Adel terjaga semalaman sambil menatap cincin yang ia ingin berikan pada Feni. Saat alarm baru saja akan berbunyi Adel dengan sekuat tenaganya memukul jam alarm itu agar diam.
Seperti biasa ia mandi, bersiap memakai pakaian, sarapan lalu berangkat ke kampus menggunakan mobil. Sampai di kampus Adel langsung menghubungi dosbing skiripsinya.
Jam sepuluh pagi barulah Adel bisa menemui sang dospingnya itu, setelah menunggu berjam-jam lamanya. Diruangan sang dosen Adel di cecar habis-habisan karna banyaknya kesalahan di skripsi yang ia susun, membuat Adel bertambah frustasi.
Saking frustasinya Adel sampai berkali-kali juga membantah ucapan sang dosbing, sampai sang dosbing pun merasa kesal dan muak akhirnya ia di laporkan ke pihak kaprodi.
Dan di ruang kaprodi Adel langsung di hadapkan oleh ketua kaprodi.
"Adel, kamu itu mahasiswa yang nilainya termasuk selalu bagus, IP kamu juga termasuk yang tertinggi di fakultas ini, walaupun awalnya memang sulit buat kamu sampai tertinggal jauh tapi perlahan kamu berhasil mengejarnya. Kamu rajin, tekun, pada akhirnya kamu berhasil bertahan sampai sekarang karna hasil kerja keras kamu sendiri, dan sekarang pun kamu lagi mengerjakan skripsi pada semester ke enam ini, itu termasuk hal yang sangat dibanggakan. "
Adel hanya menundukan pandangannya saat di nasehati oleh ketua kaprodi.
"Saya tahu patah hati sangat menyakitkan untuk kamu, tapi jangan jadikan hal itu untuk berbuat gila, Adel. Saya sangat menyayangkan sikap kamu yang membantah dosen pembimbing kamu sendiri. Dan juga saya ingatkan sekali lagi ke kamu, kalo kamu itu bertahan sejauh ini bukan karna donasi ayah mu, tapi karna perjuangan kamu sendiri. Jadi ayo lebih percaya diri sama kemampuan kamu." ketua kaprodi memberikan kertas amplop ke Adel.
Adel menerimanya, "satu semester, pak?" tanya Adel ketika membuka isi amplop itu yang berisi tentang skorsing dirinya selama satu semester.
"Iya, saya harap dalam satu semester kamu tidak berada di lingkungan kampus, kamu akan kembali dengan sikap kamu yang lebih dewasa lagi, Adel. Dan sekarang kamu boleh keluar dari ruangannya saya."
Adel berjalan keluar dari ruang kaprodi dan langsung disambut oleh teman-temannya.
"Gimana, Del?" Tanya Olla saat Adel baru saja menutup pintu.
Adel malas manjawab dan memberikan surat yang ia pegang tadi. Olla langsung membaca isi kertas tersebut dan terkejut dibuatnya.
"Ini serius satu semester?" Tanya Olla.
"Bukannya kamu lagi skripsian? Emang boleh?" tanya Christy.
Adel mengangkat bahu malas, dan mengambil kembali kertas yang berada di tangan Olla, lalu pergi begitu saja.
Adel datang ke studio lukis, untuk mengistirahatkan tubuh dan fikirannya yang lelah dengan menuangkannya di kanvas. Manajer yang melihat dari jauh raut muka Adel yang sedang tidak baik-baik saja hanya bisa menyemangati.
"Dunia memang sebegitu membuat orang-orang seperti kita ini kelelahan dan frustasi. Tapi semelelahkan apapun itu kamu ga boleh menyerah, Del."
Adel hanya diam tanpa terganggu sedikit pun, fokus dengan tangan yang sedang membuat karya seni abstrak, seperti sedang menggambarkan emosinya saat ini yang nampak semrawut dan membingungkan.
Hari demi hari Adel lalui di studio lukis, karna ia tidak memiliki kegiatan lain. Mengerjakan skripsi pun percuma jika tidak ada dosbing dan tidak diizinkan untuk ngampus mencari dosbing.
Manajer melihat Adel yang keadaannya bertambah buruk, sudah berkali-kali menyarankan agar Adel pulang ke rumah orang tuanya yang berada di Tokyo Jepang. Setidaknya Adel bisa istirahat dengan tenang disana, bukan malah menghabiskan waktu menjadi kasim di studio lukis ini.
Adel pun sudah merencanakan untuk pulang ke Jepang selagi masa skorsing-nya ini, namun ia bingung harus mengatakan apa pada ayah, apakah harus jujur. Jika jujur Adel takut ayahnya akan memarahinya habis-habisan dan mengungkit semua sejarah perjuangan kakeknya.
Rasa frustasi kian menumpuk di kepala Adel, membuatnya hampir gila. Sebenarnya dari mana semua ini terjadi dan mengapa rasanya sangat memusingkan. Lalu entah karna emosi yang ditahan sudah tak terbendung lagi, Adel tiba-tiba mengamuk dan merusak kanvas yang penuh dengan warna-warni cat yang ia goreskan. Adel benar-benar sudah diambang batas kewarasannya.
Bersambung.
⛆Its0nesky⛆
KAMU SEDANG MEMBACA
If You With Me (AdelxFeni) [end]
Fanfictioncerita ini tercipta karna banyaknya momen Adel dan Feni di jepang, lucu bet woilah. • • • BxG Adelio Narendraputra, remaja berusia 17 tahun berkebangsaan indonesia yang tumbuh besar di Tokyo, Jepang. Saat ia sedang liburan ke pantai Yonaha Maehama...