"Apa ini? Apakah kamu baru saja dicampakan?"
Zayn mengambil tempat duduk di samping Zayden yang tampak termenung dengan ekspresi patung setengah depresi.
"Bukankah ini saatnya untukmu menjadi senang? Ayolah, orang yang kamu sukai baru saja menyatakan perasaannya, memberimu ciuman romantis di jalanan terbuka, apakah itu tidak cukup membuat jiwa semangatmu kembali?"
Zayden melirik Zayn dengan lirikan tajam. Adiknya terlalu banyak mengoceh yang membuatnya merasa ingin sekali merobek mulut besarnya itu.
"Aku tidak menginginkan itu."
Zayn menaikan sebelah alisnya. "Lantas apa yang kamu inginkan? Dulu bukankah kamu selalu akan merasa seperti anjing bodoh ketika menerima sentuhan seperti ini dari pujaanmu?"
"Itu dulu."
"Oh apakah ini karena omega hamil itu? Wah, efeknya lumayan bagus juga."
Zayden menatap Zayn dengan tajam.
"Pergi."
"Haha, tidak mau!"
Zayn bersidakap dada.
"Jika aku pergi aku akan ketinggalan momen untuk mengejekmu."
"Aku sedang dalam keadaan mood buruk, jangan sampai aku tergoda untuk merobek mulutmu!"
Zayn spontan mengatupkan mulutnya. Namun tindakannya hanya sesaat, karena berikutnya Zayn kembali mengoceh ria seperti semula.
"Sudah tiga bulan bukan? Bagaimana? Apakah kamu masih belum mendapatkan tanda?"
"Belum."
"Ah, kamu sangat bodoh!"
Zayden mendengus sinis. "Seharusnya aku tidak menghabiskan waktu seperti ini, aku harus segera menemukan Hael secepat mungkin."
"Kamu baru saja sampai dirumah, kamu sudah terus mencarinya dengan gila setelah keluar dari rumah sakit, tidak kah kamu ingin mengikhlaskannya saja?"
Dug!
"Akh!"
Zayn terpukul. Beruntung tidak sampai terpelanting jatuh dari sofa ke lantai. Tapi tetap saja pukulan Zayden tidak pernah main-main, rasanya tetap menyakitkan!
"Mengapa memukul?! Kamu kejam terhadap adikmu sendiri!"
"Aku sudah menyuruhmu diam! Jika kamu tidak begitu bodoh atau tuli aku tidak akan memukul."
Zayn mengerucutkan bibirnya.
"Sesungguhnya aku hanya berkata dengan santai, mengapa kamu menanggapi seperti itu?"
Mendengus kasar, Zayn kembali menegakkan tubuhnya yang sempat melengkung akibat dipukul.
"Aku menyarankan kamu untuk move on, carilah yang baru untuk mengobati hatimu, aku--"
"Apakah aku terlihat sebrengsek itu di matamu?"
Suara Zayden menjadi sangat dingin.
"Omega itu sedang hamil, aku lah yang menghamilinya, aku tidak bisa meninggalkannya dengan mudah."
"..." Zayn menjadi tidak bisa berkata-kata. Jadi, Zayden benar-benar telah melakukan hal yang tidak senonoh bersama omega itu?!
"Aku tau, aku bahkan masih belum mengenalnya dengan baik, namun aku sangat ingin memegangnya di sisiku dan menempatkannya di tempat terbaik."
Zayden berpikir mungkin semua ini karena naluri melindungi seorang alpha terhadap omega nya yang sedang mengandung benihnya.
Tapi sebenarnya Zayden tidak terlalu perduli dengan anaknya.
Satu-satunya hal yang dia inginkan hanyalah omega itu didapatnya kembali untuk menetap disisinya dalam waktu yang lama.
Zayden berbalik menghadap Zayn yang terduduk di sofa mendongak menatapnya.
"Aku tidak tahu perasaan apa ini, namun rasanya aku seperti tidak bisa hidup tanpanya."
Zayn berkedip mendengarkan dengan baik.
Sebagai seorang adik, Zayn tentu sangat memperhatikan sosok Zayden sejak dia masih kecil. Mereka tumbuh bersama dalam lingkungan yang sama. Tentu hal itu membuat Zayn sangat tahu bagaimana jalur emosi Zayden berjalan.
Satu-satunya cinta yang Zayden ketahui selama ini adalah Asael. Omega itu juga sama seperti Zayn, tumbuh bersama dengan Zayden sampai dia dewasa.
Zayden jatuh terhadap pesonanya. Asael yang lembut terkadang terlihat sangat cocok dengan Zayden yang kurang perasaan.
Zayden menyukainya. Ah tidak, mencintainya adalah hal yang paling mungkin!
Lantas bagaimana dengan sekarang?
"Asael mengatakan dia tidak bahagia dengan pernikahannya, apa kamu akan mengabaikannya?"
Sejenak, Zayden menunduk. Bulu matanya terkulai ke bawah menatap lantai yang menjadi pijakannya.
"Sebagai teman aku turut bersedih," jawab Zayden dengan perlahan namun tegas.
Sementara waktu Zayn tercengang. Apakah baru saja Zayden mengatakan sebagai teman?
"Kamu tidak akan membantunya?"
"Tentu sebagai teman jika ada yang bisa aku bantu, aku akan membantu," jawab Zayden lagi.
"Itu tidak seperti yang aku pikirkan!"
"Apa yang kamu pikirkan?" Zayden menyipitkan mata menatap Zayn dengan curiga.
Yang ditatap hanya menggelengkan kepalanya dengan brutal tanpa takut lehernya kemungkinan besar bisa patah.
"Kamu dan Asael adalah kekasih masa kecil, kamu sangat mencintainya, kamu...," kalinat Zayn tergantung dengan tanggung. Apa yang harus dikatakannya selanjutnya?
Menggigit bibir, Zayn mencoba yang terbaik untuk meneruskan perkataannya. "Aku, aku pikir setelah mendengarnya tidak dalam pernikahan yang bahagia kamu akan menjadi gila, membawanya kabur lalu menikahinya dengan paksa."
"Omong kosong!" bentak Zayden membantah. "Jika dulu mungkin memang seperti itu, tapi sekarang aku memiliki Hael."
Zayn, "..." tidak bisa berkata-kata lebih banyak dan hanya bisa berpikir, bagaimana bisa Zayden move on secepat ini?!
Bukankah prosesnya terlihat sedikit gila?!
---
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] (ABO) Crazy Accident
RomantiekZayden telah melakukan kesalahan. Bukan kesalahan biasa, melainkan kesalahan gila! Bagaimana bisa dia menjadi bodoh hanya karena sebuah cinta?!! Pergi ke klub malam lalu meniduri seorang omega asing yang tidak dikenalnya. Brengsek! Sekarang baga...