☆Happy Reading☆
⇩
⇩
⇩
⇩
⇩
⇩
⇩◆◇◆
♕Perkenalan♕
-Jonny Avendra Pratama-
-Riefloryn Aristella Hafumi-
-Fariel Yovandra-
-Raffaelo Adam Zakyandra-
-Farenetta Reinesha Hayarene-
-Zelvano Alfarez Revarandra-
-Khaisandra Louis Revarandra-
-Nafisya Asipa Vidalia-"Kami memang bukan saudara kandung, tapi kami tetaplah keluarga"
"Mungkin beberapa dari kami terlihat cuek, ataupun kurang dekat dengan yang lain, tapi bukan berarti kita tak peduli"
◆◇◆
Next Chapter : Kabut Aneh
Di bawah langit biru yang membentang luas, terdengar suara tawa dan riang bercampur dengan desiran air, menghidupkan suasana bahagia yang tak terlupakan. Angin pun juga berbisik lembut, membawa aroma garam dan kebebasan. Kini jam menunjukkan pukul 09.00, delapan orang yang merupakan keluarga saling menikmati kebersamaan. Dua lelaki diantaranya duduk disebuah kursi sambil menikmati segarnya air kelapa muda yang dipetik langsung dari pohonnya. Dua orang, lelaki dan perempuan sedang menyibukkan diri dengan bermain pasir. Sedangkan yang lain, sedang menikmati desiran ombak yang tak begitu deras.
"Akhirnya kita bisa menyempatkan waktu untuk bersama ya, leganya...", tuturku
Fariel yang berada disampingnya pun hanya mengangguk mengiyakan tanpa berpaling dari indahnya biru laut.
"Bang Jonny!, mau kemana?!", teriak Asipa yang tiba-tiba ditinggal oleh Jonny
"Kamar mandi bentar." balasnya
"Sini Asipa!", panggilku
Asipa pun menghampiri kami berdua.
"Ditinggal mulu dah, kesalnya!!" keluh Asipa
"Yang sabar ya, biasalah abang kita begitu, emang gak berubah." ucapku lalu terkekeh
"Au ah, capek." balas Asipa
"Gak main pasir juga, Sipa?" tanyaku
"Gaklah, mau nikmatin angin aja." balasnya
Aku pun mengangguk dan beralih memandangi dua insan diseberang kanan yang begitu asyik dengan mainannya.
"Ekhem!, asyik kali kalian, gak ngajak-ngajak lagi." sahutku
"Iya dong, kapan lagi ya kan?, main pasir, buat rumah pasir, dll, ya gak bang Dam?" seru Haya
"Iya, nih lihat aku buat tank, keren kan?" ujar Adam
"Wuissh kerennyaa, kok bisa sih, aku aja mau buat yang lain gagal mulu" ucap Haya
"Ya bisalah." balas Adam
"Sip sip, lanjutkan bakat kalian." ujarku
Aku pun mengalihkan pandanganku ke arah seberang kiri.
"Duduk, baring, minum lagi, baring lagi, sini gih, disitu mulu dah!" seruku pada dua adik lelaki kembar yang sedang bersantai dikursi pantai.
Zel dan Khai hanya terkekeh sembari menggelengkan kepala.
"Haishh, sini atau kakak tabok kalian pake kelapa!" ancamku sembari ancang-ancang mengangkat satu buah kelapa tua
Zel dan Khai pun langsung beranjak dari duduknya. Bukannya menghampiri malah hanya diam berdiri disana.
"Ayo sini!, malah diem, gpp lho, gak usah gugup." ujarku sambil menurunkan kelapa itu kembali ke pasir
Mereka berdua pun akhirnya menghampiri kami.
"Kak, aku nyusul bang Jonny ya!" ucap Asipa
"Ok ok, jangan lama-lama lho."
"Iya kak, siap!"
Kami berlima pun bermain pasir dan ombak bersama. Zel dan Khai menggali lubang untuk tempat air ketika ombak datang. Haya mengajakku ke depan agar bisa terkena gelombang ombak. Sementara Adam dan Fariel mengejar anak kepiting yang terus berlari sambil tertawa.
"Waaarghh!" seru Haya sambil memegangi lengan kananku
Kami berdua pun tertawa sembari terus bermain ombak. Tiba-tiba, awan gelap mulai muncul di langit. Sebuah kabut tebal perlahan menghampiri pantai.
"Eh, lihat bang! Kabutnya aneh banget!, ayo kesana bang!" seru Asipa sembari menunjuk ke arah kami
Mereka berdua pun akhirnya kembali. Bang Jonny yang menyadari kabut pun mengedarkan pandangannya ke sekitar.
"Kalian semua!!" teriak bang Jonny
Kami berenam pun menoleh.
"Kenapa?, Ada apa?, Ehh kok!?!" terkejut Haya melihat pemandangan sekitar
"Banyaknya kabut!" seru Adam
"Tenang semua, mungkin hanya sementara. Kita tetap di sini!" ujarku
Namun, kabut itu semakin mendekat. Dalam sekejap, kami merasakan sebuah tarikan kuat. Kami pun menjadi riuh, dan seketika kami menghilang serta pandangan menjadi kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Terror: The Eight and Their Fate
Mystery / Thriller[ONGOING] ♛ Delapan anggota keluarga terpisah oleh kekuatan mistis yang mengacak keadaan mereka, memaksa mereka ke dalam dunia terisolasi yang penuh dengan ancaman. Setiap orang terjebak di lokasi yang berbeda, salah satunya di sebuah sekolah angker...