Don't forget to vote before reading
Happy Reading
Setelah menerima panggilan dari sang Bunda, langsung saja Hara dan Jian menuju kediaman keluarga Hartono.
Di pagi yang tenang itu, Hara dan Jian duduk di sofa ruang tamu keluarga Hartono, masih terguncang oleh kenyataan yang baru saja terungkap. Di hadapan mereka, sebuah surat dari Gisel-mantan kekasih mereka berdua-terbuka lebar, setiap kata di dalamnya menampar kesadaran mereka. Surat itu mengungkapkan rahasia besar yang tak pernah mereka bayangkan: Gisel melahirkan seorang anak, dan anak itu memiliki DNA dari Hara dan Jian. Masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi, itu sesuatu hal yang mustahil. Seakan dunia mereka terjungkir balik, mereka kini dihadapkan pada tanggung jawab yang tak terelakkan.
Hara menatap surat itu dengan tatapan kosong, otaknya masih berusaha mencernanya. Sementara Jian, yang biasanya selalu tenang dan rasional, kini terduduk kaku, matanya memandang lurus ke depan tanpa fokus. Pikirannya kalut, mencoba mencari logika di balik kenyataan yang baru saja menghantam mereka.
Bunda Hartono, ibu Harayanza, berdiri di depan mereka setelah sebelumnya menelepon dan memberi kabar mengejutkan bahwa bayi tersebut telah ditemukan di depan gerbang rumah besar keluarga Hartono. Bayi itu diletakkan di dalam sebuah box bayi, bersama dengan hasil tes DNA dan surat dari Gisel. Bunda Hartono terlihat tidak terkejut, seolah-olah sudah menerima keadaan ini dengan lapang dada. Di sampingnya, Mama Pangestu, ibu Jiandra, tampak tak kalah antusias. Dua wanita paruh baya itu tertawa dan bercanda dengan bayi lelaki mungil yang tersenyum manis, seakan dia adalah anugerah yang mereka sambut dengan suka cita.
Di sisi lain, Hara dan Jian hanya bisa menatap pemandangan itu dengan perasaan yang campur aduk-kebingungan, ketidakpercayaan, dan sedikit ketakutan. Mereka masih belum bisa memahami sepenuhnya bagaimana mereka bisa berada dalam situasi ini. Hara, dengan suara rendah yang nyaris bergetar, akhirnya memecah keheningan.
"Jadi... anak ini... benar-benar... anak kita berdua?"
Jiandra menghela napas panjang, menutup matanya sejenak sebelum menatap bayi itu.
"Gisel... bagaimana bisa dia melakukan ini tanpa kita tahu? Dia pernah berhubungan dengan kita?"
Namun, Bunda Hartono dan Mama Pangestu tak peduli dengan kebingungan mereka. Kedua ibu itu sudah terlalu asyik dengan bayi yang kedatangannya musterius-dan mereka tidak merasa curiga, seakan segalanya telah menjadi jelas bagi mereka. Kini, bola tanggung jawab ada di tangan Harayanza dan Jiandra-dua pria yang dulunya rival, kini terikat oleh bayi yang bahkan tak pernah mereka bayangkan akan hadir dalam hidup mereka.
DIBALIK KEHADIRAN BAYI
Di sebuah rumah yang teduh di kawasan elit, dua ibu yang sangat peduli dengan masa depan anak-anak mereka duduk berdiskusi dengan penuh harap. Bunda Hartono, ibu Harayanza, dan Mama Pangestu, ibu Jiandra, memiliki satu tujuan yang sama: menjodohkan kedua anak mereka, meskipun kenyataannya mereka adalah rival yang tak pernah akur sejak masa sekolah. Keduanya saling beradu sengit dalam berbagai hal-dari prestasi hingga masalah cinta. Namun, kedua ibu ini percaya bahwa dengan sedikit usaha dan perencanaan, Harayanza dan Jiandra bisa bersatu demi kebahagiaan mereka, meski penuh tantangan.
Pada suatu sore yang cerah, Mama Pangestu terkejut saat kedatangan seorang wanita muda ke rumahnya. Wanita itu mengenakan pakaian sederhana dan membawa seorang bayi di pelukannya. Mama Pangestu hampir tak mengenali wanita itu, tapi ada sesuatu yang familiar di matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking || SUNGTARO
Fiksi PenggemarMenceritakan bagaimana hubungan pertemanan yang menjadi kacau karena pertengkaran, hingga mengharuskan mereka menjalin sebuah komitmen untuk hidup bersama. Kedatangan bayi diantara mereka, akankah menjadi pertimbangan agar keduanya kembali bersama?