Aku tahu, permainan ini dimulai bukan dari minimarket ini. Aku sendiri belum tahu tepatnya permainan apa yang dipersiapkan mas Dian untukku, tapi rasanya aku malas menanyakan padanya, karena aku sendiri lebih suka dengan spontanitas yang seringkali membuatku becek tak terkendali.
Aku keluar dari minimarket itu, dan kemudian menghampiri mas Dian.
"udah mas, yuk." ajakku kepada mas Dian.
mas Dian kemudian bergegas bangkit menuju kendaraan yang kami gunakan. Kami meninggalkan minimarket itu, kemudian menuju ke arah kabupaten seberang yang kawasannya didominasi dengan persawahan.
"Buka jilbab ama hoodie kamu sayang." perintah mas Dian kepadaku. Kubuka jilbab dan hoodie yang kukenakan, kemudian kuserahkan pada mas Dian. Kini aku mengenakan lingerie untuk atasan, sementara celana panjangku masih kupakai. Aku sendiri merasakan erotisme tersendiri melihat kondisiku saat ini. Berada di tepi jalan yang dikelilingi persawahan, tanpa jilbab hanya dengan atasan yang jelas mengekspos sebagian payudaraku. Mas Dian sejenak memandangi penampilanku dari atas ke bawah sambil tersenyum genit.
Setelah menyimpan jilbab dan hoodieku, mas Dian kembali melajukan kendaraannya menembus angin malam. Yang membuatku bingung adalah mas Dian merubah arah perjalanan kami, kembali menuju kota kami. Meskipun heran, aku tak berusaha untuk memenuhi rasa penasaranku. Aku terdiam sambil menunggu apa yang sebenarnya mas Dian rencanakan.
Dari kabupaten seberang sampai ke kota kami, setidaknya kami melewati puluhan traffic light yang memaksa kami untuk berhenti sejenak menunggu lampu berganti menjadi hijau. Aku yang hanya mengenakan atasan lingerie seperti ini tentu saja risih dengan tatapan para sopir truk dan bus malam yang ikut berhenti bersama kami. Padahal seandainya mau, mas Dian bisa saja terus jalan tanpa harus menunggu lampu menyala hijau. Tak jarang mereka menatapku dengan sorot mesum yang kentara, bahkan sesekali ada yang bersiul menggoda sekalipun tahu bahwa aku bersama pasanganku. Aku yang terus menjadi pusat perhatian setiap kali kami berhenti di traffic light bukannya merasa malu, tapi malah merasakan sensasi luar biasa ketika bagian atas tubuhku terekspos bebas di publik seperti ini, sekalipun tidak telanjang.
Tapi aku yakin, puting susuku yang mencuat di balik lingerie akan tercetak jelas dan terlihat oleh para sopir itu. Aku memang sengaja tidak merapatkan tubuhku ke depan agar bisa menutupi area depan tubuhku. Meski sebenarnya hawa dingin yang menusuk ini membuatku merasakan dingin luar biasa, bercampur menjadi satu dengan gairahku yang meletup.
Aku sendiri baru sadar dengan rencana mas Dian setelah melewati traffic light ke delapan. Mas Dian sengaja mengekspos bagian atas tubuhku sebagian sepanjang perjalanan.
"Kerasa banget nih, nongol." kata mas Dian.
"Apaan mas ?" tanyaku.
"Putingnya." jawab mas Dian sambil terkekeh.
Setelah aku tahu apa yang mas Dian rencanakan, traffic light berikutnya aku menjadi semakin berani. Aku berpura-pura merenggangkan tubuhku seolah merasa capek selama perjalanan dengan membusungkan dada ke depan. Yang mau tidak mau membuat tonjolan susu dan putingku terlihat jelas dari kabin sopir-sopir itu. Bermacam-macam respon yang kuterima, mulai dari hanya sekedar lirikan, hingga ajakan kenalan yang jelas mas Dian juga mendengarnya. Namun dia cuek, menikmati apa yang direncanakan.
Tak terasa kami sudah hampir sampai di rumah kami. Kami tak khawatir dengan penampilanku karena kami yakin, tak ada tetangga yang terjaga di jam-jam ini. Sesampainya di rumah mas Dian langsung mengunci pintu rumah, dan kemudian menubrukku dari belakang. Diusungnya aku ke kamar kami, kemudian dengan beringas melucuti pakaian yang masih kukenakan.
"Binal banget kamu." komentarnya setelah menikmati perjalanan ini.
Diciumnya sekujur tubuhku, dikombinasikan dengan jilatan dan gigitan-gigitan kecil. Aku sendiri yang sebenarnya sudah "basah" tentu saja menggelinjang ga karuan menghadapi serangan mas Dian. Menikmati rangsangan yang dia berikan membuatku tak sadar bahwa mas Dian sudah telanjang total. Bersiap menusuk m*m*kku dengan k*nt*lnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Suka Tantangan (Cuck0ld Warning)
RomanceKarena novel 18+ memiliki konten yang bisa mengandung tema dewasa, penting untuk membaca dengan bijak dan mempertimbangkan preferensi pribadi. Tetap pastikan bahwa apa yang Anda baca sesuai dengan batasan dan nilai yang Anda pegang. Jika Anda merasa...