"Apa Evelyn dan Cho sudah kembali?" Gumam Raven yang tengah duduk di bangku yang ada di halaman tempat siswa biasanya duduk. Hogwarts sangatlah sepi sekarang karena anak-anak tengah berada di Hogsmade untuk merayakan natal. Yah, dia juga sudah merayakan natal dengan Severus kemarin malam jadi suasana hatinya lebih baik walaupun ditinggal sendiri di Hogwarts.
"Well, bukannya kamu seharusnya ada di Hogsmade, Miss Vandeleur?"
Raven menoleh melihat profesor Lupin yang datang dengan senyuman di wajahnya. Pria itu tampaknya baik-baik saja, padahal kemarin bulan purnama dan pastinya ayahnya membuat ramuan untuk pria ini.
"Oh .. ya, aku sedang tidak ingin saja." Balas Raven pelan.
Merasa kepalanya di usap, Raven sontak mengadah melihat profesor Lupin yang tengah mengelus kepalanya pelan―tidak, dia mengacak-acak rambutnya.
"Profesor ayolah! Kenapa kalian suka sekali membuat rambutku berantakan!" Ucapnya sebal dan menepis tangan Profesor Lupin dari kepalanya. Pria itu hanya tertawa geli dengan reaksi Raven.
Profesor Lupin akhirnya memecah keheningan. "Apa Profesor Snape baik padamu?"
"Yeah."
Senyum tipis muncul di bibir Profesor Lupin. "Kamu tampak tidak terkejut dengan pertanyaanku."
Raven mengendikan bahu "Yah, lagipula paman dan profesor Dumbledore―"
Ucapan Raven terhenti seketika, profesor Lupin tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat. "―Mudah ditebak." Lanjutnya keheranan.
Raven dapat melihat jelas tatapan menyesal profesor Lupin padanya. Tatapan itu sangat terluka dan ... Entahlah, dia sendiri tidak bisa melihat secara jelas maksud tatapan itu. Perasannya sendiri hanya biasa saja. Apakah ini karena terlalu lama tinggal dengan Severus?! Astaga, bisa-bisanya nanti dia akan seperti pria pemarah itu!
"Aku bahkan tidak bisa untuk mengatakan maaf ... Kecerobohan mereka harus membuatmu seperti ini." Raven hanya angguk-angguk saja karena dia memang tidak tau masa lalu apapun. "Mungkin setelah ini, aku akan membawamu."
"Mereka? Ceroboh? Orang tuaku ceroboh?" Batin Raven bingung.
"Well, itu sepertinya akan sulit profesor."
Keduanya berbalik melihat Profesor Dumbledore dengan kacamata bulan sabitnya yang sedikit diturunkan, tersenyum menatap mereka. Profesor Lupin yang mendengar itu seketika menghela nafas. Dia lalu menatap Raven yang penasaran dengan apa yang akan dia katakan.
"Kupikir Profesor Snape tidak akan membiarkan putrinya diambil mahkluk sepertiku." Katanya yang cukup sadar diri, takut ketika malam bulan purnama dia malah menyakiti ponakan kecilnya itu.
"Bicaralah dengannya." Celetuk Raven dengan senyum tipis, ayahnya memang protektif, dia akui itu. Tapi mungkin untuk ini, ayahnya bisa saja mengizinkan. Sepertinya.
"Aku setuju denganmu nak." Profesor Dumbledore tersenyum. "Cobalah dulu, Profesor."
Senyuman bahagia terbit dari pria itu. "Tidak ada salahnya mencoba." Professor Lupin tersenyum sedangkan Professor Dumbledore pamit pergi. Tapi sebelum itu, dia mengacak-acak rambut Raven membuat gadis itu melenguh sebal untuk kesekian kalinya.
"Arghh!! Kenapa harus rambutku!!" Teriak Raven pada Profesor Dumbledore yang sudah jauh dari mereka.
Lupin memegang dagunya memikirkan sesuatu dan melirik Raven yang tengah bersungut di sebelahnya.
"Want to see something cool?" Lupin lalu mengeluarkan tongkat sihirnya dan mengucap mantra Expecto Patronum bersamaan munculnya patronus serigala yang mengitari Raven dan menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐓𝐂𝐇𝐄𝐑
Fanfiction[Harry Potter Fanfiction] BAHASA INDONESIA Menyadari bahwa dirinya masuk ke dalam sebuah cerita fiksi, Raven membulatkan tekadnya untuk tidak akan ikut campur agar tetap membuat jalan cerita berjalan seperti seharusnya. Tapi lama-kelamaan, Raven se...