sepulang dari minimarket Kalingga tidak berbelok ke jalan yang seharusnya menuju ke rumahnya melainkan berjalan lurus entah kemana yang pasti wajahnya terlihat sangat serius menatap ke depan jalan.
"kita mau kemana bukankah seharusnya tadi belok?"
"kita akan ke rumah mama"
"hah?! u-untuk apa kita kesana? aku mau pulang saja!"
"tidak"
"tap–––
"diam atau kau ku perkosa disini juga!" ancam kelingga yang membuat gevano langsung terdiam bungkam, kenapa selalu 'perkosa' sebagai ancamannya?!
"pelkosa itu apa Dady?"
"seno jangan mengatakan itu ya"
"kenapa buna? tadi saja Dady belbicala seperti itu" ucapnya dengan wajah yang polos.
"pokonya tidak boleh atau nanti kamu digigit sama orang yang lagi baca"
"tidak mau!"
"kalau begitu jangan mengatakan itu okey karena itu tidak baik"
"okey buna"
"ini semua gara gara kamu!" ucapnya membwri cubitan di lengan Kalingga yang sibuk menyetir.
"auh iya sayang aku minta maaf tapi lepaskan cubitannya" ucap Kalingga meringis sakit gevano melepas cubitannya lalu menatap ke depan.
sampai di depan rumah yang besar Kalingga memarkirkan mobilnya di halaman rumah yang sangat luas.
mereka turun dari mobil, Kalingga menggandeng lengan gevano untuk menuntunnya masuk.
"besar sekali rumah ini mirip seperti istana" gumamnya yang merasa kagum dengan rumah keluarga Kalingga, se kaya apa kira kira keluarga itu.
"ayok masuk diluar dingin"
"ah iya"
"buna nanti Seno ingin belmain belsama glandma boleh?"
"haha iya sayang tentu saja boleh"
"ya sudah cepat masuk" ucap Kalingga merengkuh pinggang ramping gevano untuk masuk ke dalam karena cuacanya sangat dingin.
ting.. tong..
"SEBENTAR" teriak seseorang dari dalam rumah.
ceklek.
"ASTAGA ANAK MAMA?! TUMBEN SEKALI KAU KESINI HUH?" ucap wanita paruh baya itu yang wajahnya masih terlihat muda.
dia memeluk tubuh anaknya dengan erat tidak biasanya Kalingga kesini biasanya dia kalau mampir ke rumah orang tuanya dia hanya mengantar naren lalu dia kembali pergi.
dia melepaskan pelukannya dan baru sadar kalau di samping Kalingga ada seorang pemuda yang sedang menatapnya dengan senyuman canggung, sepertinya dia takut dengan mama Kalingga.
"loh ini siapa?! perawan mana yang kau bawa kalingga?!"
"tenang dulu ma.... lebih baik kami masuk terlebih dahulu nanti aku akan menjelaskannya"
"ah baiklah silahkan masuk"
mereka masuk kedalam lalu menutup pintunya dan duduk di ruang keluarga.
disana terdapat papa Kalingga yang sedang duduk dengan menatap kearahnya.
"jadi?"
Kalingga membuang napasnya "jadi begini aku ingin menikah dengannya dan kedatangku kesini untuk meminta restu kalian, ya... walaupun kalau kalian tidak merestui aku tetap akan menikahinya" ucapnya sangat santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐌 𝐃𝐔𝐃𝐀 𝐀𝐍𝐀𝐊 𝐒𝐀𝐓𝐔 (ʙʟ) ||End
रोमांसgevano Sagara anggarta pemuda manis yang hidup sebatang kara, karena ditinggal oleh kedua orang tuanya dia harus mencari pekerjaan untuk kebutuhan sehari-hari. • • • "hiks... cakit" anak kecil yang menabrak pemuda itu menangis membuatnya panik. "hei...