10. Gamon

21 3 0
                                    

_____________________________

"kamu bagai binar di antara suramnya malam, tak pernah ku meminta, tapi entah mengapa hatiku selalu gelisah ingin mencarimu."

-Galen Areksa Darmendra.

_____________________________


_____________________________

"Semua ini berawal dari tak sengaja saling tatap, tapi sialnya malah membuatku terjebak dalam indah pesonamu."

-Jesslyne Chellsy Tamara.

_____________________________

10. Gamon.

•HAPPY READING•

*****

"Menurut lo, kalo lo suka sama seseorang tapi ternyata dia udah pergi buat ketemu sama yang lain, kira-kira perasaan lo gimana?"

"Ya sakit lah, gimana sih lo??"

"Tapi kalo perginya buat ketemu Tuhan?"

"... Ngomong apa sih, lo?? Maksud lo apa?"

"Nggak."

Pertanyaan aneh itu jelas mengusik pikiran Daniel, apa yang dimaksud temannya ini? Tak biasanya Galen jadi murung, pendiam, lalu tiba-tiba bertanya hal aneh seperti itu.

"Dasar budak cinta," ujar Kaisar membuyarkan lamunan Daniel dan Galen menduduki salah satu bangku kantin tepat di hadapan Daniel dan disamping Galen.

"Maksud lo?" tanya Daniel tak paham.

"Ya itu maksud gue, lo berdua tu budak cinta tau nggak?"

Srett.

Suara kursi bergeser itu berasal dari bangku yang di duduki Galen. "Gue cabut dulu."

"Eh eh, lo mau kemana?"

"Nyebat di rooftop."

"Oh, oke," tepat setelah Daniel menjawab Galen langsung melenggang pergi dengan gontainya menuju rooftop.

"Ck, ikhlasin aja napa si," decak Kaisar yang hanya mampu didengarnya sendiri.

***

Tepat di rooftop Galen berdiri tepat dipinggir bibir gedung yang terhalang pagar berjarak cukup jauh tiap geriginya membuat siapapun yang tidak berhati-hati bisa saja terjatuh dengan gampangnya.

"Ck, aarghh!" Galen frustasi, dirinya tak mampu menahan gejolak emosinya. bayang-bayang akan tragedi suram yang juga terjadi di rooftop membuat kepalanya terasa sangat sakit.

Menyadari bahwa perbuatannya salah cowok itu menggeleng lalu mundur beberapa langkah ke belakang untuk menetralkan deru nafas serta pacuan jantungnya. "Nggak, ini salah ..."

"Na, maafin gue ..." desis cowok itu terus berusaha menahan setitik air bening yang hampir saja lolos dari netranya.

Dari tempat yang tak jauh dari berdirinya Galen, dengan tampang panik membeku akhirnya membuat hatinya kembali tenang, hampir saja, dia sungguh tidak ingin kejadian yang sama terulang kembali. Mendengar bel masuk mulai berbunyi, cowok itu perlahan mundur ke belakang lalu berbalik untuk turun kebawah.

"Maafin gue, Len ... Andai gue lebih cepet saat itu ..."

Tersentak, baru dua langkah saja netranya sudah bertemu dengan dua cowok yang sempat menghabisinya beberapa hari silam. Salah satunya tersenyum jahil. "Hai?"

Baru ingin melangkah maju dirinya sudah ditahan Kaisar dengan satu tangannya. Ya, dua cowok ngeselin itu siapa lagi kalau bukan Daniel dan Kaisar?

Hal itu tentu saja menjadi pertanyaan bagi Daniel, jarang-jarang Kaisar jadi dingin seperti ini. Mendapat tatapan tajam serta gelengan dari sahabatnya mau tak mau ia harus mengurungkan niat sebelumnya dengan wajah kusut.

Ditinggal lah Arsen sendiri di anak tangga dalam keadaan menunduk.

"Lo kenapa, sih, Kai? Gue kan pengen mainin dia!"

"Lo yang kenapa? Dia nggak ada masalah sama lo, ngapain segala di mainin?"

"Yakan–"

"Yang punya masalah sama dia itu cuma Galen. Lo nggak ada hak untuk ikut campur menghakimi dia."

***

Di sisi lain...

Hampir memasuki kelas untuk mengikuti pelajaran berikutnya, gadis dengan paras rupawan ternyata sudah menunggunya di depan pintu kelas.

"Hai? Pulang sekolah nanti ... kita bisa ketemu?"

Bingung, Arsen hanya bisa tersenyum kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Gue sibuk ... sorry."

Binar matanya meluntur, harapannya seolah pupus begitu saja. "Oh, ya udah nggak papa. Lain kali aja ..."

"Ok, maaf ya?" tanya Arsen lagi-lagi dan hanya dibalas anggukan sang empu.

***





















"Lapor, bos. Identitas anak itu sudah ditemukan."

"Bagus, tidak sia-sia saya memperkejakan kalian berdua. Jadi apa?"

"Anak itu berasal dari keluarga berada, Ayahnya pemilik dari Company Herlambang. Berasal dari info yang saya dapat, perusahaan itu adalah hasil dari turun temurun Kakek Arsen."

"Ayahnya bernama Hendry Herlambang serta Ibunya yang bernama Audya Elizabeth Alaska. Ia memiliki tiga adik, dua kembar dan salah satunya seorang gadis yang kira-kira berusia lima belas tahun," lanjut anak buah suruhan seorang pria yang berusia kepala tiga tersebut.

"Audya Elizabeth Alaska ... Hendry Herlambang ..." tanpa sadar seringaian muncul pada garis wajah yang masih belum memunculkan keriput.

"Segera cari tahu lokasi rumah anak itu serta dimana dia bersekolah. Oh ya, awasi juga Ayah dari anak itu," tegasnya lagi.

"SIAP BOS!"

*****

TBC

🫣🫣 Hayoloh Siapa? Arsen kira² mau di apain? Om Hendry juga...

Yang ini garingg, bodo ah. Habis sudah ide kata² ku 😔

ARSEN - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang