"Awww, pelan-pelan Madam!" Pekik Raven kesakitan saat tangannya diperban oleh Madam Pomfrey sedangkan Professor Snape tengah berdiri di sebelahnya ranjang Raven dengan tatapan datarnya.
"And, done. Lukanya akan segera sembuh dalam beberapa hari." Madam Pomfrey tersenyum dan memberikan obat untuk menutupi luka tersebut.
"Kamu beristirahat saja disini. Aku harus menonton pertandingan itu." Professor Snape menghela nafas malas, ada pekerjaan lain yang harus dia lakukan. "Atau Dumbledore akan menjadi sangat cerewet."
"Raven!"
Pintu Hospital Wings didobrak keras oleh Evelyn dan Cho. Madam Pomfrey sampai terkejut hingga hampir menumpahkan ramuan obat yang tengah ia tuangkan dalam botol.
"Good Lord!" Evelyn menghampiri Raven dengan dramatis. "Apakah itu sakit? Tapi kamu sangat keren tadi!"
"Lukanya dalam?" Tanya Cho lembut yang dijawab gelengan pelan Raven sambil menunjukkan tangannya yang sudah diperban.
"Penampilanmu sangat luar biasa sempurna, bahkan si Malfoy jelek itu memujinya!" Lanjut Evelyn dengan semangat menggebu-gebu.
Telinga Severus sontak menajam ketika mendengar nama anak baptisnya di sebut. Keberadaannya saja langsung dilupakan setelah kedatangan mereka berdua.
"Draco?" Tanya Raven. Namun mereka makin dibuat kaget mendengar Raven yang memanggil nama Draco dengan santainya. "Kuharap dia membuat taruhan bagus dengan si kembar Weasley."
"Oh tentu dia bertaruh, bahkan sempat-sempatnya mengejek Potter." Evelyn tertawa jahat membuat Cho menggeleng lemah.
"Dia terlalu bersemangat dengan hal ini. Entah sudah berapa kali aku dan Hermione menegurnya karena terlalu berisik." Cho menyahut dengan rasa malu yang tak bisa dia tutupi.
"Setelah ini kembalilah ke asramamu dan beristirahat." Suara berat profesor Snape membuat kedua gadis Ravenclaw ini terjengkit kaget bukan main.
Professor Snape hanya melirik keduanya dengan tatapan tajamnya dan berlalu meninggalkan Cho dan Evelyn yang termangu menatap kepergian guru galak mereka itu.
"Se-sejak kapan dia ada di sana?" Tanya Evelyn kelabakan.
"Well, sejak tadi. Dia yang mengantarku ke Hospital Wings."
"Kok dia yang mengantarmu?" Cho ikut keheranan. "Kupikir tadi kamu pergi sendiri dan profesor Snape datang untuk mengatakan sesuatu."
Tiba-tiba suara tawa Madam Pomfrey terdengar dari lemari penyimpanan obat.
"Astaga nak. Orang tua mana yang tak khawatir jika anak mereka hampir mati karena naga." Katanya terkekeh dan kembali mengerjakan tugasnya.
Mereka berdua berkedip beberapa kali dan saling memandang. Raven sendiri sudah merapikan tempat tidurnya dan berlalu meninggalkan Evelyn dan Cho yang masih mematung.
"RAVEN!!!" pekik keduanya dan menyusul Raven yang sudah keluar dari pintu.
***
Kini para pejuang ditugaskan untuk memecahkan teka-teki yang ada dalam telur emas yang telah mereka ambil. Cukup mudah bagi Raven untuk memecahkan teka-teki tersebut sampai-sampai Martyle melongo melihat betapa cerdas gadis Ravenclaw ini.
"Dari mana kamu?" Tanya Cho melihat Raven yang basah kuyup.
"Oh! Aku berhasil memecahkan teka-teki dari telur emas ini."
"Secepat itu?" Kaget Cho. "Bahkan Cedric dan Harry belum tau hal itu."
"Ayolah." Tawa Raven sedikit mengejek. "Aku orang cerdas."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐖𝐀𝐓𝐂𝐇𝐄𝐑
Fanfiction[Harry Potter Fanfiction] BAHASA INDONESIA Menyadari bahwa dirinya masuk ke dalam sebuah cerita fiksi, Raven membulatkan tekadnya untuk tidak akan ikut campur agar tetap membuat jalan cerita berjalan seperti seharusnya. Tapi lama-kelamaan, Raven se...