POV ROSSA
Di satu sisi, aku cukup senang ada pertemuan ulang dengan pak Robby yang artinya aku akan melakoni foto sensual yang tertunda beberapa waktu lalu. Tapi di sisi lain, aku kasihan melihat mas Dian harus bolak-balik karena ada agenda yang mendadak hari ini. Setelah bertemu dengan pak Robby, dan diberitahu tentang perubahan rencana hari itu, akhirnya aku menuju mobil pak Robby untuk melanjutkan perjalanan kami ke villa miliknya.
Aku mengira seat depan mobil pak Robby kosong, sehingga aku bisa duduk di kursi depan tersebut. Pak Robby sendiri tidak tahu kalau aku langsung memposisikan diri ingin duduk di seat depan karena harus mengantar kepergian suamiku. Di kursi depan sudah penuh dengan tas peralatan milik pak Robby. Sementara baris kedua dan ketiga telah penuh oleh tim pak Robby yang kesemuanya COWOK ! Ya, ada 6 cowok dengan badan kekar atletis dan wajah rupawan yang mengisi baris kedua dan ketiga mobil itu. Aku awalnya berpikir bahwa model pendukung yang dibawa oleh pak Robby kesemuanya cewek. Sekarang aku paham atas konsep yang direncanakan untuk photoshoot kali ini, dimana dia menjelaskan bahwa aku akan "disulap" menjadi ratu.
Para cowok inilah yang kemungkinan akan menjadi pelayan-pelayanku, batinku. Setelah pak Robby membuka pintu pengemudi, pak Robby meminta maaf kepadaku karena memang peralatan yang dia bawa cukup banyak, karena photoshoot kali ini akan berlangsung selama 2 hari. Pak Robby akhirnya menyuruh cowok-cowok di bagian baris kedua untuk memberikan tempat untukku. Tapi salah satu dari mereka mengusulkan bahwa aku mending dipangku saja oleh mereka, karena tubuhku yang kecil akan membuat mereka tidak tersiksa, dibanding harus memangku rekannya.
Tak ada pilihan lain, akhirnya kami sepakat bahwa aku akan dipangku oleh mereka selama perjalanan dari resto menuju villa. Aku masuk ke baris kedua mobil itu, sambil bersalaman memperkenalkan diri dengan mereka satu persatu.
Di baris kedua, ada Rico, pemuda dengan wajah oriental yang sebenarnya keturunan jawa Asli. Kemudian Edi dan Anwar, kakak beradik dari Medan dengan badan paling besar diantara yang lain. Kemudian di baris ketiga ada Vino, Reza dan Doni, tiga sekawan dari Indonesia Timur. Meskipun berkulit gelap, tidak menyurutkan ketampanan mereka yang menurutku sangat eksotis. Didukung dengan tubuh yang atletis, sangat macho menurutku.
Edi yang berada di kursi tengah, berinisiatif menawarkan diri untuk memangku diriku. Kupikir tak ada salahnya aku menerima tawarannya, selain karena posisinya berada di tengah, sehingga aku bisa melihat ke depan menikmati perjalanan, tubuhnya yang besar aku pikir tak akan membuatnya pegal. Aku pun mengambil duduk di tengah, yang akhirnya kaki Anwar dan Rico harus saling berhimpit. Sementara kaki Edi pun mengangkang agar pantatku bisa dengan nyaman duduk di jok, ketimbang harus di kaki Edi.
Setelah aku memberikan kode pada pak Robby bahwa kami sudah siap berangkat, pak Robby pun mulai menjalankan mobilnya menuju villa yang akan kami gunakan untuk photoshoot. Aku duduk dengan berpegangan di jok kursi depan agar posisiku tidak mudah goyah ketika laju mobil tidak stabil. Jalan yang naik turun memang seringkali membuat posisi tubuhku bergoyang, entah itu doyong ke depan, ataupun condong ke belakang karena tanjakan. Tentu saja ini membuat tubuhku seringkali harus berhimpit dengan Edi yang berada di belakangku. Awalnya aku merasa semua baik-baik saja, namun lambat laun aku merasakan ada "gerakan" di pantatku.
Jarak aku dan Edi yang cukup dekat, dan seringnya kami harus berhimpitan karena kondisi jalan yang naik turun ternyata membuat k*nt*l Edi memberontak. Tak kusangka Edi cukup berani "memainkan" k*nt*lnya yang jelas terasa di bokongku. Di sisa perjalanan itu, aku dengan jelas bisa merasakan "gerakan" k*nt*l Edi yang berasa menusuk-nusuk bagian pantatku. Aku memilih diam dengan aksi Edi tersebut, membiarkan dia menikmati fantasinya dengan kedutan k*nt*lnya yang makin liar. Pandangan kami sempat beradu ketika aku melihat kaca spion tengah, kulihat dia sedang asik menikmati raut wajahku yang memerah. Kondisi seperti ini tentu saja membuat libidoku naik, dan membuat fantasiku juga muncul secara spontan. Gerakan k*nt*l Edi ini membuat tubuhku berasa bergetar. Payudara dan m*m*kku terasa gatal bersamaan, sehingga membuat kakiku kurapatkan dan siku tanganku kubuat merapat dengan payudaraku untuk meredakan rasa "gatal" yang menjalar. Posisi ini ternyata memberikan tambahan kenikmatan bagi Edi, karena pada akhirnya badanku menjadi lebih condong ke depan, sehingga pantatku terangkat keatas, dan posisi dudukku menjadi lebih rapat ke belakang. Membuat pantat dan k*nt*l Edi semakin rapat dan menyatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Suka Tantangan (Cuck0ld Warning)
RomanceKarena novel 18+ memiliki konten yang bisa mengandung tema dewasa, penting untuk membaca dengan bijak dan mempertimbangkan preferensi pribadi. Tetap pastikan bahwa apa yang Anda baca sesuai dengan batasan dan nilai yang Anda pegang. Jika Anda merasa...