HiMN 11

76 11 0
                                    

"Astaga Jung! Kau gila! Kau benar-benar gila!" racau Yunho yang sejak dua puluh menit terus mondar-mandir di depan almari kamarnya yang luas. Begitu pulang Yunho segera menyuruh Jaejoong untuk tidur siang walaupun haru sudah agak sore. Yunho sendiri tidak berhenti meracau, bergumam sendirian, mengacak-acak rambutnya dan terus mengusap bibir berbentuk hati miliknya.

"Yah Jung! Bagaimana bisa kau menciumnya? Dia keponakanmu sendiri!" jerit Yunho.

Yunho tidak habis pikir, kenapa dirinya bisa lepas kendali dan mencium keponakannya sendiri, anak dari hyungnya? Yunho benar-benar merasa seperti ahjushi-ahjushi yang sedang mencabuli anak di bawah umur. Eh, tapi bukankah Jaejoong sudah berusia tujuh belas tahun?

"Tapi bibirnya begitu...."

Plak!

Yunho menampar pipinya sendiri, mencoba mengembalikan kewarasan yang masih tertinggal pada dirinya. Membayangkan bibir merah merekah Jaejoong benar-benar tidak sehat bagi otak dan jantung Yunho. Namja bermata musang itu mendudukkan dirinya di pinggir ranjang. Belum pernah sebelumnya Yunho merasakan hal seperti ini, bahkan ketika dirinya mencium seorang wanita. Sensasi yang ditimbulkan saat bibirnya beradu dengan bibir Jaejoong benar-benar memabukkan.

"Astaga! Argkh!" teriak Yunho sekencang-kencangnya, "Aku bisa gila! Aku bisa gila!" jerit Yunho yang kesal, marah, frustasi, semuanya melebur menjadi satu membuatnya sedikit kacau.

"Kalau Yunie gila Joongie dengan siapa nanti menikahnya?"

"Huh?!" Yunho menatap sosok yang tengah berdiri di mulut pintunya. Wajah mengantuk itu, kulit seputih kapas itu, dan.... Astaga! Yunho benar-benar gila bila disuguhi pemandangan seperti itu.

Jaejoong menyeret kakinya menuju arah Yunho. Kaos bergambar gajah berwarna baby blue itu kebesaran hingga memperlihatkan sedikit bahu kanan Jaejoong, celana bermotif gajah yang berada dipertengahan paha itu benar-benar menonjolkan keindahan kaki seorang Jung Jaejoong.

"Mati kau, Jung!" batin Yunho.

"Kenapa Yunie berteriak begitu? Berisik! Joongie tidak bisa tidur!" Jaejoong mendudukkan dirinya di samping Yunho, menyandarkan kepalanya pada bahu Yunho, menguap sebentar sebelum memejamkan doe eyes kelamnya, "Joongie ngantuk. Yunie jangan berisik ne, Joongie mau tidur dulu...." Gumam Jaejoong.

"Oh, Tuhan.... Cabut nyawaku sekarang sebelum aku melakukan hal gila pada anak ini...."

.

.

Malam harinya Yunho yang awalnya mengawasi Jaejoong dan Changmin belajar malah asyik melamun tanpa menyadari kalau yang diwasainya justru berbalik mengawasinya. Entah apa yang dilamunkannya.... Namun wajah Yunho menunjukkan betapa sedang binggungnya dirinya.

Jaejoong meletakkan telapak tangannya pada kening Yunho, mencoba merasakan suhu tubuh namja yang diklaimnya sebagai namja chingu dan calon suaminya itu, "Tidak demam...." Jaejoong kemudian menatap Changmin yang sedang memakan keripik kentangnya, "Minie ya.... Kenapa Yunie benggong terus dari tadi?"

Krauk.... Krauk.... Bukannya menjawab pertanyaan 'induk'nya, Changmin malah asyik mengunyah kepingan keripik itu dengan lahapnya.

Cup!

Jaejoong mencium bibir berbentuk hati itu sekilas, menatap mata musang yang balas menatapnya kosong.

"Apa aku sudah gila? Aku bahkan membayangkan buah chery itu menyentuh bibirku lagi." Batin Yunho.

"Yunie ya...." Jaejoong mengguncang-guncang tubuh Yunho, sedih dan takut bila Yunho benar-benar menjadi gila, "Hiks.... Ottoke? Umma.... Yunie ottoke?"

He is My Nephew (Repost) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang