epilog

56 4 0
                                    

Melepaskan dia yang telah pergi merupakan cara terbaik untuk bisa baik-baik saja guna menjalani sebuah kehidupan. Hayat tetap melanjutkan kehidupannya, dia berusaha untuk menjadi orang baik. Dan tidak melukai orang-orang disekitarnya. Karena jika dia sempat kehilangan mereka, rasa sakit atas kehilangan itu akan membuatnya kesulitan untuk menjalani sebuah kehidupannya sendiri.

Sebenarnya juga Hayat tidak baik-baik saja, dia merasa hidup dalam sebuah hukuman. Di mana dia seperti membunuh seseorang secara tidak langsung, dan membuatnya meninggalkan dunia yang indah ini dengan cepat.

Jika saja Hayat lebih cepat mengetahuinya, dia pasti tidak akan membiarkan Reo terlibat. Orang baik itu mengorbankan banyak hal untuknya, sampai-sampai dia tidak peduli dengan nyawanya sendiri.

Melepaskannya merupakan perihal tersulit, apalagi dia harus menjalani kehidupan tanpa rasa bersalah. Hayat rasa itu tidak adil untuk Reo. Meskipun dia telah tiada, seharusnya Hayat hidup dalam penyesalan. Karena selama Reo masih hidup, Hayat selalu menyalahkan Reo akan banyak hal.

Padahal Reo saja berusaha untuk menjadi kakak yang baik. Dia melakukan apapun untuk bisa membuat Hayat bahagia. Sayangnya Hayat tidak menghargainya sama sekali. Permintaan maaf yang seringkali di ucapkan oleh Reo, kini baru di sesali oleh Hayat. Seharusnya Reo tidak perlu meminta maaf, karena dia tidak bersalah sama sekali.

"Hayat ibu akhirnya hamil, tolong nantikan adekmu ya," ucap Tanti yang tersenyum lebar, meskipun terlihat jelas raut wajahnya yang bersedih itu.

Seorang ibu tentunya akan merasa paling kehilangan, dan sangat kesakitan karena telah di tinggalkan oleh anaknya sendiri. Padahal Tanti hanya memiliki Reo sebagai satu-satunya anak kandungnya, pada akhirnya dia tidak bisa membuat Reo berada di dekatnya untuk waktu yang lama.

Hayat juga selalu meminta maaf, dan sibuk menyalahkan dirinya sendiri. Sementara kenyataannya saja itu tidak menghasilkan apapun, semuanya percuma saja. Hanya saja, Hayat ingin menghukum dirinya sendiri dengan rasa bersalahnya itu.

"Akhirnya aku bakalan punya adek, aku janji akan menjaganya dengan baik. Ibu jangan khawatir, karena aku pasti menjadi seorang kakak yang baik untuknya," ucap Hayat membalas senyuman Tanti padanya.

Saat melihat Hayat tersenyum semanis itu, Tanti justru merasakan kehadiran Reo pada diri Hayat. Barangkali karena Hayat nyaris memiliki kesamaan seperti itu Reo, apalagi saat dia tersenyum. Senyumannya benar-benar tanpa sebuah kebohongan.

"Kita akan memiliki anggota keluarga yang baru. Sebisa mungkin kita harus menjaganya," sahut Kilan merangkul pundak Hayat dan Tanti secara bersamaan.

Meskipun pada kenyataannya melepaskan merupakan perihal yang menyakitkan. Demi sebuah kehidupan, dan agar sosoknya baik-baik saja karena terpaksa meninggalkan. Mereka akan hidup sebaik mungkin, dan menjalankan kehidupannya dengan semestinya.

Tidak peduli jika ada sebuah tangisan, dan penyesalan. Hal seperti itu sudah sewajarnya terjadi, karena kehilangan sudah pasti sangat menyakitkan.

Seringkali Hayat mengutuki dirinya sendiri, dia tidak berhak untuk bahagia. Apalagi merasakan ketenangan seperti ini. Namun, dia teringat kembali. Jika apa yang dia rasakan, merupakan pengorbanan dari Reo. Dia tidak boleh menyesali apapun, dia hanya perlu menjalaninya dengan baik saja.

"Reo maafkan aku, aku merebut kebahagiaanmu. Maaf karena aku selalu menyalahkanmu. Terimakasih untuk kebahagiaan yang kau berikan ini. Dan aku berjanji, akan menjaga orang-orang yang berharga dalam hidupmu itu."

Hanya kata terimakasih yang keluar dari mulut Hayat, dia tidak merasa pantas untuk merasakan kebahagiaan seperti ini. Akan tetapi, dia tidak harus beranggapan seperti itu. Pada kenyataannya pun, Reo telah melakukan yang terbaik untuk keluarganya yang berharga.

Untuk saat ini dan seterusnya, giliran Hayat yang melindungi banyak hal yang berharga dalam kehidupan Reo. Yang kini telah di tinggalkan oleh sosok sebaik itu. Meskipun ditinggalkan merupakan rasa sakit yang tak bisa tersudahi. Mereka akan pastikan semuanya bisa baik-baik saja.

"Reo, aku melanjutkan hidupku bukan karena aku merasa ini pantas untuk ku lanjutkan. Tapi aku menghargai kehidupan yang telah kau berikan ketenangan seperti ini. Aku baik-baik saja, ini semua karena dirimu."

Dengan caranya untuk melepaskannya, dan rasa penyesalan atas kehilangan. Hayat tidak beranggapan dia berhak merasakan sebuah kebahagiaan. Dia akan menghukum dirinya dengan penyesalan karena telah terlambat menyadari kebaikan dari Reo. Dia akan hidup seperti itu, dan mengakui bahwa dirinya bukan orang baik. Bagaimanapun dengan kenyataannya sendiri, Hayat memang orang yang pantas menerima sebuah kebahagiaan dari orang-orang disekitarnya.

Kehidupan Reo memang sudah berakhir, tapi orang-orang yang ditinggalkannya. Tidak berkeinginan untuk sepenuhnya melepaskan sosoknya. Mereka akan mengenang Reo, dan akan mengingat Reo sebagai seseorang yang berharga dalam hidup mereka.

𝐓𝐁𝐂
𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐣𝐮𝐠𝐚.
𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐤𝐮 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐫𝐚𝐡.
𝐃𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢. 𝐒𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚. 𝐁𝐢𝐚𝐫 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐝 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Maaf Karena Membuatmu Merasa Diabaikan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang