Tentang Hyunjin yang akhirnya mengingat kembali Felix dan kisah mereka dimasa lalu.
"Once you've met someone, you never really forgot them. It just takes a while for your memories to return."
100% Fiction
HumanHyun x SirenLix
#1 hyunlix [Sept 14...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dari mana saja Yang Mulia?" Pertanyaan tiba-tiba yang Hyeon dengar saat dirinya berhasil kembali memasuki kamarnya setelah menyelinap berjam-jam untuk menemui Yongbok membuatnya berjengit kaget.
Lelaki berusia 19 tahun itu dengan reflek berusaha menyembunyikan gulungan kertas yang ia bawa pulang. Lukisan dirinya dan Yongbok yang sebelumnya mereka dapatkan. Masih dengan hanbok merah yang ia kenakan, Hyeon tidak dapat mengelak kalau dirinya barusaja dari luar.
"Yang Mulia Ratu..."
Adalah ibunya. Istri sang raja, Yang Mulia Ratu. Berada dikamarnya sudah duduk dengan tenang, seperti mengetahui sejak awal bahwa dirinya memang tidak berada di kediamanya.
"Hyeon." Sang ratu memanggilnya lembut.
Dan jika wanita itu sudah menggunakan namanya maka Hyeon bisa merasa lebih santai. Ini adalah ibunya, diluar dari jabatan ratu yang berkuasa. Hyeon bisa mengatakan apa saja pada wanita yang paling ia sayangi ini.
"Ibu.." Hyeon mendudukan dirinya dihadapan samg ibu yang sudah duduk beralaskan bantal diarea meja baca kamarnya.
"Dari mana sana, Nak? Apa yang kau lakukan. Ibu sudah disini hampir tiga jam dan kau baru saja kembali."
"Maafkan aku Bu. Aku akan berkata jujur tapi Ibu benar-benar harus percaya padaku."
Hyeon menceritakan hal yang selama ini ia sembunyikan pada ibunya, tentang ia yang memiliki kekasih, tentang ia yang sering menyelinap keluar istana hanya untuk menemui kekasihnya.
"Tapi sebentar lagi kau akan menikah dengan putri mahkota, kau harus mengakhiri hubunganmu."
"Tapi Bu..."
"Putraku...-"
"Aku sudah menikah denganya, Bu." Kata Hyeon cepat yang membuat ibunya sangat terkejut.
"Apa yang kau katakan? Bagaimana mungkin?"
"Kami sudah melakukan penyatuan, Bu." Kalimat terakhir dari sang putra mahkota menambah keterkejutan pada sang ratu yang sebelumnya bahkan masih belum hilang.
"Wang Hyeon.."
"Bu. Aku sangat mencintainya. Dia juga begitu, Bu."
"Kalau begitu bawa dia ke istana, Ibu ingin melihatnya."
"Dia tidak ingin ke istana, Bu. Itulah mengapa aku selalu menyelinap keluar untuk menemuinya."
