Bagian 41: Menetap

12 3 0
                                    

Bagian 41: MENETAP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bagian 41: MENETAP

   OBERON mungkin saja telah merasakan sedikit rasa lega di dalam dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   OBERON mungkin saja telah merasakan sedikit rasa lega di dalam dirinya. Cerita yang diberitahukan oleh Papanya-Abra sebagai alasan keberadaan Althea di rumahnya saat ini, sedikitnya dirasakan cukup dalam memenuhi rasa penasaran.

   Namun pertanyaan mengenai apakah Althea baik-baik saja, masih belum bisa dihilangkan begitu saja.

   Memdengarkan cerita yang diberikan Abra, membuat Oberon jadi berpikir. Bagaimana perasaan Althea sekarang? Setelah tempat yang diinginkannya pulang malah tak menganggapnya ada. Bagaimana perasaan perempuan itu ketika sesuatu yang diharapkannya justru malah berkebalikan dari harapannya.

   Langkah Melisa terus turun, semakin dekat pada area sofa. "Thea masih belum makan?" tanyanya begitu berada di belakang putranya.

    Oberon berbalik dan menemukan keberadaan Melisa telah siap dalam balutan dress indahnya.

   "Cantik Ma," puji Oberon begitu matanya tak bisa berpaling dari Melisa-Mamanya.

   Melisa tertawa pelan, tawanya yang menguar begitu anggun dan halus melewati telinga. Seolah bisa membuat siapa saja terpana, tidak heran jika mendengar cerita mengenai Melisa yang memiliki julukan pemain yang sesungguhnya.

   "Mama udah mau pergi?" tanya Oberon selanjutnya.

    Melisa menanggapi dengan senyuman. Berjalan semakin mendekat kepada Oberon, tangannya terulur menyentuh rambut si anak bungsu.

   "Jagain Thea ya di rumah, Mama khawatir dengan keadaannya. Sejak tadi dia hanya diam mengurung diri di dalam kamar, " tutur Melisa mengusap lembut rambut halus milik putranya.

   Benar kan. Bukan hanya Oberon saja yang merasakan khawatir berlebihan itu.

   Oberon balas memberi senyum. "Iya Ma."

   "Udah siap Ma?"

   "Minum dulu vitaminnya," ujar Abra rupanya membawakan sendiri vitamin untuk Melisa.

   Oberon hanya diam menyaksikan itu semua, keromantisan Abra yang tidak akan pernah surut untuk Melisa.

   "Kami pergi dulu," ucap Melisa setelah selesai menuruti keinginan Abra.

 SHE IS DIFFERENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang