S2#1

629 82 0
                                    

5 tahun kemudian...

Terlihat renjun yang sedang melihat anak satu-satunya untuk saat ini tengah bermain dengan Yangyang bahkan dia berlari dengan kaki kecilnya membuat Renjun tersenyum melihat sang anak, lalu diapun mendekat pada keduanya.

"Lele?" Sang anak lantas melihat kearah renjun lalu diapun langsung berlari dan menubruk kaki renjun membuat renjun tersenyum lalu berjongkok agar tinggi mereka sama dan memeluk anaknya itu.

"Mama, kenapa papa belum pulang?" Ucap chenle menatap sang ibu.

"Mungkin urusan papa belum selesai sayang." Ucap renjun sembari mengelus kepala anaknya itu dan melihat Yangyang yang membungkuk padanya lalu pergi meninggalkan ibu dan anak itu diruang tengah.

"Padahal papa janji akan pulang cepat dan main dengan lele." Ucap chenle cemberut membuat renjun tersenyum lalu diapun melepaskan pelukannya pada sang anak dan berdiri lalu menggenggam tangan chenle.

"Kalau begitu kita main dulu berdua sampai papa pulang, setuju?" Ucap renjun ceria.

"Ne." Ucap chenle sangat semangat lalu keduanya pergi menuju taman belakang untuk bermain berdua.


At. Kediaman nohyuck.

Jisung, anak jeno dan Haechan terlihat tengah bermain dengan mainan yang beberapa Minggu lalu dibelikan oleh sang suami, sedangkan dia sedang memberikan makanan untuk sang anak bungsu yang terlahir tepat saat sih sulung jisung berusia 2 tahun dan diberikan nama Lee Jae Hee.

"Jie?"

"Kenapa ibu?" Ucap sih sulung melihat sang ibu.

"Jie ingin makan sekarang? Biar ibu suruh ambilkan oleh pelayan."

"Jie mau makan dengan ayah, jie tunggu ayah saja."

"Bagaimana kalau ayah lama jie?"

"Yung mamam." Ucap sih kecil Jae-Hee. Jisung gemas pada adiknya itu lalu diapun mengelus kepala sang adik.

"Jaehee makan saja duluan, Hyung belum lapar." Ucap jisung pada sang adik. Tapi jaehee yang belum mengerti malah memberikan biskuit miliknya yang telah habis setengah itu.

"Mamam." Mau tidak mau jisung pun memakan biskuit itu dan membuat sih bungsu keluarga Lee itu tertawa senang. Haechan yang melihat kedua anaknya sangat akur ikut tersenyum. Karena dia merasa berhasil menjadi seorang ibu. Dan merasa bersyukur karena menerima pinangan sang suami 5 tahun yang lalu. Walaupun dia sudah memiliki seorang anak diusia yang baru menginjak 23 tahun, tapi dia sangat senang. Karena yang bersamanya adalah orang seperti Lee jeno.




At. Istana Na.

Jaemin sedang berunding mengenai masalah yang terjadi di perbatasan bersama dengan sang kakak yang sekarang sudah menjabat sebagai raja negeri ini, Na Jaehyun bahkan sang kakak telah memiliki dua putera berstatus pangeran saat ini, Na Sungchan anak sulung nya yang berusia 4 tahun dan Na Sion yang lebih muda satu tahun dari sang kakak.

"Sepertinya memang harus mengirim orang ke perbatasan yang mulia."

"Apa kau bersedia?"

"Maaf yang mulia, tapi saya tak bisa meninggalkan istri dan anak saya." Ucap jaemin datar.

"Lantas siapa yang aku utus kesana jaemin? Aku tak mempercayai siapapun." Ucap jaehyun.

"Siapapun itu hakmu, tapi maaf saya akan menolak walaupun itu perintah mu. Saya rasa sudah tidak ada yang perlu dibahas lagi." Ucap jaemin berdiri hendak pergi tapi perkataan jaehyun membuatnya kembali berhenti.

"Apa kau masih marah padaku mengenai kematian ayah dan ibu jaemin?"

"Aku tidak marah padamu sama sekali Hyung, karena ini memang takdir keduanya. Tapi, sebagai seorang raja kau harus bisa mengatasi masalah ini sendiri, jangan pernah libatkan aku sama sekali, karena aku tidak tertarik sama sekali dan menggangguku karena masalah sepele. Aku pergi." Ucap jaemin akan melangkah.

"Aku tidak sanggup duduk di kursi raja ini jaemin. Aku ingin berhenti. Gantikanlah aku jaemin." Jaemin berhenti seketika tapi tak berbalik untuk menatap saudara kandungnya itu.

"Maaf Hyung, tapi saya tak berminat untuk mengambil tahta yang kau inginkan sejak lama ini. Saya permisi." Ucap jaemin lalu pergi begitu saja.

Jaehyun hanya menatap Jaemin dengan tatapan yang tak bisa diartikan sama sekali. Hingga diapun menyadari kedatangan Taeyong yang menggendong anak bungsu keduanya.

"Jae?" Sang empu hanya menatap datar pada istrinya itu.

"Apa harus begini jae? Apa karena peraturan baru istana yang disahkan saat orangtuamu tiada kau ingin menyerahkan tahta pada adikmu?" Ucap taeyong.

"Aku hanya bosan denganmu. Dan peraturan itu berlaku bahkan sampai orangtuaku tiada, karena itu aku tak akan bisa memiliki selir sama sekali. Ini bagaikan neraka bagiku." Kesal jaehyun.

"Tapi jae, setidaknya ingat ada sungchan dan sion diantara kita. Bisakah kau hanya menatapku bukan menatap yang lainnya jae. Aku ingin dicintai seperti renjun yang begitu dicintai oleh Jaemin." Ucap taeyong.

"Kalau kau ingin seperti itu, maka menikahlah dengan adikku." Datarnya lalu pergi begitu saja membuat taeyong meneteskan air mata nya begitu saja dan memeluk anak bungsunya itu, beruntung sungchan tak mendengar percakapan mereka, walaupun sungchan belum akan mengerti tapi bagi taeyong anaknya tak boleh tahu semua ini sama sekali. Cukup kedua anaknya tahu kalau hubungannya dan sang suami sangat baik dan harmonis, hanya sampai disitu saja.










At. Istana Lee.

Terlihat anak sematawayang sang raja Mark Lee, kakak dari jeno yang tengah bermain dengan pelayan. Anak perempuan yang saat ini berusia 5 tahun, Lee winter yang berposisi sebagai Puteri mahkota yang menuruni kecantikan mendiang sang ibu.

Mendiang ibu?
Ya. Istri Mark tiada saat melahirkan winter ke dunia 5 tahun lalu, dan sejak saat itu Mark tidak memutuskan untuk menikah sama sekali. Dia hanya ingin membesarkan puterinya seorang diri. Hanya itu tujuan hidupnya.

"Ibu?"

"Puteri sudah berapa kali saya bilang saya ini pelayanmu bukan ibumu."

"Ibu hiksss.... Ibu hiksss.... Kenapa ibu mengatakan hal itu hiksss...." Tangis winter pecah begitu saja. Membuat sang pelayan benar-benar tak mengerti harus apa, apalagi dia baru bekerja di istana itu.

Disaat bersamaan Mark membuka pintu tempat sang Puteri bermain lalu diapun mengeluarkan aura yang sangat gelap karena mendapati sang Puteri menangis bahkan menatap pelayan itu tajam lalu memeluk puterinya.

"Princess, ada apa sayang? Kenapa menangis?" Ucap mark.

"Ibu hiksss.... Ibu mengatakan kalau dia pelayan bukan ibu hiksss... Dia ibu ayah hiksss...." Adu sang anak sembari menangis. Mark menatap tajam pelayan itu dan pelayan itu hanya menundukkan kepalanya saja karena takut.

"Pergilah." Datar Mark melihat pelayan itu dan pelayan itupun langsung pergi meninggalkan ayah-anak itu.

"Sayang? Lihat ayah." Ucap mark melonggatkan pelukan pada anaknya itu.

"Ayah hiksss... Dia ibuku hiksss..."

"Bukan sayang, ayah kan sudah bilang ibu sudah tenang dialam yang berbeda." Ucap mark.

"Tapi ayah hiksss... Ibu mengatakan dia akan jadi ibuku hiksss.... Dia ibuku hiksss.... Ayah hiksss...." Mark hanya diam saja karena mendengar perkataan anak sematawayang nya itu.









































🎂🎂🎂

My Love (Jaemren) END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang