21• || Rubik Yang Berdebu

13 2 0
                                    

"Dari sebuah rubik kita belajar, bahwa suatu masalah yang rumit pasti akan mendapatkan titik terangnya."

_Vera Rikania Vanle

"Kalian yang tadi pagi yah?" tanya wanita itu menunjuk Eby dan Vera bergantian. Sedangkan Vera dan Eby hanya saling menatap dengan heran.

"Maaf, tante siapa yah?" tanya Vera dengan senyum ramahnya yang bercampur dengan raut wajah heran, Eby terlihat cuek tak ingin angkat bicara.

"Saya tadi pagi yang nyuruh anak-anak pergi waktu gangguin kalian," ujar wanita itu.

"Owh itu tante yah, terimakasih tante. Maaf saya gak merhatiin," ucap Vera tak enak hati.

"Kalian dari kota yah?" tanya wanita itu lagi dengan lancang menelisik penampilan keduanya.

"Iya tante," jawab Vera singkat.

"Kalian tinggal di mana?" tanya wanita itu kepo.

"Mari tante, kita duluan yah." Pamit Vera ikut berdiri ketika melihat Eby bangkit dari duduknya dengan raut wajah tak bersahabat.

"Gak sopan tau Byy langsung pergi gitu aja, sekali-kali komuknya dikondisikam dong." Ucapnya mengingatkan ketika keduanya sudah mulai menjauh.

"Kita gak kenal sama dia. Bukan urusan dia juga kita tinggal di mana." Cetus Eby menentang pendapat Vera.

"Tapi kalau tante yang tadi sakit hati gimana?" tanya Vera.

"Sejak kapan perasaan semua orang menjadi tanggung jawab kita?" jawab Eby yang dibalas dengan pertanyaan juga.

"Yah enggak juga sih, tapi seenggaknya kita harus hargain orang yang lebih tua Byy." Jawab Vera bijak.

"Dia aja gak hargai privasi orang lain. Gak semua orang suka ditanya di mana dia tinggal, tapi mereka menormalisasikan hal-hal yang terdengar sepele padahal itu privasi." Jelas Eby tak kalah bijaknya.

Keduanya berjalan menuju rumah oma Saras yang berada di ujung jalan. Eby dan Vera menenteng jajanan serta hadiah dari berbagai permainan yang mereka mainkan.

"Gue puas banget loh mainnya, kapan-kapan kesini lagi yah." Pinta Vera dengan wajah sumringah untuk mengalihkan perbincangan yang mulai memanas tadi.

"Cuman sebulan pasar malamnya Raa. Gak tau kapan lagi bisa kesini, ada hal penting yang mau gue urus." Jawab Eby serius.

"Apa tuchh?" tanya Vera penasaran.

"Kepo lo kayak Dora," cetus Eby.

"Iya iyaa serah lo DRM," celetuk Vera acuh dan mempercepat langkahnya.

"Katanya, orang yang suka ngambek temennya mbak kunti." ucap Eby menakuti gadis si pecinta matcha itu.

"Byyyyy," rengek Vera berbalik arah menuju Eby.

~ ~ ~

"Sampai kapan lo gini terus?" tanya Bily jengah.

"Gini gimana? Gue enjoy aja sama hidup gue sekarang." Jawab Leon dangan nada bertanya menatap sahabatnya.

"Kenapa gak mau cari ortu lo? Lo gak kangen sama mereka? Lo gak mau ketemu mereka? Sampai kapan lo diem terus pasrah?" tanya Bily bertubi-tubi.

"Diem atau gue usir lo," ancam Leon sinis.

"Santai aja napa," celetuk Bily.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Debby Rasella Molla {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang