22 || Misi detektif Marni dan Jasper

18 9 0
                                    

Nikmatin aja yaa, gatau lagi mau bilang apa ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ

Please enjoy this chapter !

"Apa?! Dia berkencan dengan manusia?!" Sang Ratu berkata terkejut saat mendengar informasi dari Harley, sang Pangeran duyung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa?! Dia berkencan dengan manusia?!" Sang Ratu berkata terkejut saat mendengar informasi dari Harley, sang Pangeran duyung.

Harley mengangguk mengiyakan informasi tersebut. "Ya, Yang mulia. Princess berkata dia telah jatuh cinta kepada Julian dan dia tidak bisa menghilangkan perasaannya itu."

Sang Ratu menggertakkan giginya dengan marah, dia mencengkeram tongkat sihirnya erat-erat. "Aku memberinya waktu 70 hari dan dia menggunakan waktu itu untuk berkencan dengan manusia?!"

Harley tetap diam, menyaksikan kemarahan sang Ratu. Kata-kata sang Ratu bergema, penuh kekecewaan dan kemarahan. "Demi dewa laut, aku benar-benar tidak percaya dia berani melakukan hal seperti ini."

Sang Ratu mengatupkan rahangnya, kemarahannya semakin memuncak. Ia berusaha keras memahami tindakan putrinya. "Kenapa harus Julian? Semua Pangeran duyung yang tampan dan mulia ada di kerajaan kita! Dan ia memilih manusia, penghuni daratan?"

Harley tetap diam, menyadari sepenuhnya kemarahan sang ratu yang semakin memuncak.

Nada bicara sang Ratu dipenuhi dengan ketidaksenangan saat ia melanjutkan. "Benar-benar tidak masuk akal! Bagaimana ia bisa jatuh cinta pada seseorang yang bahkan bukan manusia duyung, apalagi manusia? Ini tidak dapat diterima."

Kemarahan sang ratu mencapai puncaknya saat ia mengingat kenangan menyakitkan tentang kehilangan suaminya, sang Raja laut, di tangan manusia.

"Mereka membunuh suamiku, sang raja laut," gerutunya dengan marah. "Aku sudah membenci manusia, dan sekarang ini? Putriku berkencan dengan manusia? Aku tidak akan pernah menyetujui hubungan mereka."

Sampai mati pun sang Ratu tidak akan pernah bisa akrab dengan manusia sekalipun bukan salah mereka. Sekali benci, tetap benci.

Meskipun informasi dari sang Pangeran bahwa Julian adalah manusia yang baik, tetap saja bukan berarti dia membiarkan putrinya berada di tangan sang manusia.

"Kalau begitu, tetap awasi dia seperti biasa."

Sang Pangeran mengangguk mengiyakan perintah dari sang Yang Mulia. "Dimengerti, Yang Mulia."

𓇼 ⋆.˚ 𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟 ⋆.˚ 𓇼

Marni melirik pantulan dirinya di cermin, mengamati pakaiannya. Rambutnya dikuncir seperti ekor kuda, mengenakan kemeja putih dan jaket panjang selutut berwarna cokelat muda bergaris putih Melengkapi penampilannya adalah topi warna yang sama dengan jaketnya, untuk menyembunyikan identitasnya.

 Rambutnya dikuncir seperti ekor kuda, mengenakan kemeja putih dan jaket panjang selutut berwarna cokelat muda bergaris putih Melengkapi penampilannya adalah topi warna yang sama dengan jaketnya, untuk menyembunyikan identitasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARNI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang