Kekurangan cinta yang begitu dalam di kehidupanku membuatku menjadi sosok yang sangat tertutup. Berawal diasingkan oleh keluargaku sendiri hingga ditempat dimana pun aku tinggal. Hanya beberapa orang saja yang membuatku kuat meski tidak sehebar itu...
"Arumi!" panggil Frans sambil bersandar di belakang pintu. Arumi menoleh ke kakaknya dengan raut wajah yang sedikit takut.
"Iya kak?" jawabnya pelan.
"Tadi siapa? Beneran dia bukan pacarmu?" tanya Frans menyelidik.
Arumi memainkan tangannya sambil menatap kedua mata kakaknya itu.
"Hum, dia hanya teman Arumi. Pacarnya Lusi, Arumi saja baru kenal tadi siang saat di sekolah"
"Ohh.. baiklah, aku percaya. Kau jangan berpikir untuk punya pacar dulu. Nanti saja kalau kau sudah bekerja, baru aku izinkan" ucap Frans sambil berlalu ke kamarnya.
Arumi menganggukkan kepalanya "baik kak"
Pupus sudah, Arumi hanya bisa mengagumi Alvian. Dan dia tidak akan pernah bisa mengungkapkan perasaannya itu.
Arumi masuk ke dalam kamarnya lalu berbaring di samping adiknya yang sudah tertidur.
Arumi memandangi langit-langit kamarnya dan segera menutup kedua matanya itu.
***
Keesokkan harinya, Arumi berjalan sendirian sambil memikirkan ucapan kakaknya itu. Betapa jengkelnya, dia memang tidak bisa bebas seperti kebanyakan teman-temannya.
Soalnya, Arumi lebih takut kepada kakaknya ketimbang orangtuanya.
Seseorang menepuk pundak Arumi hingga membuat Arumi menoleh kearahnya. Dia menatap jengah kearah orang itu yang sedang terseyum sangat lebar sekali.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bisakah kau menjauhiku? Kau kan pacar temanku, bagaimana bisa kau selalu dekat denganku?" dengus Arumi padahal dalam hatinya dia sangat senang sekali.
"Sudah ku katakan. Aku bukan pacarnya Lusi. Lusi nya saja yang suka padaku" dengus Alvian.
"Lagian kenapa kau berjalan? Bukankah rumahmu sangat jauh?"
Alvian tersenyum.
"Memangnya kau tau dimana rumahku?"
Arumi menggelengkan kepalanya "tidak. untuk apa aku harus tau"
Alvian mengerucutkan bibirnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
