𝚃𝚠𝚎𝚗𝚝𝚢 | 𝙰𝚗 𝚄𝚗𝚎𝚡𝚙𝚎𝚌𝚝𝚎𝚍 𝙽𝚊𝚖𝚎

832 161 33
                                    

Mr Weasley akhirnya kembali bersama Harry dan yang lainnya. Akibat ulah pelahap maut yang membakar tempat mereka, para penonton yang ada disana lambat laun mulai meninggalkan tempat pertandingan. Amos dan Cedric juga akhirnya berpamitan untuk pulang pada keluarga Weasley.

"Jaga dirimu okay? Sampai jumpa di Hogwarts." Cedric memeluk erat Raven sebentar dan kemudian melepaskannya.

"Kamu juga, Cedric." Balas Raven pelan dengan senyum tipis.

Setelah kepergian mereka, Arthur memutuskan untuk pulang. Si kembar kembali berjalan bersama Raven, bergandengan, karena takut gadis itu akan tersandung atau terjatuh. Untungnya dugaan mereka benar karena Raven yang kadang tersandung ataupun hampir jatuh sesekali karena lemas.

Saat pulang ternyata mereka sudah ditunggu oleh Mrs Weasley dan juga Remus.

"Demi janggut Merlin! Apa kalian baik-baik saja?!" Mrs Weasley memeriksa mereka semua satu persatu hingga terhenti di depan Raven. "Oh my," katanya saat menyentuh tangan dingin Raven, dan memandang wajah pucat gadis itu.

"Aku baik-baik saja." Raven berujar menenangkan dengan senyuman lembutnya.

"Pelahap maut mengacaukan semuanya." Celetuk Mr Weasley sambil menggeleng.

"Tidak apa Arthur. Kalian baik-baik saja itu sudah sangat cukup." Celetuk Remus dan memandang Raven yang nampak membuat pandangannya ke arah lain.

Nampak Harry, Ron dan Hermione bingung dengan sikap Raven yang sedikit canggung dengan Remus.

"Kamu mau menginap atau pulang?" Tanya Remus.

"Pulang saja." Jawab Raven.

Remus tersenyum lembut dan mengangguk.

Setelah membersihkan dirinya, Raven kemudian pamit pada keluarga Weasley, Harry dan Hermione.

Disaat semua orang sudah mulai kembali ke rutinitas mereka, Ron diam-diam menghampiri Raven yang tengah memakai sweater biru miliknya. "Hey, mungkin ini sedikit pribadi tapi, apa kamu punya hubungan dengan profesor Lupin? Kalian juga nampak canggung." Tanya Ron yang sudah terlalu penasaran dengan hubungan keduanya yang nampak erat. Bagaimana tidak, Ron sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Raven dan Remus.

"Siapa yang canggung? Aku hanya kelelahan. Memangnya untuk apa aku canggung dengan pamanku sendiri? Itu benar-benar aneh." Balas Raven berbalik pada Ron membuat lelaki itu sontak menutup mulutnya terkejut.

"Apa―"

"Come on, Raven. Besok kamu harus berangkat ke Hogwarts." Remus menghampiri keponakannya itu dan tersenyum pada Ron yang masih shock dengan fakta yang baru saja dia dengar.

"Okay. Bye Ron."

"Titip salamku pada orang tuamu ya."

Ron menatap kepergian keduanya dengan rasa keterkejutan yang belum hilang di wajahnya.

"Bloody Hell. Itu sangat mengagetkan."

***

Ketika para siswa baru saja sampai ke Hogwarts, mereka dikagetkan dengan kedatangan kereta kuda terbang di langit. Karena penasaran, para siswa berbondong-bondong melihat siapa tamu yang mengunjungi Hogwarts hari ini.

Setelah kereta kuda terbang, dari dalam air, sebuah kapal muncul ke permukaan membuat para siswa semakin heboh dan penasaran.

"Apa sesuatu terjadi?" Tanya Evelyn sedikit ketakutan, dia jadi sedikit paranoid setelah membaca koran tentang tanda kegelapan yang muncul saat piala dunia Quidditch beberapa hari lalu.

"Tenanglah. Mungkin sekedar pertukaran pelajar." Balas Raven seadanya.

"Tidak ada hal seperti itu di dunia sihir, Raven." Jawab Cho bingung.

𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐓𝐂𝐇𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang