Beberapa menit setelah Galang masuk Kamar, anak itu sudah keluar lagi dengan outfit casualnya. Sepertinya anak itu akan pergi lagi guna menenangkan diri.
"Eh, Galang! You mau kemana?" Tanya Dewi.
"Mau keluar." Jawab Galang dan langsung melengos begitu saja.
Dewi menatap Galang sedih. Ada apa dengan anaknya? Rasanya wanita itu ingin menangis melihat sikap cuek anaknya itu.
"Galang. You kenapa, sih? Mamsky kan Worry sama You. You marah sama mamsky, ya?"
Puguh datang dan mengelus punggung sang istri, "Udah! Biarin dia tenang dulu. Setelah dia pulang nanti, kita bicarain baik-baik. Emang, gak seharusnya kita banding-bandingin dia. Yang anak kita itu kan Galang, bukan Nayla."
Dewi mengangguk. Ia lekas menyeka air matanya yang sedikit menitik. Ia benar-benar menyesal karna memperlakukan Galang seperti itu. Boleh saja marah atas kebolosan anaknya itu, asalkan jangan membanding-bandingkan dengan anak orang lain. Toh, Galang sebenarnya tak masalah jika seandainya Puguh dan Dewi hanya memarahinya soal bolos. Ia hanya sakit hati karna dibanding-bandingkan. Apalagi Galang tengah sensi dengan Nayla saat ini.
***
Beberapa meter motor itu meninggalkan Rumah, Galang terhenti. Ia menghela nafas lelah dan termenung.
"Gak seharusnya gue bersikap kayak gitu sama mamsky. Mamsky kan gak tau apa-apa. Gue harus minta maaf nanti." Galang membatin.
Setelah bergelung dengan pikirannya, Galang menjalankan motornya lagi. Mungkin memang ia harus menenangkan pikirannya dulu. Bisa-bisa jika ia memilih kembali lagi ke Rumah untuk meminta maaf, kepalanya malah masih panas. Malah bertengkar lagi jadinya.
Setelah ia berkeliling jauh dari tempat tadi, sebuah bayangan melesat menuju motornya dari arah berlawanan dan hampir menabraknya. Otomatis, Galang harus rem mendadak. Ia mendengus pada pelakunya.
Seketika Galang terdiam. Awalnya ingin menyemprot si pelaku dengan kata-kata makian, itu urung ketika menyadari pelakunya adalah Tania. Kali ini gadis itu memakai outfit casual juga. Artinya, dia sudah pulang Sekolah juga seperti Galang.
"Aduh! Lo lagi-lo lagi. Bosen gue, ketemunya lo mulu." Dumel Tania.
Gimana gak kesel? Baru aja ketemu, eh malah ketemunya lagi masih di hari yang sama. Udah gitu, 3x dalam sehari? Gimana gak bete?
"Eh, ketemu VC lagi!" Ucap Galang cengengesan.
"VC-VC! Lo nanya nama gue, udah gue kasih tau. Sekarang, lo udah tau nama gue, masih aja manggilnya VC." Omel Tania.
"Loh, kenapa? Kan VC artinya Vampir Cantik. Apa gak usah gue singkat aja, kali?"
Tania memalingkan wajahnya. Diam-diam ia tersenyum. Tersipu beneran dia, tuh! Cuma Galang yang baru mengatakan dirinya cantik. Tinggal di Istana vampir sana, gak pernah ia merasa dipuji.
"Ih, apaan sih lo? Serigala sok kegantengan." Ambek Tania salting.
"Eh, gue emang ganteng, kali!" Ledek Galang.
"Iya! Tapi nyebelin!"
"Hah? Berarti, lo ngakuin gue ganteng, dong!"
Mendengar itu, Tania menghentakkan kakinya kesal, "Ih, dasar lo serigala kepedean!"
Kesal berantem dengan Galang terus, Tania segera melesat pergi. Bisa-bisa kewarasannya ikut hilang karna meladenk Galang yang gak jelas. Sementara Galang terus memandangi kearah perginya Tania dengan senyuman.
"Tania-tania. Jadi vampir lo cantik banget, sih! Mungkin lo emang Tuhan kirimkan buat berjodoh dengan gue." Ucap Galang dalam hati. Walaupun ia tak yakin. Halu dikit, gak papa, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
Fiksi PenggemarGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...