jihan gembungkan pipinya, "dadda..."
junghwan menoleh kearah jihan dengan senyum, "kenapa, adek?"
"dadda gak mau nikah lagi?"
"huh?"junghwan bingung, yoshi juga sama bingungnya.
"dadda kan udah nikah sama daddy," kata junghwan sambil tunjuk kearah yoshi.
jihan menggeleng, "nikah lagi, sama aku," dan tunjuk dirinya.
yoshi dan junghwan saling tatap, lalu tertawa. sedang jaehan sudah siap buat mencerca kembarannya itu.
"ngomong nya suka aneh aneh," kata jaehan akhirnya, "tuhan juga bingung sama kelakuan kamu."
"sok tahu!" dan mencucu kesal, "how you dare to say that to me, abang?!"
jaehan angkat kedua bahunya malas, "i accept this dare."
"ihhh, abang aneh banget aku gak sukaa."
yoshi dan junghwan tarik masing masing anak mereka. kali ini, junghwan tarik jihan dan yoshi tarik jaehan agar keduanya terpisah.
"dadda! itu loh abangnya duluan yang mulaiii!"
junghwan usap sayang rambut jihan, di kecup nya pipi jihan berkali kali, "biarin aja, yang suka goda goda in adeknya kayak gitu nanti gak di ajak lihat menara eifell."
jaehan yang dengar itu gak terima, "dadda... you don't love me anymore, don't you?"
yoshi tertawa, raih album mendekat dan buka halaman album, tunjukkan foto yoshi dan junghwan yang berfoto di depan jam terkenal di dunia, big ben.
"dadda sama adek lihat menara eifell," ucap yoshi sambil kemudian tunjuk kearah foto dengan big ben disana, "terus nanti abang sama daddy lihat big ben."
jihan sudah siap tantrum, matanya berkaca kaca, "daddy don't love me anymore..."
yoshi tertawa, "i love you two, and my husband tho. so, if abang and adek can make healty relation..." dan tatap kedua anaknya bergantian, "kita bakalan pergi ke paris dan london bareng."
maka, jihan yang semula ini masih peluk junghwan erat, perlahan ulurkan tangannya kearah jaehan, "here! my hand!"
jaehan tertawa, senang sekali ia berhasil menggoda kembarannya itu, "iya, abang maafin."
"emang abang yang salah!"
yoshi tersenyum, ulurkan album agar semua bisa lihat dengan jelas foto disana, "shall we continue the story?"
kedua anak kembar ini kompak mengangguk, siap mendengarkan.
"ini, jadi tempat pelarian kedua daddy dan dadda..."
[[]]
"how about big ben?"
yoshi yang tengah melihat persentase perusahaan di layar ipad ini menoleh cepat kearah junghwan.
keduanya tengah berada di atas kasur, sama sama berdiam diri setelah sama sama baca keributan kecil di ruang obrolan keluarga.
"tomorrow?" yoshi bertanya sambil usap lembut pucuk kepala junghwan.
"if i want to search about ticket to london right now, is it problem?"
yoshi menggeleng, "enggak masalah, sayang..."
junghwan tersenyum, hembuskan nafasnya panjang dan bangkit untuk ikut bersandar di samping yoshi.
"kepala ku penuh banget..."
yoshi raih kepala junghwan, ia bawa bersandar di bahu nya, "kayaknya emang kita harus pesan tiket buat penerbangan besok."
junghwan diam saja, raih tangan yoshi untuk ia sematkan jari jemarinya, bergenggaman tangan.
"anyway, kak yoshi..."
"hm?"
"you should stop spending a lot from your money to something like this."yoshi terkekeh, "aku punya opsi buat nyenengin hati kamu ke london, dan aku mampu," lalu kecup sayang pelipis junghwan, "so, why not?"
dan begitulah kemudian, bagaimana sekarang mereka sudah merebah di salah satu hotel disana, bermalas malasan.
sejujurnya bohong kalau ini di katakan bermalas malasan. karena faktanya, sepasang suami suami ini masih sama sama menatap layar, mengurus kerjaan yang mereka tinggal jauh ke london.
"nanti sore kita keluar, yuk?"
yoshi usap lengan junghwan yang tengah merebah ini lembut, "boleh, sayaaanggg."
kemudian berlanjut dengan datangnya sore dan tangan keduanya yang saling menggenggam hangat.
"bunda sama mama akhir akhir ini ngebahas tentang cucu lagi," ungkap junghwan akhirnya.
yoshi mengangguk, karena memang dirinya juga sama di tekannya oleh orangtua mereka.
"dan papa minta buat kita ambil sewa rahim."
genggaman tangan ini mengerat. yoshi kaget, sekaligus heran; dia gak tahu yang bagian ini.
"sayang?"
junghwan menghela nafanya, "maaf, ya," junghwan usap pelan punggung tangan yoshi dengan jempolnya, "aku sengaja gak bilang itu kemarin kemarin, soalnya aku gak mau kamu berantem sama papa."
yoshi hembuskan nafasnya panjang, "kamu ada cerita ke papa kalau kita udah mulai cari cari anak di panti, ya?"
junghwan teguk ludahnya kasar, "i-iya... waktu itu papa nanya progress kita udah sampe mana... dan aku— i say that, about the schedule and the plan we were made."
menggaman tangan yoshi yang semula sangat erat itu mengendur, "maaf, sayang..."
"why...?"
"...kali ini, aku yang bakalan maju buat kamu. and, sorry, for this time i won't listen to you."
junghwan diam saja, masih tetap menggenggam tangan yoshi erat, tapi pula tidak berucap apapun tentang pembahasan anak ini hingga akhirnya keduanya sampai di hotel.
dan keduanya juga kompak, sama sama memutuskan untuk tidak membahas itu selama mereka berlibur di london. melainkan kembali menjalani hari hari menyenangkan sebagai pasangan suami suami tanpa lagi mengikutsertakan hal memusingkan itu.
[knock on our house — 12]
KAMU SEDANG MEMBACA
knock on our house [yoshwan] ✔️
Fanfictiontrope; stanger becomes love - dua keluarga berkumpul, lalu di tetapkan bahwa kedua putra tunggal dari masing masing keluarga akan mulai hidup bersama; ini, perjodohan. [bxb, yoshihwan]