Keesokan harinya Freyan menjalani aktivitas biasanya, latihan dengan skuat Real Madrid. Freyan masih terus memikirkan keinginan nya untuk secepat mungkin bertemu dengan Erick Thohir dan coach Shin Tae-yong.
Sebelumnya Freyan sudah di hubungi oleh pihak PSSI tentang keinginan sang pemain, apakah ia benar mau membela tanah leluhurnya itu. Freyan menjawab "Ya". Freyan setuju untuk menjalani proses naturalisasi.
Freyan juga sudah menyetujui permintaan pihak PSSI yang ingin bertemu dengannya di ibukota Spanyol, Madrid. Mereka membuat janji akan bertemu di malam hari. Freyan dilarang untuk mengajak orang lain di dalam pertemuan itu.
Di sesi latihan. Carlo Ancelotti menyadari anak asuhnya ini kurang fokus dalam latihan. Ancelotti Melihat perbedaan yang signifikan dari Freyan. Freyan sama sekali tidak fokus dalam latihan pagi ini. Ancelotti berinisiatif untuk mengajak Freyan untuk mengobrol agar Ancelotti tahu apa yang sedang pria itu pikirkan.
"Freyan!" Teriak Ancelotti.
"Iya coach!" Balas Freyan juga berteriak karena jarak keduanya yang agak jauh.
Freyan mendekati Ancelotti dan kemudian bertanya. "Ada apa coach"
Ancelloti tidak menjawab. Ia menepuk tempat di sampingnya sebagai kode Freyan untuk duduk. Freyan duduk di samping Ancelotti.
"Kamu lagi banyak masalah ya fre, saya lihat kamu sama sekali tidak fokus dalam latihan. Kamu sering kehilangan bola. Shoot yang tidak tepat sasaran. Coba cerita sama saya jika kamu mempunyai masalah" Ancelotti tahu anak asuhnya itu sedang banyak pikiran.
"Maaf coach sebelumnya karena saya kurang fokus dalam latihan. Saya tengah memikirkan masa depan saya" balas Freyan.
"Apa saya bisa tahu apa yang sedang Kamu pikirkan?" Ancelotti bertanya terlebih dahulu. Siapa tahu Freyan tidak ingin menceritakan apa yang sedang ia pikirkan.
"Boleh coach. Saya sedang berada di masa yang sulit, saya bingung coach. Satu sisi saya ingin membela tanah kelahiran saya namun itu mustahil. Satu sisi lain saya juga merasa ragu untuk membela tanah kelahiran leluhur saya. Saya takut jika saya tidak mampu memenuhi ekspektasi para Fans" Freyan sedikit bimbang. Freyan takut jika dirinya tidak dapat memenuhi ekspektasi para fans.
Ancelotti seolah memahami kondisi yang sedang Freyan alami saat ini, "Bermain lah di tempat di mana kamu bisa di hargai, ditempat dimana kamu di butuhkan. Spanyol sudah mempunyai banyak bintang. Sahabat apapun kamu pasti akan ada saja halangannya. Sedangkan Indonesia adalah negara yang sedang berusaha untuk berkembang, ditambah mereka sedang berada di fase terbaik mereka. Jika kamu mau mendengarkan saya, pilih lah Indonesia karena di sana lah kamu akan di hargai dan di cintai" Ancelotti menjelaskan panjang lebar kepada anak asuhnya ini.
Freyan merenung perkataan coach nya ini. Freyan sadar jika Indonesia lah yang saat ini membutuhkan dirinya. Tempat dimana Freyan akan di hargai dan di cintai. Walau di spanyol Freyan sudah merasakan itu semua. Namun freyan merasa kurang karena belum bisa membela timnas spanyol.
"Terimakasih atas masukannya coach, saya akan memilih Indonesia sebagai negara yang akan saya bela" Freyan berkata dengan percaya diri.
Ancelotti menunjukan senyumnya karena sudah berhasil membantu meringankan pikiran anak asuhnya ini. "Sebaiknya kamu pulang lebih awal ini fre dan beristirahat lah agar besok kamu harus kembali berlatih dengan lebih baik" Ancelotti menyuruh Freyan untuk kembali lebih cepat ketimbang para pemain lainnya.
"Terimakasih coach" Freyan melenceng dari hadapan Ancelotti untuk membereskan semua perlengkapan yang dirinya bawa. Merasa sudah memasukkan semua barangnya. Freyan langsung keluar dari tempat latihan Real Madrid.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATURALISASI DAN CINTANYA
FanficCERITA INI MENCERITAKAN TENTANG FREYAN SEORANG PESEPAK BOLA YANG LAHIR DI SPANYOL DAN MEMILIKI DARAH INDONESIA DARI BUYUTNYA. FREYAN INGIN SEKALI MEMBELA NEGARA KELAHIRANNYA SPANYOL, NAMUN KARENA KEDUA ORANG TUA FREYAN MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG KURANG...