mumpung sekarang hari libur jadi naren dibiarkan tertidur sampai dirinya terbangun sendiri.
gevano sedang duduk di samping Kalingga karena dia memanggilnya untuk menemaninya. gevano bingung dengan sifat Kalingga padahal awal mereka bertemu dia sangat menyebalkan dan angkuh tapi kenapa sekarang dia jadi clingy kepadanya?
Seperi sekarang Kalingga sedang duduk dengan kepala yang di letakkan dipundak gevano sambil dirinya menonton Televisi.
"kau tidak lupakan kalau aku ini pembantumu?"
"tidak" ucap Kalingga tanpa menoleh ke arah gevano sama sekali membuat dirinya merengut kesal.
"lalu kenapa sifatmu seperti ini?!"
"seperti ini bagaimana?"
"maksudku kenapa kau tidak memperkejakan aku seperti yang lain?"
"karena kau–––
sebelum dia menyelesaikan ucapannya dia mendekatkan mulutnya ke samping telinga gevano.
––calon istriku"
"hah?! apa yang kau katakan? apa kau sadar dengan ucapanmu?"
"ya aku sangat sadar dan besok kita akan menikah" ucapnya yang memberi kecupan secepat kilat di pipi gevano membuat pemuda itu bersemu.
"m-memangnya aku m-mau menikah denganmu?!"
"aku tidak menerima penolakan dalam bentuk apapun" ucap Kalingga dengan suara yang terdengar seperti mengintimidasi gevano membuat dia cuman bisa pasrah.
"terserah kau saja"
"apa kamu terpaksa kalau iya aku tidak peduli"
"kalau seperti itu untuk apa kau bertanya? dasar sialan"
"aku hanya ingin memberitahumu saja kalau aku tidak suka ditolak"
gevano tersentak mendengar ucapan yang keluar dari mulut Kalingga.
"bagaimana dia bisa tahu apa yang aku ucapkan? apa dia seorang cenayang?"
"tidak aku bukan cenayang hanya saja aku bisa menebak dari raut wajahmu"
lagi lagi gevano dibuat tercengang dengan pria itu "bohong" ucapnya menatap Kalingga dengan tajam yang malah itu membuat dirinya terlihat sangat menggemaskan dimata Kalingga.
"aku tidak pernah berbohong dengan mu"
gevano menghela napas "terserah kau saja"
"BUNAA" teriak anak balita yang sedang berlari dari arah tangga dengan senyum lebar di wajahnya.
gevano yang sedang cemberut langsung mengalihkan pandangannya ke arah anak itu lalu wajah itu berganti dengan senyuman manis.
"hai kau sudah bangun? mau makan?"
naren duduk di pangkuan gevano lalu memeluk tubuh itu posesif.
"seno mau makan belsama buna"
"naren duduk disini saja" ucap Kalingga yang menepuk tempat kosong di sebelahnya.
naren menoleh ke arah dadynya yang memasang wajah masam lalu menggeleng.
"tidak mau Seno ingin belsama buna saja"
"tapi bunamu ingin bersama Dady"
"mana ada ish kamu mengarang cerita sekali" ucapan gevano membuat Kalingga mempoutkan bibirnya.
"tapikan tadi kamu bersama ku"
"itukan tadi tapi sekarang aku ingin bersama Seno mending kamu pergi makan sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐌 𝐃𝐔𝐃𝐀 𝐀𝐍𝐀𝐊 𝐒𝐀𝐓𝐔 (ʙʟ) ||End
Romancegevano Sagara anggarta pemuda manis yang hidup sebatang kara, karena ditinggal oleh kedua orang tuanya dia harus mencari pekerjaan untuk kebutuhan sehari-hari. • • • "hiks... cakit" anak kecil yang menabrak pemuda itu menangis membuatnya panik. "hei...