Harsya × Zyara
.
.
.12.03.2024
Siang hari. Hari yang dimana seharusnya terlihat begitu cerah, terang, dan panas. karena cahaya yang diberikan oleh matahari. Namun, tidak untuk hari ini. Awan-awan yang seharusnya berwarna putih layaknya kapas dengan langit kebiru-biruannya. Sayangnya, harus tergantikan oleh awan abu-abu yang menyeramkan dan langit yang kehitaman. Hawa yang seharusnya terasa begitu hangat tetapi, malah menjadi hal yang sebaliknya. Begitu dingin.
"Udaranya dingin banget... Kayaknya mau hujan deh.." ucap seorang mahasiswi kedokteran yang kemudian menatap ke arah luar jendelanya.
"Sial sekali, hari ini aku lupa membawa payung -"
"Wahh!! Hujan! Yeyeyeyeye!" Kaget, dengan reflek sang mahasiswi tersebut pun memutarkan kepalanya ke arah sumber suara.
"..Viana, jangan bikin kaget kayak gitu dong." Sang empu yang ditegur pun hanya bisa tersenyum dan cengengesan.
"Hehe, maaf Zyara. Lagian kan, udah lama tau semenjak aku terakhir kali main hujan! Dan ini adalah kesempatanku untuk bisa bermain hujan lagi!-"
.
"Wah wah wah, lagi ngomongin apa nih? Mau main hujan ya? Ikut dong. Gue juga dah lama nih gak main hujan."
.
."Sya! Lu mau ikut main hujan nggak?"
"G. No thanks."
"Yaelah, gak asik amat sih."
"Iya tuh! Bener kata Rino, nggak asik banget." Ucap Viana yang tiba-tiba ikut dalam percakapan tersebut.
"Yaudah sih, hidup-hidup gue." Timpa nya karena merasa tidak suka dengan balasan mereka.
"Ok. Kalau gitu, sekarang Lo bukan bestie kita lagi. Dan Lo, bukan circle kita lagi."
"Ya! Dengar dan ingat itu, Harsya." Ucap keduanya karena juga merasa tidak suka dengan balasan yang diberikan oleh Harsya.
Dengan singkat, padat, dan jelas. Harsya pun hanya menjawab, "Y."
.
Setelah perselisihan antara 2 vs 1 itu, Rino pun menoleh ke arah Zyara.
"Kalo lu gimana Ra? Mau ikut gak? Tanyanya.
Sesaat setelah mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu, ia pun memikirkannya sebentar.
"Hm.. boleh deh, sekali kali gue juga mau main hujan." Rino dan Viana pun merasa senang karena jawaban yang memang mereka ingin dengar, akhirnya keluar dari mulut wanita tersebut.
Namun berbeda dengan Harsya, ia sedikit kaget dengan jawaban yang diberikan oleh sang wanita, karena jarang sekali ia menerima ajakan seperti itu.
'loh? Zyara ikut?.. ok. Berarti kalau seperti itu gue juga harus ikut.' batin Harsya.
.
"Ekhem.. Kalau gitu, gue ikut."
"Lah? Tadi katanya gak mau ikut." Ucap Viana yang tidak senang dengan jawaban labil Harsya.