Hello teman teman aku
Boleh gak aku minta kritikan kalian?
Kritikan kalian itu sangat berarti buat aku.Jangan lupa kasih vote dan komentar nya ya..
Semoga suka🤍
Happy reading🌹
•
•
•---000---
Di pagi hari yang cerah Inaya sudah siap dengan seragam putih abu abu nya. Kini Inaya tengah berjalan menuruni tangga, tapi langkah nya terhenti ketika melihat ke harmonisan Ayah, Allura dan Mamah nya yang berada di meja makan, sedang bercanda gurau, rasa nya ia ingin berada di tengah tengah mereka, Tapi_ itu sangat tidak mungkin.
Inaya hanya mampu menghela nafas panjang dan berusaha tegar. Tiba tiba ia di kejutkan dengan tepukan kecil di pundak nya. Saat ia menoleh ke samping dan ternyata itu adalah ke dua abang nya yang sedang memberikan senyuman penyemangat untuk diri nya.
"Ngapain berdiri disini?" Tanya Fathan, dan hanya dijawab gelengan kecil Inaya.
"Yu berangkat sarapan nya di kantin aja." Ajak Farhan sambil membawa Inaya pergi dan di ikuti Fathan. Dan kini mereka berada di depan rumah sedang memanaskan kendaraan nya masing masing.
"Seandainya dulu Naya nurut sama Bunda mungkin saat ini Bunda masih sama kita kan." Ucap Inaya tiba tiba dengan nada sendu. Dan ucapannya itu membuat Fathan dan Farhan menghela nafas panjang dan menahan gejolak di dada mereka. Sangat sakit ketika mereka mendengar perkataan Inaya yang slalu menyalah kan dirinya atas kematian Bunda nya itu.
"Nay lo sama Fathan aja gue bawa motor soal nya."
"Tapi Naya mau nya naik motor."
"Sama Abang aja nanti masuk angin." Ujar Fathan dan langsung ia menarik lembut tangan Inaya untuk masuk ke dalam mobil nya. Dengan terpaksa Inaya pun menurut dan masuk ke dalam mobil sang Abang.
Kini mobil Fathan dan motor Farhan pun sudah berjalan meninggal kan rumah besar itu. Di sepanjang perjalanan Inaya hanya diam dan melamun sambil melihat ke arah keluar. Fathan yang sedari tadi terus memperhatikan Inaya, tiba tiba hati nya sakit, ia tahu pasti adik nya itu masih memikirkan pertanyaan yang dia buat Inaya sendiri.
"Nay Abang nanti gak bisa jemput Naya, soal nya Abang ada latihan."
Inaya pun menoleh ke arah Abang nya yang sedang fokus menyetir. " Iya gak papa kok kan ada kakak. Kalau kakak gak bisa kan Naya bisa naik angkot atau ojek." Fathan pun mengangguk dan tersenyum sambil mengusap lembut kepala Inaya.
Kini mobil Fathan berhenti di depan toko roti yang jarak nya lumayan dekat dengan sekolahannya. Inaya sengaja turun disini supaya tidak ketahuan kalau Inaya di antar oleh Fathan. Karna Inaya di rahasiakan oleh keluarganya. Semua orang mengira kalau Inaya itu ikut mati saat kejadian itu.
Inaya pun keluar dari dalam mobil setelah itu ia melambaikan tangannya sampai mobil Fathan tak terlihat lagi oleh nya. Ia pun melenggang pergi untuk segera ke sekolah nya.
Di sepanjang koridor ia terus berdoa supaya tidak bertemu dengan sirkel yang slalu ngebully dirinya. Luka nya belum sepenuh nya pulih ia tidak mau hal itu terjadi sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Ingin Di Sayanginya
Teen FictionSemua orang pasti mempunyai seribu impian yang harus kita wujudkan. Semua orang wajib untuk berusaha agar impiannya bisa menjadi kenyataan begitupun dengan Farah Inaya Dafarendra yang mempunyai seribu mimpi yang harus Inaya wujudkan. Tapi Inaya tida...