31

13.3K 1.4K 300
                                    

Typo.
Vote dulu lur, matursuwon.

_______________________

Selamat membaca.

_________________________

Tiga pemuda sedang merenung dengan pikirannya masing-masing. Tidak ada yang memulai pembicaraan sejak tadi.  

"Antares mau pergi, Vin." Celetuk Geska memecah keheningan.

Celvin meremat bantal yang dia peluk. "Pergi kemana?"

"Antares gak bilang dia pergi kemana, yang pasti dia mau pergi dari kita semua."

"Antares mau dibawa pergi sama kakek Aksen, mereka bakal menetap di luar negri dan kemungkinan besar gak akan ke sini," ujar Darga dengan pandangan matanya yang kosong.

Celvin menggigit bibirnya, ternyata ucapan Aksen padanya waktu itu bukan ancaman.

"Kapan?" Tanya Celvin.

"Hari ini, tapi aku gak tau kapan jam keberangkatannya." Ucapan Geska itu mampu membuat Celvin dan Darga membelalak.

"Kita ke rumah dia sekarang!" Langsung saja Darga menarik tangan Geska dan Celvin.  

__

__

Geska melajukan mobilnya dengan cepat menuju Bandara Juanda. Tadi mereka sudah sampai rumah Aksen dan satpam penjaga rumah bilang Aksen dan Antares sudah pergi ke Bandara dari jam 6 pagi.

Di kursi belakang, Celvin tengah meremas kedua tangannya, ia cemas. Berharap pesawat Antares belum take off, ia juga berharap adiknya tidak jadi pergi dan tetap di sini.

Celvin menatap nanar telapak tangannya yang banyak luka, itu karena dirinya yang cemas memikirkan Antares dan berakhir menggigit jemari ataupun mengupas kulit jari hingga luka.

"Maafin aa', jangan pergi...." Suaranya yang begitu lirih tidak terdengar oleh siapapun.

Sedangkan Darga tengah melamun, kepalanya yang berisik terus saja menyalahkan dirinya sendiri.

"Ayo turun!" Suara Geska membuyarkan lamunannya, ternyata mereka sudah sampai. Buru-buru mereka melangkah masuk ke dalam Bandara.

Matanya mengedar mencari atensi Antares dan Aksen, berharap kedua laki-laki itu masih ada di sana. Sialnya mereka tidak tau pesawat apa yang ditumpangi Antares dan Aksen, bahkan tujuannya pun mereka tidak tau.

"Itu Adek!" Celvin menunjuk seorang pemuda yang tengah duduk bersandar dan memejamkan matanya, terlihat tampan.

"Ares!"

Antares terkejut mendapati mereka berada di sini. Kedua alis Antares menukik tajam, seakan tidak suka dengan kehadiran mereka.

Celvin membawa kedua tangan Antares untuk dia genggam.
"Res, jangan pergi....., di sini aja sama aa'."

"Aa' pernah bilang kan, apapun yang terjadi, kamu gak akan ninggalin aa' dan kamu setuju sama itu," ujar Celvin yang sudah berlinang air mata.

Antares menyentak tangan Celvin dan menatap tajam mata sang kakak.
"Itu dulu! Sebelum lo bunuh orangtua gue!"

Antares mengusap wajahnya dengan kasar. "Kalian kenapa, sih? Minta gue gak jadi pergi, sedangkan gue kayak gini juga karena kalian!"

KETOS VS PRESBEM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang