"Bagaimana Zyan, kau sudah menemukan Bella?"
"Tidak kak. Kami hanya menemukan mobilnya yang rusak parah, "
Zyan duduk di sofa menyandarkan dirinya ke punggung sofa sambil mengusap pelan keningnya. Esmes yang tau kedua anaknya hilang sangat khawatir bahkan tak henti-hentinya menangis. Tiba-tiba telfon rumah Zyan berdering, Varez kemudian langsung mengangkat telfon tersebut.
"Hallo tuan-tuan Hernandes. Bagaimana kabar kalian?"
"Kau?"
"Ya ini aku. Bagaimana kabar mu putra sulung ku, "
"Mau apa kau sekarang?"
"Tenang nak, ayah kesini hanya memberitahukan sedikit informasi kalau kedua putri kalian Adykirana dan Bella ada pada ayah, "
"JIKA KAU BERANI MENYENTUH MEREKA, MAKA KAU-"
"Kalian lah yang akan binasa terlebih dahulu sebelum aku, " ucap Oscar sambil menertawakan Varez.
"Varez, Varez. Kenapa kau merusak semua rencana ayah nak? Ayah padahal tidak mengganggu kalian lagi, "
"Dengar. Apa yang kau mau sekarang, "
"Berikan telfon itu pada Zyan, "
Varez lalu memberikan telfon itu pada Zyan. Saat itu semua sedang berada di ruang tamu berkumpul mendengarkan Oscar.
"Zyan, apa kau mau dua putri mu selamat?"
"Jika kau mau akan ku beritahu caranya. Kau dan seluruh keluarga mu harus datang kemari, "
"Untuk apa?"
"Nanti akan ku beritahu jika kalian sudah datang kemari, "
"Dengar Zyan. Jika kau mau dua putri mu selamat maka kemari lah bersama seluruh keluarga mu tanpa pengecualian. Besok bawahan ku akan menjemput mu, "
"Baiklah jika itu mau, tapi awas saja sampai kedua putri ku terluka, " ucap Zyan. Zyan lalu mematikan telfon tersebut.
"Kita semua akan ke Dubai besok, "
"Besok? Kita semua?"
"Kau gila Zyan. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan mereka?"
"Yang di katakan kak Varez benar kak. Aku tidak mau terjadi apa-apa pada istriku dan bayiku, "
"Aku tau itu, dan aku juga tidak mungkin membahayakan mereka. Aku tau Kyara sedang hamil, aku tau Velyn harus mengurus Leyna yang sedang sakit, aku juga punya istri dan dua anak yang masih kecil. Tapi Oscar mengancam ku jika kita semua tidak kesana maka Kirana dan Bella dalam bahaya, "
"Besok dia meminta anak buahnya yang akan menjemput kita, " sambung Zyan.
"Tidak Zyan. Leyna sedang koma di rumah sakit, lalu bagaimana dengan dia jika kita semua pergi ke Dubai, siapa yang akan menjaga nya?"
"Kita akan membawanya, " ucap Zyan. Mendengar itu Varez merasa kesal dan langsung mencengkram kerah baju Zyan.
"Aku tidak akan pernah membiarkan putri ku kenapa-kenapa. Dan aku tidak akan membawa Leyna dan keluarga ku kemana-mana, " ucap Varez yang sedikit mendorong. Zyan kemudian langsung pergi ke kamarnya tanpa mengatakan sepatah kata pun, disusul dengan Varez yang langsung pergi pulang bersama istrinya.
"Kak, aku-"
"Tidak apa-apa. Kakak akan bicara dengan Zyan. Kalian pulanglah, dan Dicto jaga istri dan calon anak mu ya, "
"Iya kak, "
Dicto dan Kyara juga ikut pulang setelah berpamitan dengan Esmes. "Candra, bisa tolong tidurkan adik-adik mu dulu?" Candra lalu menganggukkan kepalanya dan menggendong dua adik kembarnya ke kamar.
"Zyan, kau belum tidur?"
"Belum, " Esmes memeluk Zyan dari belakang dan berusaha merayunya agar tenang.
"Esmes ayolah, aku sedang tidak mood hari ini, "
Esmes tidak peduli dengan suasana hati Zyan, dan terus memeluknya sampai memutar balikkan badan Zyan menghadapnya.
"Aku tau kau kesal karena tidak ada yang mau ikut bersama mu ke Dubai, dan aku juga tau bagaimana rasanya saat dua nyawa putrinya dalam bahaya. Tapi kau tidak bisa mengambil keputusan begitu saja, pasti semua ada jalannya. Besok Oscar akan menjemput kita kan? Baiklah aku yang akan ikut dengan mu kesana. Kita berdua yang akan pergi kesana menyelamatkan anak kita, "
"Tidak sayang, kau-" Esmes langsung menutup mulut Zyan dengan telapak tangannya.
"Kita adalah orang tua mereka, maka kita yang akan kesana bersama. Kau tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan ku, selama bersama mu aku pasti baik-baik saja, " ucap Esmes sedikit memberikan senyuman. Zyan langsung memeluk erat istrinya. "Ayah ibu, " panggil Candra yang membuat keduanya terkejut dan saling melepaskan pelukan tersebut.
"Candra ada apa nak?"
"Maaf ibu, pintu kamar tidak di kunci jadi aku-"
"Sudahlah nak tidak apa-apa. Katakan ada apa?"
"Ayah, besok aku akan ikut bersama kalian, "
"Nak, kami-"
"Aku tau ibu. Kalian tidak mau aku kenapa-kenapa. Tapi biarlah aku melakukan sesuatu untuk kalian, kak Bella, dan Kirana. Kalian juga sudah cukup banyak melakukan segalanya untuk ku, dan saudari-saudariku. Jadi aku mohon biarkan aku ikut bersama kalian, "
Zyan tersenyum dan memeluk putranya dengan sangat erat. "Baiklah, kau akan ikut dengan ayah ke Dubai, " mendengar persetujuan dari Zyan, Candra lalu sekilas melirik ke arah Esmes. "Nak, ibu sebenarnya sangat mengkhawatirkan mu. Tapi jika ibu terus melarang mu, kapan kau akan belajar melindungi keluarga mu seperti ayahmu, " Candra tersenyum dan memeluk ibu dan ayahnya.
----------------
Sementara itu, Bella dan Kirana sedang berada di sebuah ruangan khusus yang di berikan oleh Oscar untuk mereka berdua. Tak lama kemudian pintu di buka ternyata Oscar datang menghampiri mereka. Kirana perlahan mendekati Bella dan berlindung di belakangnya."Hallo cucu-cucuku, sudah lama kita tidak bertemu, " sapa Oscar.
"Mau apa kamu?"
"Sopan lah sedikit dengan kakekmu Bella, "
"Kakek? Kau bukan kakekku, "
"Oh iya lupa, kita tidak punya hubungan darah. Kau juga hanya anak pungut nya Zyan dan Esmes, yakan Kirana?"
Kirana yang ketakutan tidak menjawab sama sekali dan memalingkan wajahnya dari Oscar.
"Katakan apa yang kau mau sekarang?"
"Tenanglah, aku kemari baik-baik jadi kalian harus bersikap baik dengan ku juga. Aku kemari ingin memperkenalkan seseorang pada kalian, "
Oscar lalu memanggil Calianna untuk masuk menemui mereka. Bella dan Kirana awalnya belum mengenalnya, namun Oscar memberitahukan bahwa Calianna adalah adik mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERNANDES : The Kindness Monster's
Fantasía࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ ୨୧ ࿙⃛࿚⃛࿙⃛࿚⃛ T𝖾𝗋𝗶𝗆𝗮 𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘀𝗮𝗒𝗮 𝗎𝖼𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗸𝖾𝗽𝗮𝗱𝗮 𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻-𝘁𝖾𝗆𝗮𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝘀𝗎𝗱𝗮𝗵 𝗆𝗮𝗎 𝗆𝖾𝗅𝗎𝗮𝗻𝗀𝗸𝗮𝗻 𝘄𝗮𝗸𝘁𝗎𝗻𝗒𝗮 𝗎𝗻𝘁𝗎𝗸 𝗆𝗮𝗆𝗽𝗶𝗋 𝗸𝖾 𝗻𖦹𝘃𝖾𝗅 Μ𝗶𝗆𝗶𝗻 𝗒𝗮𝗻𝗀 𝗯𝖾𝗋𝗷𝗎𝗱𝗎𝗅 Н...