Ϲһα⍴tᥱr 04

4 1 0
                                    

Mengetahui itu, mereka pun bergegas pulang untuk merayakan kehamilan Kyara.

"Tunggu dulu. Zyan apa kau tidak mau membeli sesuatu untuk adik ipar mu?"

"Kakak benar, kita harus membawa hadiah untuk adik ipar dan calon keponakan kita, "

"Ahh kakak, begini saja. Aku pulang duluan, kalian beli hadiah. Bagaimana?"

"Ya sudah kalau begitu, "

Dicto langsung pulang duluan menggunakan taksi, sementara Varez dan Zyan membeli beberapa hadian untuk Kyara. Setibanya Dicto di apartemen, dia begitu bahagia dan terus memanggil-manggil istrinya.

"Kyara. Kyara, "

"Dicto, kamu baru pulang?"

"Iya kak. Di mana Kyara?"

"Hey sabarlah, istri mu tidak kemana-mana. Dia sedang beristirahat di kamarnya, ada kak Velyn yang menjaga nya. Tenanglah, "

Dicto langsung berlari masuk ke kamar untuk menemui istrinya. "Kyara, " panggil Dicto saat sudah berada di kamar.

"Dicto, kamu sudah pulang?"

Dicto langsung memeluk istrinya dan berkali-kali mencium perut istrinya. "Ekhem, " tegur Velyn yang dari tadi menyaksikan mereka. "Ya sudah kalian lanjutkan saja, kakak mau turun ke bawah dulu. Kyara jangan lupa di makan buah-buahannya, " ucap Velyn.

"Terima kasih kakak, "

Velyn langsung keluar meninggalkan Dicto dan Kyara di dalam kamar. Tak berselang lama Varez dan Zyan juga datang membawakan beberapa hadiah yang cukup mewah untuk Kyara. Mengetahui kedatangan Zyan dan Varez, Dicto langsung membawa istrinya untuk turun ke ruang tamu menemui mereka. Kyara sangat bahagia dengan hadiah yang di berikan oleh kedua kakak iparnya.

"Baru-baru pihak pemerintahan kota New York melakukan larangan kepada kaum wanita khususnya gadis-gadis muda untuk tidak keluar rumah sendirian dan pada malam hari. Aksi ini di lakukan karena maraknya kasus penculikan gadis-gadis muda yang terjadi di kota New York. Untuk itu kami menghimbau kepada... "

Baru saja mereka bahagia dengan kabar kehamilan Kyara, kini mereka kembali di bikin panik tentang yang baru saja terjadi di New York. Hal itu membuat Zyan langsung menelfon anak-anaknya dan menanyakan keadaan mereka.

"Hallo?"

"Candra, bagaimana keadaan saudari-saudari mu?"

"Mereka baik-baik saja ayah, semua aman di sini. Pasti ayah menelfon karena mengetahui kasus penculikan di sini kan?"

"Iya nak. Ayah khawatir pada kalian semua, "

"Ayah tidak usah khawatir. Candra akan menjaga mereka, fokuslah pada pekerjaan mu ayah, "

"Tidak nak. Ayah sangat khawatir dengan keadaan kalian. Secepatnya ayah akan mengurus tiket pulang, "

Telfon pun di matikan, Zyan dan yang lainnya merasa cemas dengan keselamatan putri-putri mereka yang ada di rumah. Tanpa pikir panjang, Varez memutuskan untuk mengajak mereka pulang besok.

----------------


Keesokan harinya, Leyna mengajak teman-teman kampusnya yang cukup banyak untuk mengadakan pesta. Banyak rokok sampai alkohol yang mereka bawa dalam pesta tersebut. Mereka bahkan menari dan menyetel musik dengan suara yang cukup keras. Hal itu tentu menggangu konsentrasi Candra, Kirana, dan Bella yang sedang belajar. "Kalian tunggu sini. Biar aku yang pergi cek, " ucap Candra. Saat ia keluar, Candra terkejut melihat adanya banyak anak muda yang sedang berpesta di rumah pamannya. Candra tau bahwa Varez sangat tidak suka adanya pesta di rumah, jika dia mengetahui ini pasti dia akan sangat marah besar. Candra turun lalu mematikan musik tersebut, tentu hal itu membuat semuanya merasa kesal dan melirik ke arah Candra.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang