Chapter 32 - Duel

20 0 0
                                    

*Hallo guys, tolong buat vote, komen dan share biar aku makin semangat buat update ceritanya. 😘

HAPPY READING! 🥰 *

Sesampainya di kafetaria, ku melihat Friska dan Nathaniel duduk bersebelahan di meja. Kuhampiri mereka dan duduk di sofa yang berseberangan. Kutanya Friska,"Apa Ryuzaki juga akan kemari setelah ujian?", Friska mengangguk,"Ya. Aku sudah mengiriminya pesan." Seorang pelayan wanita yang kuperkirakan usianya sekitar 30 tahun, menghampiri kami untuk menanyakan pesanan. Friska memesan milkshake vanilla dengan sandwich, Nathaniel memesan kopi hitam dengan burger sementara ku memilih untuk memesan soda diet dengan roti gandum dan telur setengah matang.

Sambil menunggu pesanan datang, kubuka ponsel dan terdapat pesan balasan dari Henry yang mengatakan bahwa dia sedang dalam perjalanan ke sekolah. Setelah itu kumasukkan ponsel ke saku jas dan melirik Friska yang tampak mesra dengan Nathaniel. Ku berdeham lalu bertanya,"Apa kalian berkencan?", wajah Friska memerah sedangkan Nathaniel menjawab,"Ya. Aku dan Friska menyukai satu sama lain. Hubungan kita baru berjalan dua minggu." Ku tersenyum,"Kuharap hubungan kalian awet." Friska tersenyum ceria,"Terima kasih, Barry. Kuharap juga begitu."

Ryuzaki menghampiri kami dan langsung duduk di sebelahku. "Hey, apakah ujiannya sulit?", tanyaku pada Ryuzaki dan dia menggeleng," Tidak. Hanya saja aku benar-benar harus teliti dalam mengisi jawaban." Kutatap Friska,"Kamu dan Max mengerjakan ujian dengan sangat cepat. Mengagumkan." Friska berkata,"Aku benar-benar belajar sungguh-sungguh untuk ujian hari ini. Aku sangat optimis bisa lulus dan masuk ke kelas spesial." Ku tersenyum,"Kuharap kita bertiga lulus ujian seleksi dan masuk ke kelas spesial sains."

Setelah ku mengatakan hal itu, pelayan pria berusia sekitar 40 tahun datang membawakan menu yang kami pesan. Setelah pelayan itu meletakkan makanan dan minuman di meja, Ryuzaki berkata bahwa dia ingin memesan es kopi hitam dengan sandwich dan kentang goreng. Friska berkata kepada Ryuzaki,"Aku makan duluan ya.", Ryuzaki mengangguk. Kuminum sedikit soda diet lalu segera memakan telur dan roti gandum. Sambil memakan telur, kulihat Nathaniel dan Friska juga mulai memakan makanan yang mereka pesan. Saat telur sudah habis kumakan, pelayan wanita datang membawakan makanan dan kopi yang Ryuzaki pesan.

Kulihat di arlojiku dan sudah pukul 11.18. Sebentar lagi waktunya ku berangkat jadi dengan cepat kumakan roti gandum dan kuhabiskan minumanku. Setelah itu, ku berkata kepada Friska, Nathaniel dan Ryuzaki,"Aku harus pergi sekarang. Ada acara dengan adikku dan dia akan marah apabila aku terlambat." Friska menelan makanannya lalu berkata,"Oke.", Nathaniel berkata,"Hati-hati di jalan.", Ryuzaki berdiri dari kursi,"Hati-hati di jalan, kawan." Ku berdiri lalu menepuk bahu Ryuzaki dan segera pergi ke kasir untuk membayar pesananku. Selesai membayar, ku bergegas meninggalkan kafetaria menuju gerbang sekolah.

Di seberang gerbang sekolah, kulihat Henry berdiri di depan mobil limusin hitam. Pria itu mengenakan sweater putih dengan jas coklat dan celana coklat. Henry membukakan pintu saat melihatku dan ku langsung masuk ke dalam mobil. Saat Henry sudah melajukan mobil, dia berkata,"Lihatlah tas belanja yang ada di sampingmu. Itu adalah pakaian yang akan kamu kenakan saat bertarung." Kuambil tas belanja tersebut dan saat kutengok isinya, rupanya sweater krem dengan celana jeans biru dan sepatu abu. "Jadi kapan aku akan berganti pakaian?", pria itu menatapku melalui kaca mobil,"Nanti saja saat sudah sampai. Kamu bisa menggantinya di toilet umum atau di mobil ini." Ku letakkan kembali tas belanja itu di sebelahku lalu membuka sedikit kaca jendela mobil.

Perjalanan menuju taman hutan Highland memerlukan waktu 40 menit. Henry memarkirkan mobil di tempat parkir taman. Dia menoleh ke arahku,"Kamu mau ganti baju disini atau di toilet umum?", kujawab,"Disini saja." Henry keluar dari mobil, memberikan privasi untukku. Kuambil pakaian, celana dan sepatu dari dalam tas lalu segera melepas seragam sekolah. Kucabut tanda merk pakaian yang masih tertempel sebelum memakainya. Setelah selesai berganti baju, ku keluar dari mobil. Kulihat Niccola berdiri di samping Henry. Wanita itu mengenakan pakaian serba putih, mulai dari kaos, blazer, celana dan sepatu hak tinggi. Satu hal yang berbeda adalah Niccola memakai syal abu lalu rambutnya dibiarkan tergerai.

The Secret Of Me & My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang