Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Eh maaf ganggu ya, itu.. nasi goreng kamu wangi banget, wanginya kecium sampe keluar, terus ke endus sama hidung saya pas barusan lewat, kayaknya enak banget", katanya.
Eisa tidak bisa berkata-kata karena masih memproses semua omongan orang itu diotaknya, dan ia hanya mengangguk untuk mengiyakan semua perkataan orang yang tidak dikenalnya itu.
Eisa masih mematung ditempat. Rupanya ia masih terperangah, dan dua detik kemudian ia mengerjapkan matanya beberapa kali sampai ia benar tersadar. "Ah ohiya, ini, saya abis masak nasi goreng barusan nih bang, eh om? pak?", jawab Eisa sambil mengira-ngira bagaimana baiknya ia memanggil orang itu.
"Oh sorry!, duh! aneh banget ya saya tiba-tiba ngetok pintu kamu, terus sok kenal sama kamu juga.. Hmm, efek laper kali ya pulang kerja, nyium bau enak jadi kerasa kepanggil. Sekali lagi sorry ya, lanjutin aja makannya. Permisi", ucapnya sambil berlalu meninggalkan Eisa.
Eisa yang masih duduk diam disofanya, lalu meletakkan ponselnya dan segera menutup pintu kamarnya.
"Hiii~ gila!, serem!, aneh banget tuh orang, kenal juga engga, tiba-tiba ngintip sambil ngomong gak jelas ke gue hiii~", beranjak mengambil kembali piring nasi gorengnya.
"Untung aja gak ditawarin mau gak?, sama gue", ucapnya sambil memasukkan sesuap nasi goreng itu ke dalam mulutnya. "Eh mau maksudnya tuh mau nasi gorengnya, kan.. Ah apasih, kok gue jadi ngomong gak jelas juga".
"Itu orang aneh ngekost disini juga jangan-jangan?, duh, kok gue jadi agak ngeri ya", sembari memasukkan suapan terakhir ke dalam mulutnya, "Lah, gue lupa gak sambil nonton marsha and the bear kan ahh!".
⋆ ˚。⋆୨୧˚ ˚୨୧⋆。˚ ⋆
Keesokan harinya, Eisa bangun siang hari, sekitar pukul 11:00 WIB. Ia menggeliat pelan dibalik selimut miliknya. Eisa lalu membuka matanya, dan menatap langit-langit kamarnya sambil mengumpulkan nyawa.
"Hari ini enaknya ngapain ya, masih ada sehari lagi sebelum masuk kerja besok. Apa gue jalan-jalan aja ya, sekalian biar sedikit tau daerah sini juga", gumamnya.
Eisa lalu bangkit dari tidurnya, meraih sandal kamar nya yang ternyata ada di kolong ranjang tidur. Lalu merapikan sprei ranjangnya walau hanya sedikit berantakan.
Eisa itu bisa dibilang sedikit perfeksionis? Atau sedikit clean freak atau sedikit OCD?. Ia tidak bisa melihat barangnya atau apapun tidak sesuai oada tempatnya semula menaruh barang-barang itu. Ia sudah terbiasa menyusun semua berdasarkan jenis, fungsi, bahkan warna.
Bahkan yang parahnya, saat ada sehelai rambutpun tergeletak dilantai, lalu terjamah oleh mata Eisa, maka Eisa akan langsung mengambil dan membuangnya.
Karena kalau tidak segera ia lakukan, bayang-bayang rambut tergeletak itu akan terus memenuhi otaknya sepanjang hari.