Chapter 03

100 21 3
                                    

Kenyataan yang terkadang sulit untuk di terima karena telah menyebabkan luka. Namun bisa apa selain menerima nya.

Cukup banyak kenyataan hidup yang memaksa Jimin untuk menerimanya dan harus tetap menjalani nya apapun yang terjadi. Bahkan dalam kisah cintanya yang membuatnya harus menelan pahitnya kenyataan.

Berawal dari dirinya yang mengetahui orientasi seksual nya, tidak ada yang salah dengan itu dan bukan Jimin yang memilihnya. Yang jadi masalah adalah pada siapa dia menetapkan hatinya. Tetapi bukan juga salah cinta yang memilih kepada siapa dia berlabuh.
.
.
.
Meskipun ada luka baru di hati nya, Jimin tetap menjalani harinya. Dia tidak lupa janji nya pada Taehyung untuk melamar pekerjaan sepulang sekolah.
.
.
Dengan mata sembab, Jimin mengikuti Taehyung masuk kedalam mobilnya. Ikut berkendara kemnana taehyung mengantarnya.

"Lo baik-baik saja Ji?" tanya taehyung merasa khwatir akan temannya itu

"Semua nya baik Tae"

Sebelum nya Jimin sudah menerima pesan dari Yoongi jika hari ini dia pulang bersama Jennie.
.
.
.
.
.
"Ji, lo baru pulang? Darimana? Tadi pulang sama siapa? Oh ya, lo sudah makan belum? " serbu yoongi ketika melihat Jimin tiba di kamar mereka. Jimin terkejut tentu saja, melihat Yoongi yang menunggunya dan menyerbu nya dengan banyak pertanyaan, "Ada apa? "

"Diantar Taehyung" singkat Jimin. Hari ini dia pulang jam 11 malam karena hari ini juga dia di terima bekerja dan langsung memulai pekerjaan nya. Jimin lelah

"Oh yasudah, sini deh Ji,, ada yang mau gue ceritaim" ucap Yoongi antusias, menarik Jimin untuk ikut duduk di sampingnya

"Ji, hari ini adalah hari yang sangat spesial, lo tau gak?" tanya Yoongi bersemangat dengan senyum yang menghiasi wajah nya. Pertanyaan itu hanya di jawab gelengan kepala oleh Jimin

"Hari ini gue dan jennie resmi berpacaran, dia nerima gue Ji. Jennie pacar gue mulai hari ini" saking bahagia nya, Yoongi sampai memeluk Jimin.

Degh...

Jimin merasa sesak, seperti ada batu besar yang menimpa dada nya. Sulit sekali hanya untuk sekedar bernafas. Apa Jimin akan mati detik ini jika tak bisa bernafas?

Yoongi melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi jimin.
"Dia sangat cantik dan menggemaskan, dan ya dia juga sangat wangi. Wangi nya buat gue ga bisa jauh-jauh darinya. Kenapa dari dulu gue yang sadar" Yoongi tidak pernah memuji orang sampai seperti ini, sebahagia ini.

"Apa dia sesempurna itu Gi? Sampai tidak bisa jauh dari nya? Bagaimana dengan gue? Apa tidak sewangi itu ? lalu kenapa lo meluk gue tiap malam bahkan lo tidur di kasur gue Gi" batin jimin berteriak tidak terima

"Jii, lo dengar gue kan? " tanya Yoongi memastikan

"Iya Gi, selamat atas hubungan kalian. Gue mau ganti baju dulu Gi, sekalian mandi" Jimin tidak kuat menahan celotehan yoongi yang terus membicarakan kekasih baru nya

"Baiklah Ji"...

Sebenarnya Jimin terlalu lelah hanya untuk sekedar mandi, namun hanya itu alasan satu-satu nya cara untuk menyelamatkan diri dari tikaman beruntun di hati nya. Diruangan ini, di kamar mandi ini, Jimin menumpahkan segalanya membiarkan air matanya yang sedari tadi dia tampung. Jimin menangis tertahan agar Yoongi tidak mendengarnya, menangis pilu yang pernah dia alami.

" hiks. . .hiks " suara tangis nya lolos
"Ada apa dengan mu Jiminie, lo harus terima, lo harus ikut bahagia karna Yoongi mu bahagia dengan pilihannya. Lu ga boleh egois Jiminie" ucap nya pada diri sendiri mencoba untuk menenangkan diri nya.

Boleh kah Jimin berharap Yoongi mengetahui perasaan nya dan menerimanya yang berbeda ini atau Yoongi hanya justru meninggalkannya.. Tidak.. Tidak.. Biarkan seperti ini, hanya dengan Yoongi berada di sisi nya cukup membuat Jimin bahagia.

Sejam kemudian Jimin selesai membersihkan diri meski masih ada jejak air mata yang tertinggal dan mata sembab itu tidak bisa berbohong.

Jimin melihat Yoongi telah terlelap di kasurnya, seperti malam-malam sebelum nya. Jimin perlahan berjalan menuju kearah yoongi, memandang lekat wajah tampan itu wajah yang terlihat damai dalam tidurnya wajah seorang pria yang ia kasihi. Dengan kesadaran penuh mengikuti hatinya, Jimin perlahan mendekat dan mengecup bibir tipis itu. Hanya menempel kan bibir plum cherry nya dengan penuh kasih.
"Aku mencintai mu Gi" ucap Jimin pelan tepat di depan bibir yoongi lalu detik berikutnya ia ikut berbaring dan masuk kedalam pelukan hangat yoongi.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Maafkan yah Dear's, chapter ini sangat singkat. Tidak kuat dengan kesedihan jimin di tengah kebahagiaan yoongi
.
Bagaimana menurut kalian Dear's? Penasaran ngga dengan kelanjutan nya? Lanjut gak ni? Jangan lupa vote nya yaa 💜
Jika suka, tinggalkan vote atau komen kalian dear's
.
.
.
.
Maafkan jika banyak typo yang bertebaran 💜

You're My Best(boy)friend (YOONMIN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang