#delapanbelas

137 46 15
                                    

Pagi menjelang, Ahyeon yang pertama kali terbangun, gadis itu mengerjapkan mata dan membuka kelopaknya. Pemandangan pertama yang ia lihat teramat indah, meski dengan wajah yang pucat namun baginya wajah Rami begitu sempurna. Pandangannya teralih pada bibir berbentuk hati milik si gadis yang membuat tatapnya terkunci.

Deg.. Deg..

Detakan jantungnya menghentak berkali lipat dari biasanya saat ibu jari Ahyeon tanpa sadar kini menyentuh bibir Rami. Entah sadar atau tidak gadis itu pun menjilat bibir bawahnya sendiri.

"Apa kau menyukainya?" Bisik Rami dengan mata yang masih terpejam

"Sangat, aku sangat menyukai bentuk bibirmu"

Beberapa detik berlalu, Ahyeon seakan tersadar, ia melebarkan mata, menarik tangannya dan bangkit terduduk. Rami membuka matanya perlahan dan menatap lekat pada Ahyeon.

"R-Rami, maafkan aku"

"Untuk apa?"

"Karena menyentuh— bibirmu" Gugup Ahyeon dengan wajah memerah yang tertunduk

"Hanya menyentuh kan? Tak apa"

"Kecuali jika kau menciumku, mungkin aku akan— ketagihan hehe" Ahyeon mengerjap kaget dan menoleh

"Maaf, aku hanya bercanda" Si gadis mengangguk pelan dan memaksakan senyumannya.

Hening beberapa saat hingga Rami membalikkan tubuh dan tanpa sengaja tangannya menyentuh paha Ahyeon.

"B-badanmu masih sangat panas" Ujarnya seraya menyentuh leher Rami untuk memastikan

"Nde, tak biasanya aku demam selama ini" Lirih Rami seraya mengusap wajahnya.

"Tidurlah lagi, aku akan membuatkanmu bubur"

"Ahyeon" Panggil Rami menatap lekat wajah datar Ahyeon dan menggenggam tangannya

"Hm?"

"Mengapa kau baik sekali?" Si gadis terdiam sesaat menatap tangannya yang di genggam oleh Rami kemudian menatap wajah pucat Rami dan menggeleng.

"Aku tidak sebaik itu, sebenarnya aku komplotan perampok bank!" Tuturnya dengan telunjuk yang ia taruh di depan bibir

"Jinjja? Daebakk~ Bolehkah aku bergabung?" Timpal Rami juga mencandai

"Tentu, tapi kau harus sembuh dulu. Aku tidak mau membawa orang sakit dalam misiku, itu merepotkan"

"Baiklah, aku akan sembuh setelah memakan bubur jagung buatanmu"

"Bubur jagung? Kau ingin itu?" Rami mengangguk lucu membuat Ahyeon gemas

"Geurae, Aku akan membuatnya untukmu, tunggu sebentar"

"Em, gomawo" Ahyeon mengangguk dan turun dari ranjang, gadis itu memasuki kamar mandi dan tak lama keluar dari kamar menuju dapur.

Pharita dan Canny yang juga telah terbangun bersamaan keluar dari kamar. Canny berlalu masuk ke dalam kamar Rose untuk memastikan kondisi sang kakak sementara Pharita menuju dapur.

"Kau sedang membuat apa?" Tanyanya, Ahyeon menoleh

"Aku membuat bubur jagung untuk Rami"

"Dia masih demam?" Ahyeon mengangguk, Pharita berjalan ke arah lemari es dan mengeluarkan beberapa bahan masakan.

"Aku akan memasak untuk sarapan kita dan Ruka juga akan datang"

"Nde, maaf aku tidak bisa memasak selain bubur" Sendu Ahyeon, Pharita tersenyum hangat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Babymonster Rami || Second Chance or Choice?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang