kayaknya takdir jelek - 2

161 26 0
                                    

[×]

Motor yang ditumpangi dua laki-laki itu berhenti tepat di depan sebuah rumah yang begitu besar, namun sepi. Membuat orang yang duduk di bangku penumpang meragukan tentang kebenaran alamat yang dituju. Butuh beberapa saat untuk dirinya menyakinkan bahwa dia tidak salah alamat.

"Beneran di sini pak alamatnya?" tanyanya memastikan.

Si supir ojek mengangguk sembari bernapas lelah. Sebab pertanyaan yang sama telah dilontarkan berulang kali oleh penumpang pertamanya pagi hari itu. "Iya mas, bener ini alamatnya. Udah turun cepetan, saya ada penumpang lain."

Audrey pun turun dari atas motor matic Honda Scoopy tersebut, kemudian merogoh saku untuk membayar biaya ojek.

"Makasih, pak."

Baru saja pemuda itu akan menyapa satpam penjaga rumah, si tukang ojek kembali memanggil namanya. Audrey kontan merasa kesal karena diusik terus-menerus.

"Mas, bentar dulu..."

"Apa deh pak? Udah, kembaliannya ambil aja."

"Dih, ini uangnya pas. Sini balikin dulu helm saya, main pergi aja."

"Oh." Disinggung begitu, Audrey baru sadar bahwa kepalanya terasa berat dan dengan cengiran khas, ia melepas helm milik si tukang ojek yang dirinya tumpangi. Terlanjur dirundung malu, laki-laki itu lantas dengan santainya meraih tangan kanan si bapak ojek untuk disalami dan dicium.

"Hati-hati, pak."

Entah apa yang ada dipikirannya saat itu, Audrey bahkan menyempatkan diri untuk melambaikan tangan pada tulang ojek yang buru-buru melenggang pergi. Sebab cukup ketakutan dengan tingkahnya yang aneh di pagi hari.

Audrey tidak mau acuh, membawa langkahnya maju menuju gerbang besar yang bahkan setengah lebih tinggi dari tubuhnya. Tadinya ia bermaksud berteriak saja, namun karena si satpam penjaga segera menghampiri dirinya, Audrey mengurungkan niat seketika.

"Ada yang bisa saya bantu, dek?"

Audrey menggenggam tiang pagar besi itu dengan kedua tangannya, bibirnya itu mengerucut sejenak sebelum menjawab pertanyaan ramah dari pria berseragam tersebut.

"Anu, ini bener alamatnya pak Danar?"

Dari pada segera menjawab, kening satpam tersebut mengkerut penasaran. Sebab sangat jarang ada orang yang berkunjung ke kediaman keluarga ini, terlebih sepertinya sosok pemuda di hadapannya itu bukanlah salah satu dari jajaran kolega bosnya itu.

"Ada urusan apa ya sama pak Danar?"

"Saya ngelamar jadi pengasuhnya anak pak Danar. Terus katanya suruh dateng ke sini."

Tampak petugas keamanan tersebut mengangguk paham, lantas akan segera membukakan pintu gerbang untuk Audrey sebelum diinterupsi oleh suara klakson mobil yang membuat dua-duanya terperanjat.

Tin tin!

Bergegas, Audrey konstan meminggirkan diri ketika gerbang yang bahkan lebih besar dari rumahnya yang ada di kampung itu terbuka. Dan mobil sedan berwarna hitam yang tampak mewah itu pun memasuki halaman rumah. Lalu tidak lama, seseorang muncul dari dalam sana. Sesosok pria yang Audrey tidak yakin berusia berapa, namun terlihat begitu berwibawa meski dengan pakaian kasual kaos hitam polos dan jogger pants berwarna senada.

Audrey tebak, laki-laki itu yang bernama Danar. Dan bocah laki-laki kecil menggemaskan yang menarik sisi celana si pria dewasa adalah anaknya, Dani—Elly yang memberi tahu. Mereka sangat mirip. Ya iyalah kan bapak sama anak.

PAPA DANAR & DANI - SUNSUN VER(Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang