Hari pertama bekerja mungkin memang melelahkan bagi seorang Park Jimin, mengulang dari awal, bahkan setelah pulang ke rumah harus melayani suaminya yang sudah menunggu sejak tadi. Anehnya, sesampainya di rumah, Yoongi bahkan tak meminta apa - apa.
Pria itu hanya sibuk bersandar di balkon sembari menikmati wine yang tampak lebih hitam pekat, seperti darah segar namun itu tidak mungkin. Dia mengulas senyum ringan untuk Jimin yang sedang berjalan di halaman rumah, malam ini, Yoongi tak menjemputnya pulang kerja.
Yoongi meninggalkan balkon, meletakkan ponselnya ke atas laci serta melanjutkan langkahnya untuk pergi ke luar kamar ; ingin menyambut sang istri yang baru saja datang.
Tak menyangka, keluar dari pintu langsung beradu pandang dengan putranya, Choi Soobin, sedang membawa baki dengan dua gelas susu di atasnya.
"Belum tidur?" tanya Yoongi basa basi, Soobin menggeleng sambil melenggang pergi. Pandangannya tampak gugup, mungkin niatnya tak ingin mengganggu pasangan romantis itu."Hyung, mommy pulang!" Yoongi masih bisa dengar seruan itu,
lalu dari dalam sana seseorang menyahut, "Jangan diganggu, bagian Ayah."
Tanpa sadar paras Yoongi merona, tak sampai benar - benar semerah tomat. Hanya sedikit malu pada setan yang mungkin sedang melihat, apalagi tak lama dari itu, retinanya mendapati sosok Jimin sedang menaiki tangga perlahan - lahan.
Sesampainya di anak tangga terakhir, Jimin mengulas senyum, menyampirkan mantel hangatnya ke pegangan tangga tanpa khawatir akan dicuri atau jatuh. Tak menunggu waktu lama, Jimin langsung melompat ke pangkuan Yoongi, menikmati setiap inci bibir Yoongi yang dia rindukan sedari pagi.
"Hmm, rasanya begitu melegakan. Aku mencintaimu!" pekiknya, Yoongi mengernyit sambil tersenyum.
"Kau lelah? Mau aku siapkan air hangat untuk mandi?" tanya Yoongi, dia tetap membopong Jimin dalam pangkuan.
Pria dalam pelukannya itu menggeleng, menikmati ciuman - ciuman yang dia lakukan pada lehernya hingga membuat merah keunguan. Perlahan hingga berakhir di kamarnya, Jimin seperti seseorang yang kesetanan.
"Kenapa pulang - pulang kau seperti ini? Melihat pria tampan di jalan?" Yoongi melepas ikat pinggangnya sambil memperhatikan Jimin yang berbaring di ranjang. Seksi sekali, bahkan celana ketat yang di pilihkannya sangat - sangat cocok untuk moment seperti ini.
Melihat Yoongi yang akan memanjakannya, Jimin bangkit dan duduk sambil menepuk - nepuk ranjang kosong di sampingnya. Sial, melihat Yoongi bahkan tak berekspresi saat seperti ini membuat Jimin patah hati. Dia merengut kesal, kembali berbaring dan membelakangi sang suami yang masih santai - santai saja.
Mendapati istrinya bersikap menggemaskan hanya untuknya, Yoongi akhirnya mendekat, memeluknya dari belakang sambil sedikit meremas apa yang bisa dia genggam. Jimin membuang napas, merasakan kehangatan, kenikmatan yang semakin meningkat. Keduanya kini saling berhadapan usai Jimin berbalik badan, berpelukanㅡberbagi cinta kasih dengan lelah yang tersisa.
"Kau cinta aku karena apa?" tanya Jimin, memandangi Yoongi yang berada di atas tubuhnya, manja sekali.
"Aku?" Dia terdiam sejenak lalu berkata, "Karena kau menjengkelkan, nakal, dan aku merasa bahwa aku harus mengajarimu setiap menit."
"Ah." Jimin mendesah tatkala Yoongi tak sengaja menyentuh bagian yang membuatnya merasa kesakitan, bahkan sedikit mendorong Yoongi untuk menjauh, "jangan sentuh bagian itu," katanya, "itu sakit."
Suaminya itu tampak kebingungan, bahkan dia memasang raut khawatir sambil meraba-raba bagian yang kata Jimin menyakitkan. Selain itu, Yoongi juga merasa bersalah karena sudah meminta Jimin untuk bekerja sedari tadi.
"Apa sakit sekali? Kau kelelahan hari ini?" tanyanya
KAMU SEDANG MEMBACA
New Mommy For My Son || Yoonmin[END✓]
FanfictionMin Yoongi adalah seorang pengusaha, dan Park Jimin adalah seorang polisi. Keduanya sama-sama punya cerita; Min Yoongi yang seorang duda, lalu Park Jimin yang hampir kehilangan pekerjaannya. Bagaimana keduanya bisa bertemu? Kebetulan? Oh, bukan. Sli...