramatiskan suasana.
"Ini kenapa? Ya allah, kenapa Far? " Diya sampai menyebut, sumpah kelakuan mereka emang diluar Nurul.
"Ini adek lu lari-lari ditangga udah kayak dikejar anjing, padahal kan dia anjing nya. " Fara menjelaskan sambil melepas jeweran nya.
Diya kaget dan langsung menatap Mahesa, yang ditatap hanya mampu menunduk takut.
"Hesa, Hesa tau kan kalo tangga rumah kita perlu direnovasi gara-gara lampu hiasnya jatuh terus lantai nya retak? " Diya bertanya halus, dia tau kalau Mahesa punya maksud tersendiri atas sikapnya.
Mahesa mengangguk pelan tapi tak berani bersuara, Diya yakin Mahesa sedikit trauma dengan Fara karena dia dijewer.
"Lu juga Far, harusnya lu gak langsung mengambil kesimpulan. Mendingan langsung tendang aja kan emang nyebelin anaknya. " Kaizo muncul sambil menyarankan.
"Kai, aneh-aneh aja. " Diya terkekeh kecil.
"Hesa minta maaf, Hesa janji gak ngulangin. " Mahesa tertunduk lesu sambil meminta maaf.
"Kalo lu ngulang lagi? Konsekuensi nya apa? " Tanya Fara berniat bercanda.
"Ya kalo Hesa ngulangin lagi, Hesa ya janji lagi. " Jawabnya polos, bego lebih tepatnya.
"Tolol! Mendingan gak usah janji sekalian. " Kaizo mengumpat.
"Emang lu mau ngapain sih pake lari-lari segala? " Fara bertanya curiga.
Mahesa ngelag, bener dia mau ngapain ya? Wait? SALSA! Bener, dia harus nemuin Salsa.
"Sa! " Bukannya menjawab Mahesa langsung pergi.
"Amit amit deh adek lu. " Kaizo bersedekap sambil memperhatikan tingkah Mahesa.
"Lu aja, gwa mah udah punya. " Diya mengoper.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAR OF ZERO [ Star-Zero ]
FanfictionUp tiap sabtu! ○●○ "Diyana Karina Permata, sesuai nama lu Permata, lu akan selalu menyinari hidup gwa dimanapun. " Dion menatap manik coklat Diya. "Maafin gwa, tapi Permata lu ini harus pergi. " Diya tertunduk lesu. Dion segera mendekat dan memelu...