Tedy dan Mimi bertetangga dan berkuliah ditempat yang sama. Ayah mereka berteman baik, tapi tidak dengan ibunya yang selalu julid untuk kehidupan satu sama lain.
Seperti pribahasa, buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Namun sayangnya, bukan sifat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari pertama Mimi untuk masuk kuliah pun tiba, hari ini dia akan menjadi mahasiwa baru jurusan bisnis. Tentu saja jurusan yang dia pilih karena cita-citanya ingin menjadi pengusaha muda yang berbakat.
Teddy yang akan bersiap pergi kuliat mulai mengghidupkan motor besarnya, dengan suara knalpot yang sangat menyaring.
"Emang bangke ya tuh tetangga, tiap hari denger suara knalpot lo lama-lama budek juga nih kuping gue". Mimi mendumel mengeluarkan motor scoopy dari garasi rumahnya.
Lian melawati rumah mimi, melihat wanita itu tengah bersiap pergi dengan motornya, dia melambatkan motornya mencari bahan apa yang bisa dia gosipkan nanti bersama mommynya.
"Woiii ....woiii jelek"
Mimi pura-pura tidak mendengar
"Weleh udah jelek budek lagi"
"Bacot, bisa diem ngga lo berisik"
"Idih ngerasa ya lo jelek."
"Gue sambit lo ya". Sabil melepas sepatunya
"Anjir galak banget kaya herder, dasar mimi peri" Lian langsung menancapkan gasnya, dari pada dia kena lemparan sepatu kapal miliki Mimi.
"Sok kecakepan, si paling anak mama, julidnya sejagat raya. Awas aja lo teddy bear"
*** "Pokoknya gue dikampus akan jadi orang lain, gue akan jadi orang anggun yang ngga bar-bar, bisa menjaga amarah dan bertutur kata yang lembut. Mari menjadi orang baru dilingkungan baru". Tekat Mimi dalam hatinya
Mimi memasuki kampusnya Universitas Elang, kampus ini dia pilih karena tidak mau sekampus dengan kakaknya. Dia tidak ingin aktivitasnya selama dikampus dimata-matai oleh Ashel untuk dilaporkan ke orang tuanya.
Tiba di lapangan dan bergabung dengan mahasiswa lain di jurusannya, Mimi siap melaksanakan ospek perdananya.
Banyak kakak tingkat yang hadir di depan lapangan, menjelaskan peraturan-peraturan saat ospek agar dapat mereka pahami.
Ada sesesorang yang duduk dipinggir lapangan, laki-laki dengan kemeja kotak-kotak biru dan celana jeans sedang bercengkrama bersama dengan dua orang temannya. Kini tampak memperhatikan semua siswa dilapangan yang sedang menyerap sinar matahari dikulit mereka.
"Anjir si Mimi peri itu? Teddy mengucek matanya, karena terkerjut melihat orang yang setiap hari dia ghibahkan sekarang berada dikampus yang sama dengannya.
Wanita dengan rambut kucir kuda dan kacamata frame tipis itu, tampak sekali-sekali menyeka keringat yang mulai muncul di dahinya.
"Wah ngga salah lagi si Mimi peri sih itu, udiknya udah kecium sampe sini. Ngapain dia masuk ke kampus ini, kenapa nggak kuliah dikampus yang sama dengan Ashel. Apa dia mau buntutin gue ya biar bisa dapet laporan bahan julid ke mak nye. Awas aje lu"