Chapter 54 - Kembalinya Haruto

2 1 0
                                    

Setelah pertarungan epik dan penyatuan kekuatan dengan Noir, Haruto kembali ke dunia lamanya. Dia berdiri tepat di depan meja Elara-sensei, seolah waktu hanya berjalan selama sekejap. Celestine, yang telah meminjam tubuh Elara, sudah kembali, dan kesadaran Elara kembali seperti semula.

"Hanya lima belas detik, ya? Hebat juga, kupikir akan lebih lama. Celestine-sama benar-benar luar biasa," ucap Elara sambil mengatur kembali duduknya, mencoba menenangkan hatinya yang sempat berdebar karena pengalaman yang baru saja berlalu.

Haruto, yang kini memancarkan aura yang berbeda, hanya bisa tersenyum tipis. "Sensei, aura saya... apakah terlihat terlalu mencolok?" tanyanya sambil menggaruk belakang kepalanya.

Elara mengangguk, mencoba menahan senyumnya. "Haruto, aura mu benar-benar berbeda sekarang. Tolong tekan auramu sebelum meninggalkan ruangan ini, oke?"

Haruto mengangguk. "Baiklah... dan, apakah Celestine-sama sudah kembali?"

Elara mengangguk lagi dan membuka laci mejanya, mengeluarkan sebuah kotak kecil yang tampak berkilauan. "Sebelum kamu pergi, ini ada sesuatu untukmu," ucapnya sambil menyodorkan kotak tersebut kepada Haruto.

Haruto menerimanya dengan rasa ingin tahu. "Apa ini, Sensei?" tanyanya sambil membuka kotaknya perlahan. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin indah berkilauan, membuat Haruto tertegun.

"Eh, cincin... Sensei, apa ini... apakah Sensei ingin melamarku?" Haruto tersenyum menggoda, memancing reaksi Elara.

Wajah Elara seketika memerah, refleksnya hampir membuatnya tersandung kata-katanya sendiri. "Ja-jangan asal bicara! Aku sudah punya suami, bodoh!" serunya sambil berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah seperti tomat. Meskipun marah, ekspresinya malah tampak lucu dan imut.

Haruto tertawa kecil, menikmati momen itu. "Aku cuma bercanda, Sensei. Tapi serius, ini cincin apa?"

Elara mendengus kesal sambil mengambil napas panjang. "Huh, itu bukan cincin sembarangan. Cincin itu adalah 'Cincin Penekanan' yang diberikan oleh Celestine-sama. Ini adalah item level dewa, Haruto. Cincin ini akan membantu menekan auramu yang kuat, sehingga kamu tidak membuat orang lain ketakutan di sekitarmu."

Haruto terdiam, terpana melihat cincin itu. "Level dewa...? Ini luar biasa..."

Elara tersenyum, merasa lega Haruto mengerti pentingnya cincin itu. "Ya, cincin ini akan tetap ada di jarimu, tidak peduli apapun yang terjadi. Dengan ini, kamu bisa berjalan di dunia ini tanpa membuat seluruh tempat gempar. Jadi, pasanglah di jarimu."

Haruto mengangkat cincinnya, menatapnya sejenak dengan rasa syukur sebelum perlahan-lahan memasangnya di jari. Seketika, aura magis yang luar biasa menyelimuti dirinya, menenangkan energi yang sebelumnya tidak terkendali.

"Terima kasih, Sensei," ucap Haruto tulus.

Elara hanya tersenyum dan mengangguk. "Jangan lupa, Haruto... perjalananmu baru dimulai. Jaga dirimu baik-baik."

Haruto membalas senyum itu dengan semangat baru yang membara di dalam dadanya, siap menghadapi tantangan selanjutnya dengan kekuatan yang kini lebih terkendali.

Setelah perbincangan yang penuh canda tawa itu berakhir, Haruto melangkah keluar dari ruangan Elara. Pintu tertutup dengan pelan, meninggalkan Elara sendirian di ruangannya. Namun, begitu dia duduk kembali di kursinya, matanya menangkap sesuatu yang aneh.

Sebuah bulu putih halus tergeletak di lantai. Elara mengernyitkan dahi, menatap bulu itu dengan kebingungan. "Huh? Bulu? Tapi di sini kan tidak ada burung..." gumamnya sambil memungut bulu tersebut dengan ujung jarinya, memeriksanya lebih dekat.

Dia berusaha mengingat apakah mungkin ada hewan peliharaan yang berkeliaran, tetapi tidak ada. Bahkan, ruangan itu selalu tertutup rapat, mustahil bulu burung bisa masuk begitu saja. Elara menggeleng dan tersenyum kecil, merasa sedikit konyol karena memikirkannya terlalu serius.

Dead or Alive in Second Life : RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang