Ϲһα⍴tᥱr 09

2 1 0
                                    

"Kau benar, di Dubai tidak ada yang miskin. Jika ada pun mereka masih mampu untuk membeli beras. Aku lupa siapa nama pria itu, dia sangat licik bahkan tidak ada yang mampu mengalahkan dia, "

"Di mana dia sekarang?"

"Aku dengar dia sudah pulang ke Dubai bersama cucunya. Dan saat ini penculikan tersebut di tangani oleh orang kepercayaannya Carlos. Mereka bersembunyi di sebuah rumah mewah dekat dengan dermaga New York, "

"Itu mudah, kita bisa kesana dan menangkap bajingan itu, "

"Tidak mudah tuan. Di lantai pertama kalian akan berhadapan dengan ribuan anak buahnya bersenjata api, lalu di lantai dua di kuasai oleh petinju terhebat dari New York. Dan di lantai tiga kalian akan menghadapi tiga pembunuh berdarah dingin yang Carlos bawa dari pegunungan Tiongkok, kalian harus berhati-hati dengan mereka sebab mereka juga kanibal, "

"Lanjut di lantai empat, kalian tidak akan menemukan siapa-siapa di sana, "

"Itu bagus. Jadi kami bisa beristirahat dengan tenang, " sahut Dicto.

"Tidak tuan. Di lantai empat ada banyak perangkap yang sangat mematikan, jangan tertipu dengan suasana ruangan yang tenang. Salah melangkah badan kalian bisa terbelah dua, "

"Dan di lantai lima inilah tempat perdagangan gadis-gadis muda di lakukan. Lantai lima merupakan wilayah kekuasaan Carlos. Jika kau membutuhkan bantuan saya akan panggilkan beberapa orang untuk membantu mu, "

Setelah perbincangan itu, Varez dan kedua adiknya pergi pulang.

----------------


Sementara itu setelah Kirana selesai menggambarkan sketsa gambar orang tersebut, dia terkejut karena gambar itu mirip dengan pamannya Varez. Carlos mengambil gambar tersebut dan menanyakannya pada anak buahnya.

"Apa ini benar orangnya?"

"Iya tuan. Dialah orangnya, "

"Ah tuan aku rasa ini kesalahan. Aku kurang fokus menggambarnya sampai menggambar wajah paman ku, " ucap Kirana yang langsung mengambil poster tersebut.

"Jadi itu paman mu?"

"Iya tuan. Jika tuan mau akan ku telfon dia kemari untuk menjelaskan semuanya, " ucap Kirana yang langsung mengambil ponselnya dan ingin menelfon Varez.

"Hallo Kirana ada apa?"

"Pa-" belum selesai Kirana menyampaikan apa yang terjadi. Salah satu anak buah Carlos langsung menangkapnya hingga ponsel tersebut jatuh.

"Hallo Kirana apa yang terjadi?"

"Kirana?"

"Kak, apa yang terjadi pada Kirana?" Tanya Zyan.

"Aku rasa ada yang tidak beres. Kau telfon Esmes lalu tanyakan dimana Kirana sekarang?"

"Baiklah, "

Zyan langsung menelfon Esmes untuk menanyakan di mana Kirana berada. Setelah mengetahui bahwa Kirana pergi ke kampus di temani oleh Bella, dia langsung menelfon Bella.

"Hallo ayah ada apa?"

"Kirana bersama mu nak?"

"Iya ayah, tapi Kirana meminta Bella menunggunya di parkiran. Bella tidak tau apa yang dia lakukan, katanya tadi ada tugas dadakan dari kampus, "

"Nak. Kamu masuk ke dalam, dan tanyakan Kirana di mana sekarang, "

"Baik ayah, "

Bella mematikan telfon nya dan masuk ke dalam kampus menemui dosen yang memberikan tugas pada Kirana. Setelah mengetahui itu Bella langsung menghubungi Zyan kembali.

"Ayah. Petugas kepolisian membawa Kirana untuk menggambarkan sketsa wajah penjahat di rumah sakit, akan aku kirimkan alamatnya pada ayah segera, "

Setelah mendapatkan alamat tersebut, mereka bertiga langsung datang ke rumah sakit tersebut untuk mengecek keadaan Kirana. Setibanya di sana, Varez tidak menemukan sebuah poster yang memperlihatkan jelas wajahnya.

"Aku mengerti sekarang, " ucap Varez yang kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi ponsel Kirana.

Ponsel Kirana berdering, Carlos membukakan lakban yang menutupi Kirana lalu memintanya untuk mengangkat telfon tersebut.

"Paman hallo, tolong aku. Aku takut paman, "

"Dengar aku tau kau mendengarkan ku. Jika terjadi sesuatu pada keponakan ku, maka kepala mu akan bernasib sama dengan adik mu. Kau camkan itu, " ancam Varez yang tau pasti mereka akan mendengarkan pembicaraan mereka. Carlos kesal dan langsung membanting ponsel tersebut lalu menampar Kirana dengan sangat keras sampai mengeluarkan darah dari hidungnya. "Kirim gadis ini sekarang ke Dubai, biar saja jika kepala ku akan menjadi taruhannya. Setidaknya mereka tidak bisa menemukan gadis ini kembali, " perintah Carlos. Anak buahnya langsung membawa Kirana untuk di kirimkan ke kota Dubai hari itu juga. Di tengah perjalanan, secara kebetulan Bella melihat orang-orang itu membawa Kirana. Bella lalu mengejar mobil tersebut dengan kecepatan yang sangat tinggi hingga berhasil menyelip mobil itu dan menghentikannya. "Lepaskan adikku, " teriak Bella. Para penjahat itu tertawa melihat Bella dengan aksi beraninya ingin menghentikan mereka. Salah satu penjahat itu ingin menembak Bella, namun Kirana lebih dulu menendangnya hingga jatuh ke luar. Kesempatan itulah yang di pakai Kirana untuk melarikan diri bersama Bella. Mengetahui mereka berhasil lolos, para penjahat itu langsung mengejar Bella dan juga Kirana yang kabur menggunakan mobil.

HERNANDES : The Kindness Monster'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang