Chapter 44: The Met

50 4 0
                                    

Sejak semalam, ia benar-benar tidak dapat tidur dengan nyenyak. Ia bahkan meminta Ryke untuk menyanyikannya ninabobo via Skype agar ia dapat tertidur. Alasannya mengapa ia sulit sekali untuk tertidur adalah karena hari ini ia akan menghadiri Met Gala. Ia tahu ia tidak seharusnya gugup mengingat tahun ini adalah tahun kelimanya ia menghadiri acara amal ini.

Namun, tahun ini ia tidak terlalu gugup, setidaknya tidak segugup tahun lalu dimana ia menjadi salah satu co-chairs bersama dengan Alexia Branson, Rihanna, Donatella Versace, dan Amal Clooney.

Terima kasih, Anna Wintour.

Pagi ini Valerie kesiangan sehingga ia tidak dapat pergi ke Central Park untuk jogging pagi dan juga membeli bagel di Es-a-Bagel. Jadi, yang dapat ia lakukan sebelum ia bersiap-siap adalah menggunakan treadmill yang terdapat di dalam fitness center hotel yang akan menjadi tempatnya menginap selama dua malam, yaitu The Mark, dimana menjadi salah satu hotel langganan para seleb yang akan menghadiri Met Gala dan juga menghubungi Fionna untuk membelikannya bagel di Es-a-Bagel untuk sarapannya.

Setelah menyelesaikan olahraga paginya yang singkat itu, Valerie keluar dari fitness center itu untuk kembali ke kamarnya karena ia ingin memakan bagelnya disana. Namun, saat ia sedang berjalan menuju lift bersama dengan salah satu pengawalnya, ia mendengar namanya dipanggil dan ia mengenal suara siapa itu.

Ia langsung merasa mual saat mendengar suara Jassim yang memanggil namanya dan berlari ke arahnya dari belakang.

Karena ia tidak menoleh ke belakang, maka Jassim lah yang menghampirinya dan berdiri di depannya.

Pengawalnya tidak melakukan pergerakan apapun karena pengawalnya itu tahu bahwa Jassim Fahd adalah seorang Aktor yang juga merupakan lawan main dari Valerie. Jadi, pengawalnya itu tidak menganggap pria itu sebagai ancaman.

"Aku tidak menyangka kita menginap di hotel yang sama," kata Jassim sambil menyeringai. "Sungguh sebuah kebetulan."

Valerie hanya dapat tersenyum kaku dengan tangannya yang sedikit gemetaran, tetapi tidak ada yang akan dapat menyadarinya.

"Siapa yang membuat pakaianmu nanti malam?" tanya Jassim sambil memencet tombol lift.

"Tory. Tory Burch," jawabnya tanpa menatap mata pria itu. "Kau?"

"Aku bersama dengan Givenchy. Kau tahu, sekelas dirimu seharusnya tidak memakai karya dari Tory Burch. Mengapa tidak Chanel atau Saint Laurent?"

"Dua tahun pertama aku menghadiri acara ini, aku datang bersama Chanel dan YSL," ucapnya dengan datar. Ia tidak bermaksud untuk sombong, tetapi memang itulah kenyataannya. "Memangnya ada yang salah dengan Tory Burch?"

Pintu lift terbuka.

"Permisi, aku mau kembali ke kamarku untuk bersiap-siap," kata Valerie dengan dingin.

Namun, Jassim masih menghalangi jalannya dan menahan pintu lift di belakangnya agar tidak tertutup.

Valerie tidak seharusnya merasa takut karena ia bersama dengan Nile, pengawalnya, yang akan menjaganya, tetapi dengan gerak gerik Jassim seperti ini membuatnya takut.

Kemudian pria itu mengisyaratkan Valerie untuk masuk ke dalam lift tersebut sambil tersenyum dan berkata, "Aku akan mengantarmu sampai depan kamar. Silahkan."

Mau tidak mau ia masuk ke dalam lift bersama dengan Jassim juga. Sejak pintu lift tertutup, Valerie tidak berhenti memandangi hall indicator yang rasanya begitu lama menuju lantai kamarnya berada.

Irresistible Sight | Irresistible Series #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang