[epilog.] sebuah keluarga - end.

54 10 4
                                    

"waaaahhh...." jaehan dan jihan tatap foto itu dengan mata berbinar.

"ini... abang sama adek 'kan?" jaehan bertanya sambil sibuk lihat foto dimana ada dua bayi yang terlelap nyaman.

"iya, itu kalian berdua," junghwan tersenyum.

"let's try to guess, siapa yang jemput kalian dari berdua...?"

"daddy sama dadda?" jihan menjawab pertama dengan ragu.

"net not, salah," junghwan menggeleng kecil.

jaehan dengan senyum lebar menujuk dirinya sendiri, "i can do it better."

"then, who?" junghwan menantang.

"grandpa and grandma."

yoshi dan junghwan saling tatap, lantas mengangguk membenarkan.

"kok abang bisa bener gitu jawabnya?" yoshi tepuk bahu jaehan bangga.

"yes, i am," jaehan angkat kedua alisnya dua kali, menatap sombong kearah jihan, "soalnya tadi daddy sama dadda cerita kalau awalnya grandpa yang paling nolak buat adopsi anak, tapi jadi yang paling sayang ke abang sama adek. jadi menurut abang, yang jemput kami berdua itu pasti grandpa."

yoshi mengangguk, "iya, di hari kalian berdua di jemput, itu jadi sejarah hubungan kami semua bisa sebaik sekarang ini."

"i'm so curious, please tell me more," jihan bersemangat.

"hari itu, tiba tiba grandpa dan grandma datang kerumah daddy dan dadda. tapi, cuman grandma yang masuk kedalam rumah, dan minta daddy buat keluar nyamperin grandpa..."

[[]]

keduanya duduk dalam diam, tak ada yang bersuara.

"kenapa? papa mau nahan kami lagi buat ngejemput calon anak kami?" dan tanya yoshi ini akhirnya terlontarkan.

papa berdeham, keluarkan secarik kertas, di letakkan diatas meja dan taruh pulpen juga di atas nya, "papa butuh tanda tangan kamu dan junghwan."

yoshi terpaku, tatap bingung kertas di hadapannya ini, "pa...?"

"maafin papa, belum bisa jadi papa yang baik buat kamu, juga buat suami kamu," dan, "maafin juga karena akhir akhir ini papa diam diam mantau kalian, dan nyari tahu tentang calon anak adopsi kalian."

yoshi tertegun, terharu.

"anak nya kembar, lucu, papa suka," lalu ada tarikan nafas panjang, "mereka juga suka sama papa, mereka... kayak narik papa buat jatuh hati sama mereka..."

"and they did it, i love them."

yoshi menoleh, tatap kearah lain karena ini jadi pertama kali nya ia berkaca kaca di umurnya yang ke tiga puluh lebih.

"pa..."
"saya minta maaf, yoshi. papa minta maaf."

yoshi mendongak, membiarkan ada hening lama diantara keduanya, "terimakasih banyak, papa."

maka hari itu, setelah papa dapatkan tanda tangan dari yoshi dan junghwan, segera pula ia minta yoshi dan junghwan untuk sempurnakan perlengkapan milik calon cucu nya.

hari itu, papa dan mama pergi berangkat menuju panti. sedangkan yoshi dan junghwan beranjak menuju toko perlengkapan bayi untuk menyempurnakan pernak pernik kamar calon anak mereka.

semua rapih, perlengkapan rapih. papa dan mama datang, bukan hanya dengan kedua anak kembar saja, tapi pula bersama ayah dan bunda.

semua berbahagia, sibuk sambut kedua anak kembar yang tunjukkan bahwa mereka sama senangnya, tidak menangis, tidak merajuk, tidak meraung.

dan papa, jadi yang paling lama membersamai kedua anak kembar ini. sampai malam itu papa meminta mama dengan sukarela menginap dirumah yoshi dan junghwan. katanya, papa mau tidur bareng sama cucu nya.

papa juga jadi yang paling sering mengunjungi cucu kembarnya ini. pun— "gimana kalau namanya jaehan dan jihan?" nama kedua anak kembar ini terlontar dari belah bibir milik papa.

"abang jaehan," papa usap pipi jaehan sayang, "dan adek jihan," pula pipi jihan lembut.

mama dan bunda jadi saksi bagaimana papa yang mulai banyak berdiskusi dengan ayah mengenai beberapa pendapat. keduanya berbincang, berargumen, memecahkan solusi bersama.

"papa kamu, galau semingguan karena kena bentak sama kamu," ungkap mama saat yoshi tengah duduk diruang tengah sendiri.

"papa baru sadar, kalau memang selama ini dia gak pernah kasih space buat kamu nafas. begitupun ayah nya junghwan yang jadi tempat curhat papa."

yoshi diam saja, simak apa yang mama nya sampaikan.

"mereka sama sama baru pertama kali jadi papa dan ayah. juga kami, baru pertama kali jadi mama dan bunda. jadi, kami perlu banget sikap saling tegur menegur dan menasehati ini, yoshi," mama usap naik dan tutun lengan yoshi, "mama dan papa bangga sama kamu."

pun junghwan yang jadi mendengarkan pembicaraan mereka dalam diam karena hendak menyuguhkan minuman, tapi pula berhenti di balik tembok dan dengar semua ungkap mama.

"tolong terima maaf kami, ya, sayang. tolong sampaikan maaf kami juga buat junghwan."

yoshi gak jawab, tapi junghwan bisa lihat kalau yoshi memutar badannya menghadap mama, memeluk mama erat, membiarkan mama menangis dalam peluk putra nya.

junghwan tersenyum, matanya berkaca kaca. ia berbalik, taruh kembali nampan yang diatasnya berisi dua gelas minuman, dan hampiri kamar anak nya untuk saksikan papa yang terlelap bersama si kembar.

junghwan hapus air matanya cepat, terharu. bagaimana setelah hampir tiga tahun pernikahan nya dengan yoshi, akhirnya rasa kekeluargaan itu ada, akhirnya rasa damai itu ada.

semua orang terbuka, semua orang menerima. semua orang, saling sayang.

terimakasih semesta, sudah beri yoshi dan junghwan kesempatan untuk berbahagia di dunia ini.

tolong, kebahagiaanya, tolong jangan di ambil lagi, ya.

[[]]

jihan berkaca kaca, "i love grandpa," dan menoleh kearah yoshi dan junghwan bergantian, "c-can we talk with grandpa?"

yoshi dan junghwan tersenyum, dan junghwan usap sayang pucuk kepala jihan.

"grandpa besok kesini," ungkap junghwan.

"are you serious?" jaehan gak percaya.

"iya, sama grandma juga," yoshi membenarkan, "kan kemarin grandpa sama grandma ikutan acara di luar negeri, terus juga udah istirhat dirumah, katanya. jadi, udah saatnya jenguk cucu sambil kasih oleh oleh."

jihan berseru girang, senang sekali ia. berbeda dengan jaehan yang terdiam, entah karena apa.

"abang, are you okay?" junghwan bertanya, sambil tak lepas senyum dari wajahnya.

jaehan tersenyum tipis, lalu berucap, "makasih banyak, daddy, dadda, udah mau adopsi abang sama adek. makasih banyak, udah mau bolak balik ke panti buat kenal dekat sama kami."

ah, semua orang jadi berkaca kaca sekarang.

yoshi usak pucuk kepala jaehan, "sama sama, abang," lalu, "daddy juga berterimakasih karena kalian mau terima kami jadi orangtua kalian, walaupun kamu banyak kurangnya."

"daddy... daddy malah banyak lebih nya..." jihan angkat suara, tersendat, "adek sayang daddy... adek sayang dadda... sayang grandpa... grandma... grandpi... grandmi..."

junghwan mendongak, tahan air matanya. lalu setelah nya bergerak cepat peluk ketiga orang dihadapannya ini, keluarganya.

"kita semua saling sayang, dan kita ini keluarga. adopsi itu cuman kata, and adoption is also not a reason why daddy and dadda don't love you like your own children," dan,

"we love you two, always love you."





[knock on our house — epilog]

knock on our house [yoshwan] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang