Chapter 15 (Twice)

3 1 0
                                    




.
.
.



Jaemin tersenyum haru seraya menghampiri Doha di balik pagar besi itu. Ingin sekali Jaemin memeluk Doha tapi tubuh keduanya terhalang oleh pagar besi, kini ia hanya bisa menggenggam tangan Doha.

"GUYS! Kakak gue dateng, dia bakalan nyelamatin kita!" teriak Doha agar bisa di dengar oleh semua temannya yang lain. Kedua tangannya dan Jaemin saling berpegangan dengan erat.

Di sisi lain tampak seseorang berpakaian serba hitam masuk ke dalam truk. Dibalik kemudinya, dia memandang Jaemin cukup lama sebelum akhirnya menyalakan mesin untuk menjalankan truk itu.

Jaemin tampak terkejut melihat begitu banyak orang di dalam.

Apa mereka semua adalah orang yang ada di daftar siswa yang ikut olimpiade?.

Tapi kenapa mereka semua ada di sini?.

Sebenarnya apa yang terjadi?.

Jaemin sangat bingung.

"Kakak kapan pulang?" Tanya Doha dengan senyum di wajahnya.

Seakan tersadar, Jaemin kembali menatap Doha dengan perasaan yang campur aduk.

"Kakak bak-"

Brakk!

Semuanya menjadi gelap ketika truk itu menghatam tubuh Jaemin hingga terpental cukup jauh.

Tring!

Kepala Jaemin mendongak begitu mendengar bell berbunyi, pertanda ada seseorang yang masuk ke dalam Cafe ini

Netra kelamnya menangkap beberapa gadis berseragam sekolah yang masuk ke dalam Cafe. Bak adegan di dalam sebuah drama, salah satu gadis diantara mereka masuk secara perlahan dengan tawa riang yang menghiasi wajahnya

Jaemin termangu, dia terpana melihat senyum gadis cantik yang baru dilihatnya itu.

Senyum tipis terulas di bibir Jaemin yang tergeletak tak berdaya di atas aspal, dengan genangan darah yang mengalir dari kepalanya sendiri.

Bahkan di detik akhir hidupnya, Jaemin hanya melihat moment itu di dalam kepalanya.

Moment saat pertama kali ia melihat Jiwoo, seorang gadis yang mengisi hati Jaemin hingga saat ini.

Tangan Jaemin bergerak dengan pelan, ia mencoba menggapai ponselnya yang terjatuh tak jauh di sisinya, sebelum - Crack!, seseorang lebih dulu menginjak ponsel Jaemin, dan saat itu juga dunianya menjadi gelap.

"KAK JAEMIN!" teriak Doha sambil menggoyang-goyangkan pagar sekolah dengan brutal, dan sesekali memukul-mukulnya. Matanya memandang ke arah Jaemin yang terkapar lemah serta truk yang telah menabrak Jaemin di kejauhan sana.

"KAK!" Teriak Doha lagi

"Doha" panggil Mu seraya mencoba menarik tangan Doha dari pagar.

Doha menepis tangan Mu dengan cepat.

"Coba lo tenang dulu!" ucap Mu dengan sedikit bentakan.

Tubuh Doha diam ketika mendengar ucapan Mu. Kini matanya menatap Mu dengan penuh amarah.

"Apa Lo bisa tenang, kalo yang ada di sana itu kakak Lo?!" Tanya Doha dengan nafas yang memburu.

Mu menghela nafasnya, "Gue ngerti perasaan Lo, tapi apa yang Lo lakuin itu cuma nyakitin diri Lo sendiri, lo gak bisa bantu kakak lo dengan cara itu"

Doha jatuh terduduk sembari menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya, membuat Mu juga ikut terduduk di sisi Doha.

"Gue takut, gue cuma takut" ucap Doha dengan isak tangisnya, "gue gak mau kehilangan kak Jaemin" lanjutnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 15 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

E-LOVI || CRAVITY ft. PDX 101 || (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang