Haii, it's vayyaa3. Book 1 ini aku Ré upload dari fizzo dgn beberapa bab akan aku pdf kan, sama seperti di fizzo. Terimakasii, selamat membaca <3
————
"RONNN! RONYYY!" Panggil salma dari lantai dua, lebih tepatnya di tangga rumah mereka."Ishh dimana sih, RONNYYY!" teriak salma lagi.
"IYAA, GUE DI RUANG TAMU." Sahut rony berteriak.
Setelahnya salma langsung berlari turun ke lantai dua, namun suara rony mengintrupsinya.
"Gak usah lari, ca."
"Lama ih." Sahut salma kembali berlari.
"Salma!"
Seketika langkahnya terhenti, salma menatap ke bawah. Waduh, alarm tanda bahaya. Kalo salma lanjutkan larinya yang ada rony pasti marah.
"Iyaa, ini jalan." cicit salma melanjutkan langkahnya, kali ini beneran jalan.
Sampai di ruang tamu, salma melihat rony yang tengah fokus menyusun lego. Sialan, ditemenin di kamar malah kabur ke bawah maen lago. Salma mendekat, berdiri percis di depan rony yang tengah duduk di sofa. Dia menatap suaminya kesal, "maen lego teros, udah punya bini jugaan."
"Yaa masa maen sama lo. Inget, lagi bulan puasa." Sahut rony santai.
"Ish ronyy." Rengek salma, dia menarik paksa lego yang ada di tangan rony, meletakkannya sembarang di atas meja.
Rony menatap salma, "kenapa sih?"
Salma manyun, mendudukan dirinya di atas paha rony. "Pangku." cicit salma dengan suara kecilnya. Dia sudah memeluk rony erat, mengusal di perpotongan leher rony.
Rony menepuk- nepuk pantat salma dengan gemas, "kenapa sih? dari bangun tidur sensi banget. mana teriak- teriak lagi. kenapa, hmm?"
Salma menggeleng dalam pelukannya, "ronyyy..." rengek salma lagi.
"Iyaa, apa caca? Mau apa?"
"Gue pengen ikut mendaki, mau ikut sama temen- temen kuliah gue."
Rony menghela nafas, itu lagi yang dibahas. Sudah dua hari ini salma memaksa ingin ikut mendaki bersama teman- teman kuliahnya. Namun hingga kini jawaban rony tetap sama, tak mengijinkannya.
"Kenapa tanya itu lagi? Jawaban gue kemarin kurang jelas?" Rony melepaskan pelukannya pada pinggang salma, hendak menatap istrinya namun ditolak, salma malah mengeratkan pelukannya.
Salma merasakan kalau rony marah karena membahas ini lagi. Tapi dia beneran mau ikut, masa rony engga kasi izin. Salma rasanya mau menangis saja. Moodnya yang sedang tidak baik karena datang bulan membuatnya jadi lebih sensitive. "Tapi gue mau ikut ronn, hikss hikss."
"Kenapa malah nangis lagi?"
"Huaa lo marah, jangan marah." salma semakin terisak, semakin erat pula pelukannya pada leher rony.
"Gue gak marah, gue kan udah jelasin alasan gue engga kasi izin lo ikut. Mendaki itu ga gampang, selain siap mental lo juga harus siap fisik. Tapi ini, lo lagi haid, nafsu makan lo tadi pagi katanya menurun, tidur juga ga enak. Gimana bisa gue kasi izin ikut mendaki. Sementara gue juga lagi sibuk, ga bisa nemenin."
"Hikss tapi hikss gue mau ikut, mau ikut ronyyy hikss..."
Rony menghela nafasnya, sudah dua kali salma merengek ingin ikut hingga menangis seperti ini. Susah sekali diberitahu.
"Ya udah-" rony hendak melepas pelukan salma.
Salma menggeleng, "huaa engga, jangan lepas. ga mau, lo marah."
"Biar, mau gue marah juga biarin aja. Gue bilang engga juga lo masih ngerengek. Masih nangis kayak gini. Ya udah, mau ikut mendaki, ya udah sana, ikut aja. Ga usah dengerin gue. Toh kalo terjadi apa- apa, sakit, lo yang ngerasain. Lepas, pergi aja mendaki, gak bakal gue larang lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE LIFE : Teman tapi Menikah
RomanceRéupload dari fizzo. Menghela napas, dan sisanya pasrah. Ini adalah kehidupan rumah tangga Salma dan Rony dengan konflik ringan yang menjadi bumbu dalam rumah tangga mereka. - BLURB "Ayok nikah. Lo percaya sama gue?" Salma menatap dalam ke arah Ron...