"loh, dimana selendangmu kanda?"
Thara terdiam, tidak mungkin kan ia berteriak lantang kepada Nawang Wulan bahwa selendangnya di ambil Jaka Tarub yang seharusnya mencuri selendang bidadari itu. Jika bisa begitu, sekalian saja ia menyeret Jaka Tarub ke hadapan Nawang Wulan dan menikahkan mereka detik ini juga.
"Aku juga tidak tahu dinda, tadi aku menaruhnya tepat disebelah selendangmu"
"Baiklah, sebaiknya kita bergegas untuk mencari selendangmu kanda, hari sudah semakin sore, dan kita harus segera kembali ke khayangan" sahut bidadari bergaun kuning, Winga Mukti.
Merekapun berpencar mencari selendang milik Arthara Maratungga. Namun, hingga beberapa waktu berlalu, mereka tidak juga berhasil menemukannya.
Thara bergerak malas, ia tahu, sekeras apapun mereka berusaha selendangnya tidak akan ketemu.
Duarrr
Mereka tersentak akibat suara petir, langin berubah kelabu, menandakan waktu bermain-main mereka telah habis.
"Sebaiknya kalian segera kembali, atau romo akan marah"
"Tapi kanda, bagaimana denganmu?" Bidadari bergaun hijau Dewi Wrestipata menyahut dengan nada khawatirnya.
"Tenang saja, aku laki-laki bisa menjaga diriku sendiri, biar aku sendiri yang mencari selendangku, kalian kembalilah"
"Tapi Kanda..."
"Cukup dinda" -Thara memotong ucapan Nawang Wulan- "sebaiknya ajak adik-adik yang lain kembali, ini perintah" ucapnya mutlak.
Nawang Wulan mengangguk ragu, mereka segera terbang, bergegas kembali ke khayangan.
"Jaga dirimu kanda" pesan Nawang Wulan sebelum terbang meninggalkan Thara.
"Huftt, cape banget, kemana si sialan itu"
Thara segera mendudukkan dirinya ditanah, dengan punggung yang disenderkan pada pohon, matanya sedikit demi sedikit mulai terpejam, akibat rasa ngantuk yang sudah tidak lagi dapat ia tahan.
Disisi Lain...
"Dialognya gimana ya?, masak gue tiba-tiba dateng nemuin dia, apa nggak aneh?"
Mahen aka Jaka Tarub berjalan sembari bibirnya terus menggerutu pelan. Dia sedikit bingung tentang kata apa yang akan dia ucapkan ketika bertemu dengan jodohnya.
Astaga.. memikirkan kecantikan bidadari itu, mampu membuat wajahnya memerah.Kakinya terus melangkah menuju danau, sedari tadi, jantungnya berdebar kencang. Beberapa menit berlalu, sampailah ia di area sekitar danau, matanya memindai sekelilingnya, mencoba mencari keberadaan bidadari yang selendangnya sudah berhasil ia curi.
Bibirnya terangkat naik, ketika ia menemukan seseorang yang memakai pakaian bewarna emas sedang tertidur di bawah pohon.
Wajahnya begitu ayu, bahkan dari kejauhan pun Mahen sudah mengagumi kesempurnaannya.
Dia dengan pelan berjalan ke arah pohon itu, semakin dekat dia mulai merasa aneh ketika melihat bidadari itu memakai pakaian lelaki bangsawan, bukan gaun.
Srekk
Srekk
Mata seseorang itu terbuka ketika Mahen telah berdiri tepat di dekatnya.
"Siapa kau?"
"Seharusnya aku yang bertanya siapa kau, kenapa kau tertidur disini?"
"Aku Arthara Maratungga, dan aku sedang tersesat karena mencari barangku yang hilang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Nawang Wulan
Fantasi"Goblok banget, padahal gue mau ngambil selendangnya Nawang Wulan, kenapa jadi kakaknya sih, ini juga, sejak kapan anjir, Nawang Wulan punya abang" _Aryeswara Mahendra Wisnuwardhana_ "Jancok, kok iso aku dadi mas e Nawang Wulan, Aku pingine Jaka Tar...