[08.] menginap semalam ‼️

89 12 3
                                    

hope you know your limit. if you still underage (minor), then leave. thank you <33

[[]]

jaehan pukul wajahnya pelan, "seriously, abang merinding."

jihan yang dengar itu mutar bola matanya malas, "abang tuh kalau ngomong suka kayak gitu, tuh. padahal aslinya dia juga mau romantis romantisan kayak gitu."

"sok tahu," jaehan dorong bahu kembarannya itu pelan.

tapi tetap saja, perlakuan jaehan itu buat junghwan menegurnya, "abang..."

jaehan julurkan lidahnya kearah jihan yang manyunkan bibirnya, ngambek.

"ayo baikan dulu," yoshi tarik lengan jaehan agar bersalaman dengan jihan, "jangan digodain terus adek nya."

jaehan dan jihan berjabat, tapi akhirnya jaehan tertawa lepas saat peluk adeknya, "centil banget, ngambekan."

dan lagi lagi jaehan kena pukul jihan, "abang, maaahhh."

yoshi dan junghwan saling tatap, tapi pula terkikik gemas.

"how about we see the photos again?" junghwan tarik lengan jaehan mundur.

dan yoshi dengan tangkas raih jihan naik ke atas pangkuan nya, pisahkan jaehan dan jihan.

album di buka, tampilkan foto punggung yang tengah duduk menghadap jendela dengan kaos putih.

"ini di hotel, ya?" jihan bertanya.

yoshi dan junghwan saling tatap, kemudian yoshi cepat membalik lembaran album.

"bukan. itu foto daddy di apartemen nya daddy,"
"siapa yang motoin?"

lagi lagi, yoshi dan junghwan saling lempar tatapan mata.

"dadda yang motoin, dadda nginep di apartemen daddy," jawab yoshi akhirnya.

"ngapain nginep? kan dadda juga punya apartemen sendiri?"

junghwan berdeham, "halaman itu kan udah lewat, jadi ceritanya juga kita lewat, yaa."

jaehan dan jihan saling tatap, tapi pula mengangguk. walaupun memang keduanya lihat dengan jelas bagaimana yoshi tersenyum lebar, sedang junghwan bersemu merah.

[[]]

ungkapan cinta dan ciuman bergairah di pinggir kolam itu jadi salah satu alasan kenapa kini keduanya berada tepat diatas kasur apartemen milik yoshi.

junghwan di bawah kukungan yoshi ini usap pelan lengan yang mengukungnya, "what you waiting for? just try me."

yoshi di goda, oleh tunangan nya.

"don't you know that you look so charming now?"
"like a princess?"

yoshi tersenyum, maju untuk satukan belah bibir milik mereka berdua, saling kulum hangat.

"not a princess," lalu di kecup singkat bibir tunangan nya itu, "but... a empress..." dan di buka perlahan kancing kemeja junghwan yang tersisa beberapa saja, "empress who look sexier than i know."

"who is that? the look sexier than you know?" junghwan bertanya sambil kalungkan lengannya di leher yoshi, rapatkan wajah mereka, buat hidung mereka saling bersinggungan.

"its you," jawab yoshi sambil hempas kemeja junghwan berhasil ia buka dan sempatkan sesap sesaat bibir junghwan, "kamu di hari hari setelah kecup pipi aku di taman bermain waktu itu."

tingkat cumbu nya meningkat. yoshi menelusupkan kepalanya di perpotongan leher junghwan, di jilat, di hisap, di gigit kecil, di sesap.

"mmmhh... ngghh..."

tensi nya meningkat, keduanya memanas.

"let it out, junghwan," kata yoshi yang mulai bangkit sedikit untuk lempar kemejanya yang entah kapan ia buka kancingnya.

"let me know," pula kembali tabrakan labium keduanya sambil tangan yoshi bergerak dengan mudah buka kain lain ditubuh junghwan.

"kak yoshi— hhhh—"

junghwan merinding sekujur tubuh. rasakan setuhan tangan dingin yoshi di tubuh telanjangnya. menari nari di dada nya, sentuh titik yang buat junghwan dongakkan kepalanya, yang buat jari jari kaki junghwan terasa tegang.

"kak yoshi, letlet me open it for you."

yoshi gak jawab, dan malah bawa kepalanya turun kearah dua titik tadi. yoshi julurkan lidahnya, membuatnya basah.

"angghh... kaakkhhh..."

dan jilat, menari nari keliling lidah yoshi disana, lalu di hisap.

"mmmhhh— aahhh!"

yoshi bawa kepala nya mundur, kecup dititik satu lagi yang belum ia nodai dengan air liurnya.

"i can open it by myself," dan lepas kain terakhirnya dengan mudah.

junghwan teguk ludahnya kasar. lampu di kamar ini di buat temaram, tapi tidak juga membuat junghwan tidak bisa melihat dengan jelas orang yang berada di atas nya ini.

keduanya sama sama tak kenakan kain apapun lagi. dan yoshi, wah, sungguhan—

"do— do you think it will come in?"

yoshi tersenyum, tatap sensual junghwan dibawah nya yang terlihat amat sangat cantik dan menggoda ini.

"even if it can't enter now, we can still try whenever we can, my empress."

junghwan lagi lagi teguk ludahnya kasar, "you're too big, you know?"

yoshi terkekeh, dekatkan badannya lagi kearah junghwan dan usap wajah junghwan lembut. sedang bagian bawah mereka saling bertemu, tegak, keras dan—

"anggh!"

di hentak.

"kamu belum siap kalau sekarang, masih banyak beberapa persiapan sebelum kamu bisa aku masukin," yoshi berucap sambil bawa kaki miliknya bersilang dengan milik tunangannya.

bergesekan, bertempo, "begini dulu, ya," yoshi kecup leher jenjang junghwan, "di sayang sayang dulu. nanti kalau udah siap, baru di cintai."

junghwan gak jawab, lengannya kuat mengalung, kepalanya sibuk mendongak dengan mulutnya yang sedikit terbuka dan sesekali darinya keluar suara desah yang tak mungkin bisa ia tahan.

"iya, bener, kayak gitu," gesekan ini dibawa semakin cepat, "let me know about that, about your beautiful voice."

makin erat lengan itu mengalung, makin kencang juga cengkaraman jari jemari junghwan di rambut milik yoshi.

"ngh! hh!"

junghwan makin gila, dan yoshi menggila. hentakan pinggulnya makin kuat, makin intens.

dan hentak terakhir ini, berhasil buat junghwan lepas lengannya lemas, jatuhkan kepala nya di perpotongan leher milik yoshi.

yoshi juga, mendongak, bernafas dan curi kecup di pelipis junghwan yang masih atur nafasnya.

"pretty."

junghwan tersenyum tipis, lalu terkekeh kecil, "yes, i am."

mereka berdua ini, baru saja menjelajahi sesaat tentang nikmat nya surga dunia. bersama, berdua, diatas kasur apartemen milik yoshi.





[knock on our house — 08]

knock on our house [yoshwan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang