mencoba

22 6 0
                                    

Pagi ini Delima sudah berlatih di dalam kamar untuk berbicara baik dengan Sadam, walaupun susah tetapi ya wanita itu akan mencobanya

"Sadam maafin mama,mama tau mama salah maafin ya ". monolognya dengan raut wajah yang dipaksakan senyum

"Tapi mulut gue berat banget kalau harus ngomong gitu ke dia ".ucapnya

Setelah berlatih wanita itu keluar dari kamar dan melihat kedua anaknya sudah berada di meja makan namun Sadam tidak ada disana

"Ma,Sadam demam ".ucap Satria

"Oh".sahut Delima

"Ohiya ma hari ini aku sama Satria lembur kayaknya tidur di kantor deh jadi mama jangan tungguin kami ya".ucap Zaki membuat Delima mengangguk. Setelah Zaki dan Satria pergi Delima pun masuk ke dalam kamar Sadam dan melihat apa yang terjadi dengan anak bungsunya

"Kamu kenapa? ".tanya Delima seraya menyentuh kening Sadam membuat anak itu memejamkan matanya takut

Delima pun keluar dari kamar dengan kompresan dan juga nampan berisi nasi serta lauk tidak lupa air hangat

"Ayo makan dulu".ucap Delima membuat Sadam memalingkan wajahnya. Tidak ada gairah untuk makan

"Kamu mau nya apa? Makan dulu sesuap entar kamu mati saya yang repot ".ucap Delima

Sadam hanya terdiam enggan melihat kearah sang ibu,hatinya sakit namun marah pun sudah tidak ada tenaga jadi biarlah Delima belajar dari kesalahannya. Delima terus membujuk Sadam untuk makan namun anak itu tetap tidak ingin entah apa alasannya namun yang jelas makanan itu masih di letakkan oleh Delima di meja belajar Sadam yang tampak kosong tanpa lampu belajar

"Mau kamu apasih? Saya sudah berusaha baik tapi kamu malah diam aja,jangan kamu pikir saya tidak bisa bahasa isyarat ya Sadam. Saya lemah kamu injak-injak entar saya kasar kamu sok sokan tersakiti".ucap Delima membuat Sadam membalikan badannya

"Sadam gak pernah merasa seperti itu".sahutnya

"Ya tapi ayo makan,kamu kan lagi sakit apa susah nya sih makan? Saya gak mau kamu mati".ucapnya

"Selama ini Sadam selalu mengemis kepada mama untuk sepiring nasi,namun sekarang? Kenapa mama maksa? Bukannya kalau Sadam mati mama senang ya? Kan kalau Sadam mati berarti si cacat ini tidak menjadi beban lagi".sahut Sadam dengan air mata yang sudah berada di ujung pelupuk mata

"Nangis,bisanya cuma nangis".bentak Delima seraya mencekoki Sadam dengan nasi di genggaman tangannya membuat Sadam tersedak dan memuntahkan nasi tersebut

"Bodoh".umpat Delima seraya menoyor kepala Sadam membuat anak itu hanya terdiam

Sadam terdiam,merasakan semua sakitnya sendirian, berharap Delima mengerti itu adalah mustahil.

Btw janlup

Btw janlup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
si Bisu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang